1.3 || Bohong dan Jatuh

100K 6.4K 360
                                    

"Kok lo jemput gue sih?" tanya Aletha kesal ketika mereka sudah berada di cafe.

"Suka-suka," jawab Alfa datar.

"Ih, awas aja ya kalo gue abis ini diledekin sama bang Atha. Lo yang tanggung jawab!" kata Aletha sambil menujuk Alfa.

"Gak."

"Harus pokoknya!"

"Gapenting."

"Ih!"

"Urusan lo."

"Kok bisa sih lo ngejawab, ck.."

"Dibisain."

"Oke fine! Gue nyerah ngomong sama lo," jawab Aletha sambil mengangkat tangannya ke udara dan menyandarkan kepalanya di atas kedua tangannya yang dilipat, membuat Alfa tersenyum tipis, sangat tipis. Bahkan mungkin hanya yang memperhatikannya dari dekat yang bisa melihat senyuman itu.

Aletha kembali duduk tegak dan tatapannya bertemu dengan Alfa. Alfa masih sama, datar dan dingin ketika bersamanya.

Kenapa gue baru nyadar kalau mata dia sebagus itu? batin Aletha.

Lalu Aletha berusaha mengerjapkan matanya untuk memutuskan kontak mata mereka. Tidak dengan Alfa, ia masih setia menatap Aletha dengan tatapan datarnya.

"Terus sampai sini kita cuma duduk dan liat-liatan gini?" ucap Aletha berusaha untuk memecahkan keheningan.

"Gak." Lalu Alfa mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.

"Iya, mau pesan apa?" tanya pelayan itu sambil menyerahkan daftar menu.

Alfa membolak-balik daftar menu itu dan langsung menunjuk beberapa makanan untuk dicatat.

"Baik, ada lagi?" Tanya pelayan dan Alfa menggeleng.

"Jadi gitu cara lo mesen makanan?" tanya Aletha.

"Ya."

"Ga sopan! Lo itu seharusnya sedikit sopan sama orang lain, walaupun lo ga kenal dia, tapi setidaknya lo bicara apa yang lo mau, bukannya malah nunjuk aja!" kata Aletha sedikit emosi. Alfa masih diam.

"Oke, kalau sama gue lo bolehlah datar gini, dingin gini. Tapi sama orang lain jangan, terutama sama Ayah dan Bunda lo," ucap Aletha, mendengar kata terakhir  yang diucapkan Aletha membuat rahangnya mengeras. Aura kemarahan seolah terpancar.

"Jangan sebut Ayah!" kata Alfa penuh penekanan tanpa mengubah ekspresi wajahnya.

"Kenapa sih?" tanya Aletha.

"Gaperlu tau dan jangan berisik," sahut Alfa masih datar.

"Kenapa gue gaboleh tau?" tanya Aletha.

"Lo berisik."  Aletha mengernyitkan dahinya.

"Kok berisik?" tanya Aletha tidak suka.

"Ya."

"Ya apaan?" tanya Aletha dengan sedikit emosi.

"Gatau."

"Kok gajelas sih lo!" bentak Aletha yang mulai kesal karena ucapan Alfa.

"Biarin."

"Apaan sih, semakin hari lo semakin aneh!"

"Suka-suka." Aletha mendelik dengan tatapan, 'Sekali lagi lo ngomong gitu, gue ceburin ke empang' ketika Alfa berbicara seperti itu.

Lalu pesanan mereka berdua pun datang.

"Selamat makan dan silahkan dinikmati," ucap pelayan.

Melihat Alfa tak berkutik membuat Aletha mengeluarkan suara. "Terimakasih." Ucapnya yang dibalas senyuman oleh pelayan itu.

Impressed [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang