2.7 || Bi Rum

86.5K 5.5K 40
                                    

Bisikan itu seakan di dengar oleh Alfa. Perlahan, matanya itu mengeluarkan sebuah cairan bening. Aletha yang melihatnya hanya bisa tersenyum simpul. Mungkin itu cara Alfa membalas bisikannya.

Aletha bangkit dan langsung menggendong Prita untuk di bawa kembali ke rumahnya. Dan ia bertekad untuk memberi tau anggota keluarga Alfa yang lainnya kalau Alfa sedang berada di rumah sakit. Bagaimana pun caranya, Aletha akan tetap berusaha mencari tau keberadaan keluarga Alfa yang lainnya.

"Enghh..." Prita menggeliat di dalam gendongan Aletha membuat Aletha menurunkannya.

"Kenapa sayang?" tanya Aletha sembari mengusap pipi Prita.

"Kita dimana? Kita mau pulang? Jangan pulang dulu kak, Ita masih pingin liat abang, Ita masih mau temenin abang di sini sampai abang bangun. Ita gamau pulang, kak," mohon Prita namum Aletha hanya sanggup menghela napasnya.

"Prita, dengerin kakak ya. Kalau nanti kamu di sini, bibi sama siapa di rumah? Kalau kamu di sini, kamu juga bisa ikutan sakit, kalau kamu sakit, yang jagain abang siapa? Abang juga pasti minta kamu pulang kalau dia ada di sini sekarang."

Tapi sayangnya kombi masih mimpi indah.

"Tapi Prita mau tidur sama abang, Prita mau di dongengin sama abang," kata Prita membuat Aletha tidak tega. Tidak ada cara lain, sepertinya ia yang harus menemani Prita untuk hari ini.

"Prita ditemenin sama Kak Aletha dulu gapapa ya? Nanti Kak Aletha ngelakuin hal yang sama kayak yang biasa abang lakuin ke Prita," ucap Aletha membuat seulas senyum tercetak di bibir Prita lalu Prita mengangguk setuju.

Sekarang masih pukul 5 sore, itu artinya masih ada sekitar 5 jam untuk membuat Prita tertidur pulas dan apa yang harus ia katakana kepada mama dan papa nya? Ah, biarkan Atha yang mengurusnya, Aletha tinggal terima beres saja.

Seperti biasa, Aletha langsung memesan Go-car untuk mengantarnya ke rumah Alfa. Baru saja Go-car itu datang, sebuah suara memanggil namanya membuat Aletha menoleh dan mendapati wajah Bastian yang di penuhi oleh keringat. Dan Bastian berlari ke arahnya.

"Hei, gimana kondisi dia? Ada perubahan atau enggak?"

"Hei, emm ada, tapi ada air mata yang keluar dari mata dia. I don't know, itu bekas air mata gue atau emang itu keluar dari mata dia sendiri," jawab Aletha sembari mengusap puncak kepala Prita yang menggenggam erat tangannya, mungkin ia takut dengan Bastian?

Ah, itu tidak usah di bahas, kita kembali ke topik awal.

"Dia keluarin air mata? Ada kemajuan, Tha." Aletha hanya mengangguk, lalu tatapan Bastian mengarah ke tangannya dan pandangannya terjatuh pada Prita. Prita yang tidak bisa melihat, tapi ia bisa merasakan ada orang yang sedang menatapnya langsung saja menyembunyikan diri di belakang Aletha.

"Siapa Tha?" tanya Bastian kebingungan ketika melihat Prita di samping Aletha.

Aletha bingung, tentunya bingung. Karena Bastian tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Alfa, lalu bagaimana ia bisa menjelaskan kalau yang ada di sampingnya ini adalah adik dari sahabatnya itu. Eh tapi tunggu, mereka kan bersahabat dari kecil, apa Bastian tau kalau Alfa punya adik perempuan?

"Ah, ini adi—"

Drtt.....drtt...

Aletha langsung merogoh sakunya ketika mendengar ponselnya bergetar, lalu ia mengangkatnya. Ternyata Go-Car yang ia pesan sudah menunggu terlalu lama.

"Emm Bas, Go-car pesenan gue nunggu dari tadi, gue duluan ya. Maaf gue ga bisa lama-lama di sini, lo jagain Alfa ya." Belum saja Bastian menjawab, Aletha dengan langkah manisnya berjalan melewati Bastian dan keluar dari lobby rumah sakit.

Impressed [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora