Bab 8

66.5K 6K 286
                                    

Liu wei menahan napasnya sesaat dengan jantung berdegup cepat. Ia menarik tangannya dari tangan Kaisar, tapi kesulitan. Tatapan tajam dan dingin milik Kaisar membuatnya semakin gemetar.

“Ya-yang Mulia,” bisik Liu wei dengan bibir yang juga gemetar dan suara tercekat.

Kaisar Zhao melangkah semakin mendekat, dengan langkah pelan yang menggema. Pintu di tutup dan hanya ada mereka berdua di dalam ruang pemandian Kaisar. Sebelah tangan Kaisar terulur, meraih rahang Liu wei dan mengusapnya kemudian mendongakkannya. Wajah Liu wei mendongak hingga tatapan mereka bertaut, antara tatapan yang tajam bagai mata elang dengan tatapan Liu wei yang mengerjap pelan.

Bibir Liu wei hendak terbuka dan mengucapkan sesuatu, tapi tak ada sepatah kata pun yang keluar. Kaisar pun mencengkeram rahang Lou wei hingga gadis itu meringis pelan.

“Kau mencariku?” tanya Kaisar Zhao dengan seringai tajamnya.

Liu wei membuka bibirnya, “Tidak.”

Kaisar Zhao menggertakkan giginya dengan rahang mengeras, ia semakin mencengkram rahang Liu wei.
“Tapi kau berada disini,” kata Kaisar lagi.

Liu wei menahan kembali napasnya saat wajah Kaisar Zhao semakin mendekat dan napas hangat Kaisar berhembus di wajahnya. Liu wei menundukkan pandangannya, agar tak menatap wajah Kaisar.

“Maaf, Yang Mulia. Saya harus pergi,” bisik Liu wei.

Kaisar Zhao bergeming, tatapan tajamnya masih menghunus wajah cantik Liu wei. Ia menarik tangan Liu wei dengan kasar, hingga guci di tangannya terjatuh ke lantai dan pecah berkeping. Tubuh Liu wei menubruk tubuh kekar Kaisar Zhao, dan kedua tangannya menahan dada Kaisar.

Degupan di dada Liu wei semakin berdetak keras dan darahnya berdesir halus. Kedua kakinya terasa gemetar menapak lantai. Wajahnya mendongak, balas menatap Kaisar.

“Tidak,” ujar Kaisar Zhao dengan suara rendah dan tajamnya.

Liu wei bungkam, dadanya menempel erat dan menekan dada kokoh Kaisar, membuatnya terasa sesak. Tatapannya berubah sendu dan meredup, ia melemparkan tatapannya ke arah lain.

“Kau mengandung anakku?” bisik Kaisar Zhao tiba-tiba.

Liu wei terkejut, ia mendongakkan wajahnya dan membulatkan matanya. Kepalanya menggeleng dengan wajah yang sendu. Ia melepaskan rengkuhan Kaisar, tapi pinggulnya ditekan erat.

“Maaf, Yang Mulia. Saya tidak mengerti apa maksud anda,” balas Liu wei dengan berani, meski dadanya berdegup ketakutan.

“Jangan menipuku, Weiwei,” desis Kaisar Zhao dengan gigi ditekan.

“Sa-saya...” suara Liu wei tercekat, ia menggeleng kuat dan mencoba untuk tidak terlihat ketakutan. “Saya tidak mengandung,” lanjutnya.

Kaisar Zhao mengetatkan bibirnya dengan tatapan semakin tajam dan kedua tangan mengerat di tubuh Liu wei. Sebelah tangannya mencengkram rahang Liu wei dengan kuat, hingga gadis itu meringis sakit.

“Berbohong maka nyawamu taruhannya,” desis Kaisar lagi.

Liu wei menggeleng kuat, ia mencoba melepaskan tubuhnya kembali dari Kaisar, tapi kesulitan. Air mata lolos dari mata bulatnya yang cemerlang, raut wajahnya penuh luka dan tatapannya sendu.

“Saya tidak berbohong,” katanya tercekat.

“Katakan kau sedang mengandung anakku. Kau tentu masih ingat malam itu kan? Saat kau menjual tubuhmu padaku,” bisik Kaisar lagi.

Air mata Liu wei semakin meleleh di pipinya, ia menggigit bibirnya dengan kuat agar tak keluar isakan. “Saya tidak mengandung,” katanya.

Kaisar Zhao melepaskan rengkuhan tangannya dari tubuh Liu wei, kemudian ia mundur dan melepaskan ikatan pakaiannya. Membukanya dan menjatuhkannya ke lantai, hingga menampilkan tubuh kekarnya dengan kulit yang sedikit kecokelatan dan dada bidang, lengan yang besar dan kencang.

The Lady Of Emperor Zhao✔[TAMAT] (TERSEDIA DI KUBACA DAN GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang