1.8 || Bastian

96.7K 6.3K 179
                                    

Aletha sampai di sekolahnya tepat beberapa menit sebelum bel berbunyi. Mereka berdua lalu berjalan menuju kelasnya. Dan seperti biasa, mereka menjadi pusat perhatian semua murid yang berada di koridor. Bagaimana tidak? Alfa yang terkenal datar dan dingin kini sedang berjalan berdampingan dengan seorang gadis cantik.

By The Way Busway. Ini adalah minggu ke-3 Aletha bersekolah di IPHS dan ia langsung mendapat julukan 'Ratu Pemberani' aneh bukan? Hanya karena ia sering berdua dengan Alfa, semua murid memanggilnya dengan sebutan itu. Mereka mengira Aletha berani dengan Alfa? Oh tidak, tatapannya yang tajam terkadang sangat menakutkan bagi Aletha.

Aletha bersenandung ria selama berjalan menuju kelasnya. Itu membuat Alfa menatapnya tajam.

"Berisik."

"Suka-suka Aletha dong," sahut Aletha.

"Serah." Lalu Alfa berjalan mendahului Aletha. Dan Aletha tanpa sengaja menabrak bahu seseorang membuatnya terjatuh.

"Aww..." ringis Aletha.

"Eh sorry, gue ga sengaja," ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Aletha berdiri.

"Uhm, gapapa," jawab Aletha sembari menerima uluran tangan pria itu lalu gadis itu tersenyum manis.

"Gue Bastian," kata Bastian sembari melepas tangannya dari Aletha.

Aletha membulatkan mata. "Bastian? Temen Alfa?"

Bastian terkekeh kecil melihat reaksi gadis di depannya ini. "Ralat, bukan temen. Tapi sahabat."

"Goshh, kita perlu ngobrol banyak tentang Alfa. Harus! Wajib!" celoteh Aletha membuat Bastian makin terkekeh.

Lucu juga. Pikir Bastian.

"Boleh, nanti istirahat di taman belakang sekolah aja," kata Bastian lalu Aletha mengangguk.

"Oke, sampai ketemu istirahat. Dadahhh...." Seru Aletha sembari melambaikan tangannya lalu berjalan meninggalkan Bastian.

Bastian terkekeh lagi melihat tingkah Aletha yang menurutnya seperti 'bocah' lalu ia memutar tubuhnya dan langsung mendapati pria bermata hijau sedang menatapnya intens. Sementara Bastian hanya mengeluarkan senyumannya lalu menepuk bahu Alfa pelan.

"Dia lucu, jangan disia-siain yang kayak dia." Lalu setelah itu Bastian berjalan meninggalkan Alfa.

Alfa hanya menatapnya datar lalu Alfa pun berjalan meninggalkan koridor yang mulai sepi itu.

Sampai di kelas, Aletha langsung melambaikan tangannya kepada Vania. Dan ia berlari kecil mendekati sahabat barunya itu. "Kangenn nih gue," ucap Aletha dan Vania langsung menatap Aletha dengan tatapan jijiknya.

"Kok jijik sih gue dengernya?" tanya Vania kepada Aletha yang masih setia memeluknya.

"Biarin kalau lo jijik, yang penting gue kangen," sahut Aletha sembari ia melepaskan pelukannya.

"Kenapa nih? Ada gosip terbaru apa tentang Alfa?" tanya Vania yang membuat Aletha menyipitkan matanya.

"Gaada sih, ya masih sama kayak awal ketemu. Datar, dingin, cuek, dan matanya tajem. Ya pokoknya masih sama lah," jawab Aletha sembari berjalan menuju mejanya diikuti Vania di belakangnya.

"Tapi sedikit berubah kan? Lebih hangat dikit mungkin," tebak Vania.

"Ya mungkin yang lo bilang ada benernya dikit. Tapi salahnya tetep banyak," kata Aletha sembari mengeluarkan buku sejarahnya untuk jam pelajaran pertama.

"Yaudah deh, terus berusaha biar es yang ada di diri dia perlahan mencair," ujar Vania sebelum ia kembali ke mejanya karena Alfa yang sudah ingin duduk di tempatnya.

Aletha bergumam pelan. "Haruskah kalau Aletha yang jadi penghangat buat dia?

-------- Impressed --------

Kringg...kringg...kringg

Aletha langsung berlari kecil keluar kelas ketika bel istirahat sudah berbunyi nyaring. Ia langsung berlari menuju taman belakang sekolah untuk bertemu dengan Bastian. Kalian tidak usah berpikir kalau Aletha menyukainya.

"Kok udah ada disini aja sih?" tanya Aleha sembari duduk di sebelah Bastian yang asik memainkan game di ponselnya.

"Iya, gue free class hari ini, jadi gue disini aja diem selagi nunggu lo," jawab Bastian lalu ia menyelipkan ponselnya di saku celananya.

"Jadi mau ngomongin apa?" tanya Bastian to the point.

"Lo sejak kapan sahabatan sama Alfa?" tanya Aletha sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling taman.

"Dari kecil dan lo harus tau banget  kalau dulu dia itu playboy tingkat akut," jelas Bastian membuat Aletha menoleh sembari tertawa kecil.

Bastian mengernyitkan dahinya. "Kok ketawa?"

"Lucu aja, orang dingin kayak dia bisa jadi playboy pasti pacar-pacar dia itu di cuekin terus ya?" tebak Aletha.

"Salah, lo salah besar kalau nganggep kayak gitu," sahut  Bastian. Aletha tidak menjawab perkataan Bastian, ia memberi kesempatan untuk Bastian menceritakan semuanya.

"Dulu dia itu yang paling nakal di SMP, sampe guru BK bosen ngeliat dia di hukum terus. Dia dulu orangnya bener-bener gampang ketawa, gue gak ngelucu aja dia bisa ketawa tanpa sebab. Dia itu perhatian sama pacar dia dulu, walaupun playboy, dia punya prinsip kalau cewek harus disayang dan dihormati," jelas Bastian membuat Aletha lebih mendengarkan ceritanya dengan baik.

"Dia punya prinsip kayak gitu? Tapi kenapa dia jadi playboy?" tanya Aletha.

"Sebenernya itu cuma julukan orang-orang aja, yang nembak Alfa itu ya para kaum wanita dan karena Alfa punya prinsip kayak gitu, cewe yang nembak dia langsung diterima."

"Dan asal lo tau, yang mutusin dia itu juga yang cewe. Bukan Alfa yang mutusin."

"Tapi ya gitu, dia gampang banget lupa sama orang, jadi setelah putus pasti dapet pacar lagi. Dari situ dia dibilang playboy, padahal bukan itu faktanya."

"Hebat ya, terus sejak kapan dia berubah jadi dingin gini?" tanya Aletha.

"Kelas sepuluh semuanya berubah, dia pendiem, bahkan sama gue. Jarang banget ketawa, padahal gue sering ngelucu," jawab Bastian.

"Dia ga cerita apapun?" tanya Aletha pelan takut salah bicara.

Bastian menghembuskan nafasnya pelan. "Enggak, sama sekali enggak. Gue udah sering nanya, tapi jawaban dia tetep sama. Bingung gue."

Aletha terkekeh. "Kenapa masih mau jadi sahabat dia kalau gitu?"

"Ya walaupun dia emang dingin, kadang rese. Tapi dia tetep Alfa yang dulu buat gue. Gue udah betah sahabatan sama dia, walaupun sifat dia kayak gitu, dia tetep Alfa," sahut Bastian.

Aletha tersenyum lagi. "Nice friendship."

Bastian mengangguk lalu ia mengucapkan kalimat yang mampu membuat Aletha bergeming. "Gue percaya kalau lo bisa nyaririn es yang ada di dalam diri dia dan buat dia jadi Alfa kayak dulu lagi."

****

a.n

Hai hai, selamat hari minggu. Udah part 18, gimana tentang part ini? Tulis komentar kalian ya atau kasih saran dan kritik.

Jangan lupa di vote, jangan jadi pembaca gelap. Huhuu.

"Cewe itu ga pantes dikasarin, mereka pantesnya di sayang dan di perhatiin" -Alfa

Salam sayang, Kei.

Impressed [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora