2

2.7K 390 139
                                    

Catatan Penulis: Ini dia belated release untuk Bab 2. Maaf keterlambatannya, ehehe, aku ada acara dadakan Jumat dan kemarin.

Bersamaan dengan itu juga, aku akan segera rilis #FridayQA yang terlambat setelah ini. Sementara itu, ini dia ilustrasi DyanasthasiaRin untuk bab ini:

Oh, iya, sekadar peringatan kecil: bab ini dan bab depan isinya penjelasan, dongeng, maki-makian, dan aku mulai menyenggol hal sensitif di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh, iya, sekadar peringatan kecil: bab ini dan bab depan isinya penjelasan, dongeng, maki-makian, dan aku mulai menyenggol hal sensitif di sini. Kalau ada yang keberatan, aku akan menarik janji kalian di Kata Pengantar setiap buku Ragnarok Cycle yang ada. Tidak pernah terlambat untuk pergi kalau kalian tidak suka.

Selamat membaca.

***

[TIGA HARI SEBELUM KEMATIAN.]



SEJAUH YANG AKU tahu, didatangi seorang jelmaan dewa kuno di salah satu pantai termistis di Yogyakarta setelah musim dingin anomalis yang berlangsung selama kurang lebih dua setengah bulan yang menyebabkan semua orang terisolasi dari satu sama lain dan tiba-tiba diberi tahu bahwa sisa hidupmu bisa dihitung jari-jari dalam satu tangan itu bukan hal yang normal dialami setiap orang. Jadi, aku tidak sepenuhnya mengharapkan kau bisa berempati dengan apa yang kualami.

Itu tetap tidak mengubah fakta bahwa aku tercengang selama setidaknya lima detik penuh.

"M-maaf?" kataku.

Semar tidak segera menjawab. Aku mengalihkan pandanganku ke Putra—anak itu ternyata sama terperangahnya denganku.

Kami benar-benar menghabiskan sekian detik sunyi, tanpa terinterupsi, sibuk tercengang. Putra akhirnya menelan ludah.

"B-bagaimana Anda tahu?" tanyanya serak. Semar mengangkat alis.

"Lho, ya tinggal 'itung. Ndak susah, kok."

Aku memejamkan mata sebentar. Menghitung. Gila. "Anda—Anda menghitung umur saya?"

Semar menggeleng. "Aku ya ndak bisa, Nduk. Aku ngitung tambahan dari Yamadipati tok."

Tambahan dari Yamadipati. Yamadipati ... nama Jawa untuk Yama, Dewa Kematian dan Penguasa Naraka dari kepercayaan Hindu. Penolongku dulu. Setahun lalu. Tambahan dari Yamadipati.... "Tambahan ... nyawa?"

Semar menggeleng. "Ndak ada bahasa Jawanya. Ah, wis, 'gitulah. 'Gimana, Put?"

Putra mengangkat alis, seperti kaget perhatian Semar tiba-tiba ditujukan padanya. "Hah?"

"Solusi? Keahlianmu, lho."

Putra terdiam. Aku tidak bisa menebak ekspresinya—aku tahu dia sangat tidak suka setiap hubungannya dengan kematian, kutukannya, kekuatannya itu, disebut. Namun, Semar juga tidak salah. Ini memang keahlian Putra.

Ragnarökr Cycle: Dark RaidersWhere stories live. Discover now