Bab 24

57.3K 5K 376
                                    

"Kau begitu membelanya, apa kau mencintainya?" suara Kaisar Zhao terdengar dalam.

Keheningan melanda, saat Liu wei diam dan memilih menyandarkan kepalanya di bahu Kaisar Zhao. Sedangkan Kaisar Zhao duduk menghadap ke depan, dibalik meja kerjanya. Sambil memeluk bahu Liu wei yang bersandar.

"Pangeran Lian penyelamat saya, rasa bersalah ini seperti perlahan membunuh saya. Bahkan seperti mencekik leher saya, terus menjalar sampai rasanya saya bisa mati. Rasa bersalah, karena perasaan Pangeran dan kebaikannya harus saya hancurkan," ujar Liu wei akhirnya.

Kaisar Zhao mendengus kasar, ia kembali meraih kuasnya dan mencelupkannya ke tinta, kemudian menulis di atas kertas. Wajah seriusnya semakin serius dan dingin.

Liu wei mendongak, dan topeng misterius itulah yang dapat ia lihat. Kemudian menyamankan kembali kepalanya di bahu Kaisar.

"IBU SURI TELAH TIBA MENGHADAP KAISAR." Suara seruan dari luar dari penjaga pintu ruang kerja Kaisar pun terdengar.

Tak berapa lama pintu terbuka dan sosok ibu suri masuk, dengan wajah yang marah dan tangan mengepal. Wanita dewasa itu berjalan dengan langkah kasar dan berdiri di depan meja Kaisar.

Liu wei yang melihatnya pun segera bangun dari rebahannya, juga berdiri memberikan penghormatan untuk ibu suri. Sedangkan Kaisar Zhao seakan tak terusik, tetap fokus dengan pekerjaan tangannya.

"Ada apa?" tanya Kaisar tanpa menoleh sama sekali.

"Kau," Ibu suri mendesis dalam. "Kau mengirimku ke kuil di gunung Bang untuk pemujaan pada Dewa. Selama beberapa hari. Ternyata kau merencanakan untuk mengangkat budak rendahan ini menjadi Permaisuri!" Ibu suri memekik keras dengan emosi. "Kau menjauhkanku dari istana agar aku tak menentangmu kan?"

Kaisar Zhao menghentikan gerakan tangannya. Kaisar tampan itu mendongak, menatap sang ibunda dengan wajah misterius dan bibir tebal yang menyeringai puas.

"Kau tak berhak menentangku," ujar Kaisar dengan suara dalam dan rendah.

Ibu suri semakin marah, "Sekarang kau pilih ibunda atau wanita ini?"

Liu wei terkejut mendengar pertanyaan ibu suri, ia melirik Kaisar Zhao di sampingnya yang masih duduk. Dahinya mengerut dan tatapannya berubah sendu. Ia tahu Kaisar tak akan mungkin mengusir ibu suri, tapi ia juga berharap akan dipilih oleh Kaisar.

Kaisar Zhao bangun perlahan, menyibakkan jubah besarnya. Ia menarik bahu Liu wei mendekat padanya, kemudian merunduk dan mengecup bibir mungil sang Permaisuri. Hal itu membuat ibu suri dan Liu wei terkejut.

"Aku memilih Permaisuriku," jawab Kaisar Zhao dengan suara yang tak terbantah. Kemudian seringai kejam itu terukir lagi di wajah tampannya yang bagai titisan para Dewa.

"Apa maksudmu?" tanya ibu suri dengan wajah terkejut.

"Ibunda harus tahu, Liu wei adalah Permaisuriku. Ratu dari kerajaan Liyingyue, dan tak ada yg berhak menyakitinya, termasuk dirimu." Seringai itu masih terpatri, dan semakin misterius.

Ibu suri mendengus kasar dan berbalik meninggalkan ruang kerja Kaisar Zhao. Keluar begitu saja tanpa kata, dengan amarah yang memupuk dan langkah yang dihentak ketas.

Selepas kepergian Ibu suri, Liu wei mendongak menatap Kaisar. Sebelah tangannya mengusap rahang Kaisar Zhao yang mengeras, hingga gemeletuk giginya terdengar.

"Anda bisa menceritakan segala kegundahan di hati anda," bisik Liu wei saat melihat wajah Kaisar begitu emosi.

Kaisar Zhao menoleh dan menatap wajah cantik Permaisurinya, kemudian tangan besarnya menggenggam tangan Liu wei di rahangnya. Tanpa kata, Kaisar Zhao melepaskan tangan Liu wei dan berjalan meninggalkannya. Keluar dari ruang kerjanya.

The Lady Of Emperor Zhao✔[TAMAT] (TERSEDIA DI KUBACA DAN GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now