BAB 03

60.5K 1.8K 62
                                    

Malamnya, Alexandra tidak lekas tidur. Bukan dia tidak berhasil memejamkan mata, hanya saja Alexandra ingin menikmati waktu sesaat dalam kesendirian yang menenangkan. Yah, sendirian, karena selepas mengantarnya pulang ke apartemen, Barsena langsung pergi dengan alasan ada hal yang perlu diperbincangkan lagi dengan keluarganya berkaitan pekerjaan. Entah lelaki itu jujur atau tidak, atau malah sekarang dia sedang bersenang-senang dengan wanita jalang, Alexandra tidak peduli. Yang jelas, malam ini dia ingin berada di apartemennya sendirian. Tanpa harus melihat wajah si brengsek itu.

Alexandra berdiam di atas sofa putih nan empuk dengan menghadap televisi LED yang sedang menayangkan salah satu film di chanel televisi luar. Semangkuk berondong jagung rasa caramel yang dia buat sendiri di dapur menemaninya bersama segelas jus jambu segar. Ditambah wangi pengharum ruangan yang sengaja Alexandra semprotkan beberapa menit lalu, suasana penuh kenyamanan sudah mutlak dimiliki olehnya.

Disela acara yang sedang ditontonnya, mendadak ingatan Alexandra kembali pada dua jam lalu. Saat dia masih berada di acara makan malam keluarga dan dilanda kebosanan, lantas mengambil ponsel untuk membuka aplikasi instagram. Alexandra ingat akan nama akun yang mengiriminya pesan pribadi. Tadi, dia belum sempat mencari tahu isi instagram orang tersebut, dan sekaranglah saat yang tepat. Alexandra meraih ponselnya, menaikkan kedua kakinya untuk bersila di atas sofa lalu dengan lancar dia membuka aplikasi penampil foto yang namanya sudah tersohor sampai ke seluruh penjuru dunia.

Sekali lagi, Alexandra membuka pesan dari orang yang tidak dikenalnya itu.

ibrasatria :
Hi alexandra
Boleh bertanya sesuatu?

Ada niatan di benak Alexandra untuk membalas pesan itu. Padahal biasanya, Alexandra akan mengabaikan pesan-pesan semacam ini, tapi kali ini, entah darimana datangnya rasa penasaran itu terasa menggelitik. Namun sebelum dia melaksanakan niatnya tersebut, Alexandra terlebih dulu membuka profil akun tersebut yang ternyata tidak disetel dalam mode private. Tidak banyak foto yang dipamerkan si pemilik akun bernama ibrasatria, hanya ada tiga puluh foto dan rata-rata merupakan foto sebuah benda yang diambil dengan cara profesional sehingga menciptakan hasil yang pantas disebut aesthetic picture. Semacam foto-foto yang sering terpampang di aplikasi tumblr atau pinterest. Dan setelah dilihat-lihat, kebanyakan gambar benda yang terpampang adalah gambar alat musik. Ada sebuah gitar yang sengaja diletakkan di atas kursi kayu. Sederhana kelihatannya, tapi sungguh bercita rasa seni yang tinggi. Lalu, ada pula gambar piano di sebuah ruangan gelap, dengan pencahayaan yang hanya menyorot pada benda itu. Ide-ide yang dituangkan dalam setiap pengambilan gambar bukan lagi dikatakan biasa saja. Semua gambar itu terlihat menarik.

Hingga akhirnya mata Alexandra menangkap satu foto dimana ada seorang lelaki tengah berdiri di bawah tiang lampu jalan. Lelaki dengan jaket tebal berwarna coklat serupa kulit rusa. Lelaki itu nampak tersenyum. Dua tangannya tersimpan di saku dan jika dilihat lebih teliti, ada dua lesung pipi yang tercipta menghiasi wajahnya.

Manis.

Alexandra menarik senyum samar-samar. Hanya ada satu foto lelaki di instagram itu dan foto itu sama dengan yang digunakan di profil, otomatis, seperti itulah sosok lelaki bernama Ibra Satria itu.

Alexandra kembali ke kolom percakapan. Dia sengaja menggigit bibir bawahnya sembari berpikir apakah tidak apa-apa dia menanggapi pesan orang tersebut. Hampir satu menit bergelut dengan pikirannya sendiri ditemani suara percakapan beberapa orang di dalam televisi, jemari Alexandra bergerak secara pelan-pelan.

alexandraaw :
Hi, mau bertanya apa?

Pesan terkirim, dan tidak perlu menunggu sampai satu menit—bahkan Alexandra belum jadi mengambil gelas minumannya—pesan tersebut sudah mendapatkan balasan.

Secret Pleasure ✔Where stories live. Discover now