0.6 || Kesal dan Pingsan

115K 7.3K 228
                                    

Huaa....Blue, lama ya Aletha ga nulis lagi wkwk. Iya nih abisnya Aletha lagi sekolah terus. Aletha mau cerita dikit.

Ya, Aletha emang bukan siapa-siapa dia, tapi apa salahnya kalo Aletha tau sedikit tentang dia, bukan masalah besar kan?

Mungkin Aletha rasa itu bukan masalah besar, dia aja yang memperbesar masalahnya. Dia itu aneh, dia itu nyebelin, dia itu rese, dia itu dingin, dia itu cuek. Tapi yang paling aneh itu adalah dia bisa perhatian ke Aletha. Ya walaupun cuma sekali doang, dan Aletha yakin itu gabakal terjadi lagi.

Kenapa ya Aletha bisa kenal sama orang kayak dia? Diantara banyak nya makhluk di muka bumi ini, kenapa harus cowok dingin kayak dia yang Aletha temuin?

Segitu aja yang mau Aletha curhatin hari ini, Blue. Besok-besok Aletha nulis lagi. Dadah Blue...Aletha sayang Blue...

Jakarta, 12 Juli 2017
Tertanda, Aletha Kyla Belvina.

Aletha menutup buku diary nya itu. Namanya blue, agak aneh sih, tapi kalau ditanya sama Atha kenapa namanya blue, pasti Aletha menjawab, "Karena dia biru, kalau putih namanya white."

Aletha masih terus memikirkan perkataan Alfa tadi sore. Entah mengapa, Aletha memikirkannya, padahal kenyataannya memang benar, jika ia bukan orang penting di dalam hidup Alfa.

"Kenapa gue harus mikirin Alfa? Toh dia juga bukan siapa-siapa gue, dia hanya orang baru yang gue kenal." pikir Aletha.

"Mending telfon Vania deh." Ucap Aletha, lalu ia menekan lambang telfon dan selang beberapa menit Vania mengangkat telfonnya.

"Apaan Tha?"

"Gue kesel sama Alfa, lo gatau kan kalo Alfa ngajak gue ke Danau, trus ngajak gue ke Pasar Malem."

"Masa?"

"Bodo."

"Gue serius Tha, terus-terus lo ngapain aja? Gimana dia? Masih tetep datar? Atau ada perubahan pas dia bareng lo?"

"Yaelah, satu satu kali Van, gue ga ngapa-ngapain sama dia, ya masih seperti biasa, datar tanpa ekspresi, tapi yang buat gue nyesek itu pas dia ngomong 'lo bukan siapa-siapa gue' rasanya sakit. Tapi gue juga ga ngerti kenapa gue ngerasa kayak gitu, aneh ya."

"Yaudahlah, diemin aja dia Tha. Gausah dipikirin, mending sekarang lo bobo deh, biar ga ganggu gue yang lagi maskeran, denger-denger ada kakak kelas cogan yang bakal masuk IPHS, gue mau mempersiapkan diri dulu untuk menyambut kedatangan pangeran, dadah Aletha Sayangg, muachh."

Aletha mendengus kesal. "Salah banget kayaknya kalo gue curhat sama Vania ya."

"Yaudahlah mending gue tidur." Baru saja Aletha ingin memejamkan mata, ponselnya berdenting menandakan ada pesan masuk.

Kombi☠️ : Yang tadi lupain. (Read)

Aletha hanya membaca pesan Alfa, ia tidak ingin membalasnya, entah, mungkin ia merasa enggan untuk berkomunikasi dengan seorang manusia jelmaan.

------- Impressed -------

Keringat bercucuran di wajah cantik Aletha, sekarang ia sedang mendapat hukuman dari guru BK yang tidak lain adalah Pak Dani. Kalau kata Aletha, "Pak Dani itu sadis, telat 5 menit aja, dihukum hormat di tiang bendera dan bersihin lapangan setelah pulang sekolah. Sadis kan?"

Oke, bukan hal yang buruk untuk mengerjakan itu semua bagi Aletha, yang jelas ia masih bisa mengikuti pelajaran untuk hari ini. Tapi hal yang paling buruk saat ini adalah Aletha dihukum bersama Alfa.

Berdua.

Iya berdua.

Di tengah lapangan.

Bayangin aja, Aletha yang gak mau deket-deket sama Alfa malah harus dihukum berdua, mungkin Pak Dani lagi gila ya. Tapi kalau Alfa ditanya tentang hukuman kayak begini jawabannya dia. "Udah biasa."

Iya, Alfa itu sebenarnya cerdas, hanya saja dia itu pemalas, sangat malas untuk mendengarkan gurunya menjelaskan di depan kelas. Kembali ke realita.

"Telat?" tanya Alfa dengan suara dinginnya.

"Iya, lo sendiri kan juga telat." jawab Aletha tanpa menoleh ke arah Alfa.

"Oh."

Eh, kok rasanya muter-muter ya. batin Aletha.

Aletha memegang pelipis kepalanya, memijatnya menggunakan tangan kirinya. Semakin pusing bagi Aletha, hingga perlahan pandangan Aletha menjadi gelap.

------- Impressed -------

Aletha membuka matanya perlahan, ia berusaha untuk bangun, tetapi rasanya sulit, kepalanya masih terasa pusing. Hingga ada sebuah suara yang masuk ke telinga Aletha.

"Jangan gerak." Dari nada bicaranya saja, Aletha sudah tau kalau itu adalah Alfa. Memang benar itu adalah Alfa. Dan anehnya lagi Alfa membawa mangkuk dan teh hangat. Sekarang Aletha sudah berada di UKS. Yang masih di pikirannya hanya satu, siapa yang membawanya kesini? Alfa? Itu gamungkin.

"Ngapain lo disini? Masih jam pelajaran, mending sekarang lo balik deh, gue baik-baik aja." sahut Aletha dengan dingin.

"Disuruh." jawab Alfa dengan cepat.

"Ha? Disuruh siapa?" tanya Aletha heran.

"Bu Siska." 

"Oh." jawab Aletha sama dinginnya dengan Alfa.

"Makan." Alfa menyodorkan sendoknya ke mulut Aletha.

Aletha menggeleng, "Ga pingin."

Alfa menatap tajam Aletha, "Makan!" Dengan paksaan, akhirnya Aletha membuka mulutnya, ia mengunyah dengan sangat pelan. Dan Alfa masih terus memasukkan makanan ke mulut Aletha.

"Udahan, gue udah bener-bener kenyang Fa, mending sekarang lo balikin dulu mangkuknya." kata Aletha, dan Alfa langsung melangkah keluar dari UKS

Gue pikir, lo kesini karena khawatir sama gue.

****

a.n

Part 6 dulu yaa, part 7 nya nyusul agak maleman sedikit. Btw selamat malam minggu❤️

Salam sayang, Kei.

Impressed [Completed]Where stories live. Discover now