3.5 || Pertanyaan

90.4K 5.5K 192
                                    

"Dia pacar gue."

Tangis Aletha mendadak terhenti sementara Erik sudah menatap Alfa dengan tatapan seakan ingin membunuh.

Perkataan Alfa mampu membuat Aletha melepas pelukannya lalu menatapnya dengan tatapan bingung.

"Dia pacar gue," ulang Alfa sekali lagi membuat Erik mengepalkan tangannya di bawah sana.

"Gue gak percaya! Dia gak segampang itu lupa sama orang! Apalagi gue! Karena gue adalah orang pertama yang dia cinta!" bentak Erik keras membuat Aletha menutup telinganya tanda ketakutan, sementara Alfa dengan sigap mengusap puncak kepalanya pelan untuk menenangkannya.

"Justru karena lo adalah orang pertama yang buat dia sakit hati, jadi lo pantes buat dilupain. Buat apa Aletha terus inget sama orang kayak lo? Gak ada faedahnya!" ucap Alfa yang di setiap nadanya penuh penekanan.

Sementara Aletha terlihat ketakutan dengan perdebatan keduanya.

"Lo bilang gak ada faedahnya? Terus sama lo apa? Lo sama gue itu pastinya sama!"

"Stop!" kata Aletha sedikit berteriak ketika melihat jarak antara kedua lelaki itu sangat dekat membuatnya takut terjadi apa-apa.

"Udah Fa, gausah diterusin," kata Aletha sembari mendorong Alfa yang sedang berusaha mengatur napasnya untuk mundur, sementara Erik sangat terlihat tidak suka ketika Aletha lebih mendahulukan Alfa dibandingkan dirinya.

Giliran Aletha berjalan mendekati Erik. "Kak, Aletha udah lupa sama kejadian itu. Jadi kakak gausah kembali lagi, biarin itu hanya jadi kenangan."

Erik menatapnya dengan tatapan tidak tega. Ia sangat merasa bersalah dengan perbuatannya dua tahun lalu. "Maaf Tha."

Aletha mengusap pipi Erik pelan membuat seseorang di belakangnya itu berusaha menahan rasa  tidak suka dalam tubuhnya. "Aletha udah maafin kakak, jadi biarin Aletha hidup tanpa kakak, sama seperti disaat kakak mutusin buat pergi."

Mata Erik masih menyiratkan penyesalan yang sangat terdalam, sementara Aletha masih berusaha tersenyum ketika melihat ada sebutir cairan keluar dari kedua bola mata Erik.

Kalian tau kan? Kalau seorang lelaki menangis hanya karena wanita, berarti ia memang sangat mencintai wanita itu.

Tapi semua terlalu terlambat bagi Aletha, kenapa baru sekarang Erik mencintainya? Kemana saja ia selama dua tahun yang lalu ketika Aletha  masih menganggapnya ada? 

Sekarang bagi Aletha, Erik hanya sebatas masa lalu yang tidak perlu diingat lagi. Bukannya ia ingin melupakan, tidak. Ia hanya tidak mau kalau rasa yang ada dalam dirinya untuk Erik semakin bertambah.

Aletha mengusap cairan yang ada di mata Erik. "Jangan nangis kak, enggak ada gunanya kakak nangis sekarang. Penyesalan itu selalu datang terlambat."

Kata-kata Aletha berhasil menusuk Erik, sejahat itukah Erik dulu?

"Maafin kakak," kata Erik sekali lagi sementara Aletha tersenyum lalu berjalan mundur dan langsung berbalik lalu berjalan mengikuti langkah Alfa dengan tangan Alfa yang menggenggam erat tangannya seakan tidak mau kehilangan.

------- Impressed -------

"Tha?" panggil Alfa ketika mereka berdua sedang duduk di bangku taman yang tidak jauh dari tempat makan yang tadi mereka kunjungi.

"Hm," begitulah sahutan Aletha.

"Jangan sedih lagi, ada gue," kata Alfa lalu Aletha menoleh dan tersenyum manis, walaupun matanya terlihat bengkak karena sedari tadi, ia tidak berhenti menangis.

Impressed [Completed]Where stories live. Discover now