Part 2 - Fear

7.1K 383 9
                                    

-R E V I S I-

Jangan lupa vote and comment yaaa. Makasihh hihi 😘😘😘
Happy Reading😘

-----

Beberapa kali kugelengkan kepalaku sembari memejamkan mata. Aku tidak yakin ini nyata. Bahkan aku berilusi di siang hari seperti ini. Jika boleh jujur, sungguh aku hanya tak ingin terjebak dengan ilusi yang kubuat sendiri. Aku tak mau kejiwaanku terganggu hanya karena rasa rinduku pada Andrew.

"It's me. I'm here." Kurasakan tangan besar menyentuh kulit pipiku, telapak tangannya pun terasa begitu hangat. Aku pun tersenyum padanya. Selain mengakui bahwa diriku benar-benar gila karena ilusi yang kubuat, perasaanku juga terbawa begitu saja bersama dengan situasi ini. Seolah puing-puing moment kebersamaan kami dulu tanpa permisi berkelebat dalam bayanganku yang terasa lama kurindukan. Saat jemarinya membenarkan anak rambutku, ketika aku menyaksikan bibir penuhnya menyunggingkan senyum padaku..., di saat itupula aku menyadari bahwa ini nyata! Sungguh! Saat menatap iris mata hijau itu lagi dan lagi membuat sisi hatiku kembali mulai menghangat.

Aku tak bermimpi. Dan aku pun suka bagian ini. Salah satu paragraf favorit di dalam buku perjalanan hidupku. Bisakah aku tetap bersamanya untuk waktu yang lama? Tak kupungkiri bahwa aku tak mau kehilangan moment seperti ini. Dan tolong Tuhan, buatlah Gregory hilang dari kehidupanku jika memang semudah itu!

Andai ada seseorang yang mengerti, jika mudah menyingkirkan Gregory tanpa resiko yang akan kudapat, maka akan kulakukan. Nyatanya tak semudah aku menginginkannya. Kalian akan segera tahu bagaimana watak Gregory setelah bertemu dengannya, pasti siapapun akan membenci dia setelah itu. Seperti aku yang begitu membenci dirinya. Tunggu saja.

Memandangi iris mata hijau itu, entah mengapa tak pernah ada rasa jenuh. Aku diterpa kerinduan yang dahsyat walau baru seminggu kami berpisah. Dalam kurun waktu itu pun aku mengerti, bahwa aku tak bisa memaksakannya untuk tinggal. Namun juga tak bisa untuk merelakannya.

Beberapa menit berlalu sekarang aku yakin, bahwa kami berdua menjadi pusat perhatian beberapa orang yang berlalu-lalang melewati jalanan ini. Dan aku pun tak peduli.

"Aku tak pernah mengira bahwa mencintaimu akan begini rasanya." Saat kulihat senyum diakhir perkataannya, tanpa permisi setetes cairan bening menerobos keluar melalui kelopak mataku. Jangan bertanya kenapa aku cengeng seperti ini. Harusnya aku tak menangis di depannya. Karena aku tak mau ia tahu kenapa seorang Rabella yang begitu mencintai Andrew, yang sudah berucap sumpah untuk selalu bersamanya, kini ingkar.

Biarkan aku yang menanggung kepahitan ini dengan merelakan cintaku untuk menyelamatkan ayah. Dan untuk menyelamatkanya, aku harus menebus bukti yang dimiliki Gregory dengan menjalin hubungan dengannya. Aku asing dengan pria itu. Tapi, apa yang bisa kulakukan selain berdiam diri tanpa bisa menghardik takdir yang diciptakan Gregory?

Apa yang bisa kulakukan?

Apa kalian bisa memberi solusi untukku?

Aku hanya bisa menangis meraung-raung setiap malam sebelum tidurku, lalu berakhir dengan peluh keringat di saat aku terbangun. Mimpi buruk karena aku diperlakukan tak baik oleh Gregory, meski dia berkata mencintaiku. Hahahaha! Cinta seperti apa yang dia maksud dengan menahanku seolah aku adalah kriminal? Bahkan aku sial dicintai oleh Gregory. Aku lebih mencintai Andrew, pria yang baik juga manis.

Andrew, bisakah kau kabulkan harapanku dengan menjemputku di dermaga kelak? Pastinya, tepat ketika aku bisa menyelesaikan urusanku dengan Gregory, entah kapan waktu itu akan tiba.

Dan entah kenapa, setelah ia tersenyum aku melihat sorot mata yang kini berubah. Ada pancaran terluka di manik matanya. Saat aku menginginkan pergi dari dia seminggu lalu, Andrew tak seterluka ini, aku yakin. Kini saat kami bertemu lagi, mengapa seperti ini? Aku lebih terluka melihatnya begini. Dan sialnya! Bibirku terasa begitu kelu, aku tak mampu mengatakan apapun untuk menepis sorot mata redup itu.

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang