Bab 22

53.6K 4.7K 207
                                    

Seketika di halaman luas istna utama menjadi hening, tak ada lagi gemuruh teriakan para prajurit dan penghuni istana.  Sedangkan Kaisar Zhao masih berdiri di ujung tangga bersama Liu wei, menggenggam tangan wanitanya.

Tatapan kaisar Zhao begitu puas dan penuh misteri. Tatapan Liu wei yang sendu dan gelisah. Sedangkan tatapan Pangeran Lian begitu dingin dan tersakiti.

"Saya menentangnya!" ujar Pangeran Lian tiba-tiba.

Helaan napas serempak dengan wajah terkejut semua orang, saat mereka mengangkat kepala sambil menatap tubuh Pangeran Lian yang berbalut baju besi. Ini berbahaya, bagi semua orang ini sangat berbahaya, menentang pernikahan dan pengangkatan Permaisuri Kaisar. Sama halnya dengan menentang Kaisar.

Kaisar Zhao menyeringai dengan tatapan misterius, sebelah tangannya terangkat ke atas dan beberapa gerombolan prajurit istana segera berlarian menghampiri Pangeran Lian. Mereka mengelilingi Pangeran Lian dengan sikap waspada.

"Yang Mulia," bisik Liu wei dengan nada pelan sambil meremas tangan Kaisar yang menggenggamnya. Ia menoleh dan memberikan tatapan memohon. "Jangan sakiti Pangeran Lian," mohonnya.

Kaisar Zhao melenyapkan seringainya, ia mendengus dan menarik tangan Liu wei dengan kasar hingga mendekat padanya. Kemudian mereka memunggungi lapangan dan menghadap pintu istana utama. Segerombolan dayang dan para biksu datang menghampiri. Mendekati Kaisar Zhao dan Liu wei, membawa beberapa peralatan.

Sedangkan di tengah lapangan, Pangeran Lian berdiri dengan hati hancur dan remuk. Bagai kepingan kaca yang pecah berserakan melihat gadis yang dia pertahankan telah menjadi milik Kaisar. Lalu para prajurit pun membawa tubuh Pangeran Lian untuk pergi dari area lapangan. Meaki Langeran Lian memberontak, mereka semua memaksanya. Meski Pangeran Lian seorang Jenderal besar, tapi mereka lebih patuh pada Kaisar.

Saat itulah, upacara pernikahan telah dilaksanakan. Saat Kaisar Zhao dan Liu wei menghadap ke depan, dan seorang biksu membunyikan lonceng di tangannya sambil mengelilingi tubuh mereka. Doa-doa pun terucap dari sang biksu. Sedangkan Liu wei dan Kaisar Zhao masing-masing menangkup kedua tangan mereka di depan dada.

Setelah selesai, seorang dayang datang membawa sebuah nampan berisi dua cawan dari emas, juga sebuah pisau yang berkilat. Kaisar Zhao meraih pisaunya dan mereka saling berhadapan, kemudian menggores ibu jarinya. Matanya menatap tajam wajah cantik Liu wei yang sedang menunduk dengan tatapan setengah kosong. Kaisar pun mengulurkan yangannya, meletakkan ibu jarinya yang mengelurkan darah di bibir Liu wei hingga darah itu menempel di bibir merahnya.

Dengan gerakan yang pelan Liu wei pun melakukan hal yang sama, menggores ibu jarinya hingga mengeluarkan datah, kemudian mengulurkan tangannya. Menempelkan ibu jarinya di bibir tebal Kaisar Zhao yang terasa dingin. Saat Liu wei hendal menarik tangannya, Kaisar Zhao justru menahan tangannya dan mengecupnya, membuat Liu wei terkejut.

Sikap tak terduga Kaisar selalu berhasil membuat Liu wei terkejut. Di satu sisi ia begitu sedih, di satu sisi lainnya ia bahagia. Menikah dan berdampingan dengan pria yang telah menawan hatinya, namun di sisi sedihnya pria itu tak memiliki perasaan padanya. Hanya menjadikannya sebagai wanita yang akan melayaninya dan memberikannya seorang Pangeran. Begitulah yang ada dalam pikiran Liu wei.

"Mulai saat ini, kau adalah istriku," ujar Kaisar Zhao.

Liu wei menggigit bibirnya dengan mata bulat yang menatap mata tajam Kaisar, meski hanya bisa menatap sebelah mata.

"Dan mulai saat ini juga, anda adalah Kaisar sekaligus suami saya," balas Liu wei. "Raga dan jiwa saya adalah milik Anda, Andalah yang berhak mengatur saya," lanjutnya. Suaranya begitu parau dan tercekat.

Kaisar Zhao masih menatap Liu wei dengan begitu dalam. Ia menarik bahu Liu wei hingga wanita yang telah resmi menjadi Permaisuri itu terjatuh dalam pelukannya. Air mata lolos dan menuruni pipi putihnya, dengan cepat Liu wei pun mengusapnya.

The Lady Of Emperor Zhao✔[TAMAT] (TERSEDIA DI KUBACA DAN GOOGLE PLAY)Where stories live. Discover now