0.5 || Tingkah

114K 7.7K 631
                                    

Alfa mengerjapkan matanya ketika ada sebuah lap hangat yang menyentuh dahinya. Melihat Aletha berada tepat di depannya, membuat Alfa menjauhkan tubuhnya dari hadapan Aletha.

"Ih sini dulu, belum selesai!" kata Aletha.

"Pulang." jawab Alfa dengan ketus sambil mengambil lap yang berada di dahinya dan menaruhnya di dalam baskom.

Aletha yang sedari tadi masih sibuk dengan lap yang ingin ia peras langsung menoleh dan berkata, "Ha?! Lo nyuruh gue pulang? Hello! Ini rumah gue!"

"Bukan." jawab Alfa lagi, membuat Aletha mengangkat satu alisnya.

"Gue pulang." Alfa baru saja hendak melangkah tetapi tangannya ditahan oleh Aletha.

"Jangan! diluar masih hujan, nanti kalo lo sakit, gue juga yang-"

"Gausah peduli." jawab Alfa sambil melepaskan tangannya yang ditahan oleh Aletha. Lalu Alfa berjalan ke arah pintu keluar, disaat Alfa sudah memegang knop pintu. Aletha berkata,

"Gue bukannya peduli sama lo, tapi gue hanya bersikap yang seharusnya sama temen gue yang lagi sakit." jawab Aletha.

Alfa memutar badannya lalu ia berkata dengan ketus, "Gak, cuma Bastian!"

"Dan mulai sekarang temen lo nambah lagi satu, yaitu gue." sahut Aletha pelan.

"Gabakal bisa!" jawab Alfa penuh penekanan. Lalu setelah itu Alfa melangkah keluar dari rumah Aletha.

"Kok dia jahat ya? Gue udah baik malah diginiin, sakit juga ya." gumam Aletha pelan.

------- Impressed -------

"Tha, lo kenapa?" tanya Atha ketika melihat Aletha dengan wajah yang memerah.

"DIA EMANG BENER-BENER SETANN!!" teriak Aletha membuat Atha menutup kedua telinganya.

"Pelanan dikit kalo ngomong, telinga gue bisa sakit dengernya!" kata Atha.

"Itu bang, si Alfa, Aletha udah baik sama dia, tapi dianya malah jahat sama Aletha." jawab Aletha.

"Oh gitu." sahut Atha tidak peduli.

"Ih! Kok jawabannya kayak gitu sih!"

"Terus gue harus jawab apa? Gue harus jawab begini?"

"Ih masa iya? Oh My God, Oh My God." Aletha mendengus mendengarnya, "Bukan gitu maksudnya Abang! Ya kasi saran kek, atau buat adiknya seneng dikit, ini malah tambah dibikin bete."

Atha mengacak rambut Aletha dengan gemas lalu ia berkata, "Yaudah yuk kita cari green tea."

Aletha berseru, "AYOO!"

Atha menghela nafas nya, "Giliran beginian aja langsung semangat."

"Iyalah, harus! Tunggu bentar! Aletha ganti baju dulu."

------- Impressed -------

"Udah ya, segini aja belanja nya." Kata Atha yang sudah lelah berkeliling minimarket di dekat perumahan mereka.

"Bentaran dulu Abang! Aletha masih mau nyari cemilan." jawab Aletha yang masih sibuk mengambil cemilan.

Tadi kan niatnya cuma nyari satu barang doang, ini kenapa malah kayak ngeborong? Harusnya tadi gue enggak bilang kayak gitu ya. batin Atha.

"Udah! Ayo dibayar!" ujar Aletha sambil menyerahkan keranjang yang sudah penuh dengan beraneka macam cemilan ke arah Atha.

"Iye, sengsara juga ya hidup gue kalau harus belanja bareng lo." kata Atha sambil menghela nafasnya.

"Sekali-kali bikin Aletha seneng gapapa kali." sahut Aletha dengan menampilkan deretan giginya yang putih.

Ketika Atha sedang membayar, Aletha menunggunya di luar minimarket.

Dan disaat Aletha tengah duduk di kursi luar minimarket. Ia melihat sosok Alfa yang mungkin juga ingin berbelanja di minimarket itu. Alfa berjalan semakin mendekat ke arah pintu masuk, Aletha pikir, dia ingin berbelanja di minimarket itu, tetapi dugaannya salah. Alfa menghampirinya yang tengah duduk.

"Ikut gue." Alfa menarik tangan Aletha untuk mengikutinya. Ternyata Alfa membawa Aletha ke sebuah danau di dekat minimarket.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Aletha heran.

"Teriak." jawab Alfa yang masih menatap danau yang tenang di depannya.

Aletha mengernyitkan dahi, "Maksudnya?"

"Lo teriak." Alfa menjawab dan Aletha mengangguk.

"ALFA SETAN, ALFA IBLIS, ALFA MANUSIA JELMAAN!!" teriak Aletha dengan sangat kencang.

"Udah?" tanya Alfa dengan dingin.

"Udah, setidaknya gue ngerasa kalo lo emang beneran jahat, nyeret gue seenaknya aja!" jawab Aletha dengan membuang muka nya ke arah lain.

"Sekarang pulang." pinta Alfa lalu berjalan meninggalkan Aletha sendirian.

"Lah? Tadi kan dia yang ngajak gue kesini, terus kenapa dia yang ninggalin gue?" tanya Aletha yang kebingungan.

"Kenapa ada ya spesies kayak dia, udah dingin, gajelas, datar lagi! Sabarkan lah Aletha mu ini ya tuhan!" ujar Aletha. Sesaat kemudian,

"Eh?" Aletha menoleh ketika ada sebuah tangan yang menyentuh pundaknya.

"Pake." Alfa menyerahkan jaketnya, karena hari yang sudah mulai gelap.

Aletha mengerutkan dahinya, "Kenapa mesti dipake? Kan gue mau pulang."

"Ikut gue."

Aletha menepuk jidatnya, "Astaga, udah dua kali Fa, dua kali, ga bosen lo bilang itu aja?"

"Enggak dan jangan berisik." Meskipun itu adalah kalimat panjang yang di dengar oleh Aletha, tetapi tetap saja jika sudah keluar dari mulut Alfa, akan tetap sama.

------- Impressed -------

"Pasar malem?" Mata Aletha berbinar-binar ketika melihat tempat favoritnya sejak kecil.

"Iya."

"YEY! Ayo kita naik bianglala." ujar Aletha dengan menarik tangan Alfa.

"Alfa bintangnya bagus banget ya." Kata Aletha dengan takjub.

"Ya." jawab Alfa dingin.

Aletha yang sangat penasaran memberanikan diri untuk bertanya, "Sebenernya apa yang buat sikap lo berubah-ubah gini? Kadang dingin, cuek, datar, tapi kadang lo juga bisa perhatian."

"Gaperlu tau." sahut Alfa dengan ketus.

"Kenapa?" tanya Aletha pelan.

"Lo bukan siapa-siapa gue."

****

a.n

Hai hai, bertemu lagi dengan Kei. Update nya kali ini enggak terlalu malem dan mau kasih tau sedikit kalau besok terakhir update dulu ya, besok dikasi bonus 2 part. Karena Kei mau pts (penilaian tengah semester). Bakal update lagi hari Kamis depan, jangan kangen ya.

Salam sayang, Kei.

Impressed [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang