2.2 || Hal apa?

90.5K 6K 68
                                    

Satu minggu sudah berlalu, dan Alfa masih tidak berbicara sepatah kata pun dengan Aletha. Alfa juga meminta pindah tempat duduk. Sementara Aletha hanya bisa mengiyakan saja ketika dirinya harus duduk sendiri karena orang yang seharusnya duduk dengannya tidak masuk karena sakit.

Sudah segala cara Aletha lalukan agar Alfa mau memaafkannya. Tetapi tidak ada yang di respon oleh Alfa. Akhirnya Aletha membiarkannya untuk tenang dulu. Aletha akan menunggu sampai Alfa mau memaafkannya.

Sekarang, ia sedang ada di taman belakang sekolah, tempat yang seminggu terakhir ini sering ia kunjungi saat istirahat untuk sekedar duduk ataupun mengeluarkan air matanya. Ya, ia menjadi lebih sering menangis karena Alfa. Entah, ia tidak tahan jika harus dicueki seperti ini dengan Alfa. Memang setiap harinya Alfa tetap cuek, tapi sungguh, rasanya berbeda dengan sekarang.

Aletha memasang earphonenya di kedua telinganya dan menutup matanya perlahan sambil bersenandung mengikuti lagu yang diputarnya.

"I'm every drop that you feel."

Aletha membuka kedua earphonenya ketika mendengar ada suara yang melanjutkan nyanyiannya. Lalu ia menoleh dan mendapati Bastian yang sedang tersenyum lebar.

"Gue suka lagu itu," kata Bastian dan Aletha hanya terkekeh kecil.

"Boleh duduk gak?" tanya Bastian sementara Aletha mengangguk.

"The Stalker, lo suka juga lagu itu?" tanya Bastian lagi tetapi Aletha menggeleng kecil.

"Terus kenapa disenandungin?" tanya Bastian lagi dan lagi lalu Aletha hanya mengangkat bahunya sedikit.

"Serius demi apapun, gue berasa ngomong sama batu. Dari tadi, lo cuma ngangguk sama geleng doang," ucap Bastian dan Aletha hanya terkekeh kecil.

"Ga mood ngomong," sahut Aletha singkat.

"Kenapa? Cerita sama gue, siapa yang buat lo kayak gini?" ucap Bastian seolah perhatian kepada Aletha. Aletha menggeleng pelan.

"C'mon kita temen kan? Siapa tau kalau lo cerita, hati lo bisa lega dikit," kata Bastian dan Aletha langsung menundukkan kepalanya.

"Alfa, dia marah," ucap Aletha membuat Bastian sedikit terpaku.

"Udah seminggu dia ngejauh dari gue, Bas. Gue ngerasa ada yang aneh sama sikap dia yang kayak gini, Bas. Bahkan dia minta pindah duduk," curhat Aletha sementara Bastian masih menatap rambut cokelat gadis yang ada di sampingnya ini.

"Ngerasa aneh gimana?" tanya Bastian.

"Aneh aja Bas, gue ngerasa seminggu ini ga kayak hari-hari biasanya. Biasanya pasti ada yang gue marahin, ada yang gue bentak kalau kesel, ada yang bisa gue teriakin. Tapi udah seminggu itu semua gaada," jawab Aletha sembari ia menoleh ke arah Bastian.

"Dia marah pasti ada alasan, Alfa bukan orang yang gampang marah," ujar Bastian dan Aletha hanya bisa diam.

"Tapi kenapa selama itu Bas? Sampai kapan dia bakal marah sama gue?" ucap Aletha lirih.

"Lo kangen dia?" tanya Bastian dan Aletha mengangguk kecil.

"Munafik kalau gue bilang enggak, gue cuma kangen sama dinginnya dia doang kok. Kangen sama datarnya dia ke gue. Kangen sama jawaban dia yang cuek. Kangen kalau dia lagi senyum tapi cuma sedikit doang. Kangen sama-" ucapan Aletha terhenti karena ia yang sedari tadi menatap Bastian langsung ditarik ke dalam pelukannya.

"Gausah dilanjutin, nanti air mata lo keluar," kata Bastian sembari mengusap rambut cokelat Aletha.

"Gue ngerti kok kalau lo kangen sama dia, karena gue tau gimana kalian tiap harinya. Gue juga salut sama lo. Lo masih bisa bertahan di dalam dingin dan datarnya Alfa. Padahal gue yakin, kalau lo juga ga tahan ada di posisi sekarang. Tapi ada satu hal yang buat lo masih mau bertahan di dekat dia," kata Bastian.

"Hal apa Bas?" tanya Aleta di dalam dekapan Bastian.

"Hal yang hanya lo dan hati lo yang tau, mungkin sekarang lo masih belum ngerasain hal itu. Tapi nanti hal itu akan semakin bertambah. Gue cuma mau bilang, kalau gak kuat, lo bisa mundur secara perlahan dan pergi secara bertahap."

"Lo mungkin bener Bas, ada hal yang buat gue gabisa pergi dari Alfa. Dan bener kata lo, gue sekarang belum tau hal apa itu. Tapi gue masih kuat kok, buktinya sekarang gue masih nunggu dia buat maafin gue. Padahal dia kayaknya ga bakal maafin gue. Gue belum mau mundur Bas. Lo sendiri yang bilang ke gue untuk berusaha kembaliin dia jadi Alfa yang dulu. Dan mungkin itu adalah salah satu alasan kenapa gue masih bertahan buat ada di deket Alfa," jawab Aletha sembari melepas pelukannya.

"Iya, gue paham. Lo itu bukan kangen sama datar ataupun dinginnya dia. Lo kangen disaat dia ada di deket lo, disaat dia buat lo senyum pakai caranya dia sendiri," kata Bastian membuat Aletha mengangguk kecil.

"Dia itu punya cara khusus buat bikin orang-orang bisa senyum, termasuk bikin lo senyum."

Dan itu adalah tugas utama Alfa buat bikin lo ga pernah keluarin air mata. Batin Bastian.

"Iya Bas, semua yang lo bilang itu emang bener. Alfa punya caranya sendiri buat bikin gue senyum. And I miss him so badly. Makasih ya, udah mau dengerin curhatan gue," kata Aletha sembari menepuk bahu Bastian.

"Sans ae lah. Kita temen, jadi kapan pun lo mau curhat, bisa cari gue," jawab Bastian dan Aletha hanya terkekeh kecil.

"Siap bos!" katanya sembari memberikan hormat.

Lalu bel masuk berbunyi yang membuat mereka langsung melangkahkan kakinya meninggalkan taman belakang sekolah menuju ke kelas masing-masing.

Berbeda dengan Bastian, ia berbelok ke sebelah kanan, lalu ia berjalan menuju ke tempat yang biasa ia kunjungi. Rooftop.

"Berhenti beranggapan kalau dia itu benci sama lo dan berhenti beranggapan kalau dia selama ini bisa ketawa. Dia sedih, dia ngerasa ada yang hilang, dan dia kangen sama lo."

****

a.n

Haii, kali ini serius, Kei gamau telat update lagi. Makasih buat kalian semua yang udah luangin waktu di lapak ini. Sampai cerita ini bisa dapet rank walaupun itu jauh. Tapi terselip rasa bahagia.

Oh ya, buat komentar kalian yang enggak Kei bales, Kei itu mau rapiin feeds aja, jadi buat kalian yang komentarnya mungkin enggak Kei bales, Kei bakal kirim pesan aja buat kalian yang rajin-rajin kasih komentar dan vote. Mungkin aja ada yang mau gituh di chat sama Kei lewat private message. (Ngarep banget sih Kei)

Haha. Segitu aja buat curcol kali ini, besok bertemu lagi dengan Kei.

Salam sayang, Kei.

Impressed [Completed]Onde histórias criam vida. Descubra agora