Know You Better 1.1

1.4K 61 2
                                    

Aku tersenyum sambil menatap langit langit kamar. Bayangan akan kejadian sore tadi membuat perasaanku menjadi hangat. Seharusnya aku tidak boleh seperti ini, ingat Risha kalian hanya pura pura pacaran, tapi entah kenapa rasanya semua perhatian yang Fadhil berikan terasa nyata.
Setelah selesai bermain hujan hujanan kemarin, Fadhil langsung menyelimuti ku dengan handuk yang dibawanya sedangkan dia tetap mengenakan seragamnya yang basah. Ketika aku hendak menolak menggunakan handuk pemberiannya dia malah mengatakan.

"Kalau lo sakit, nanti gak ada yang nemenin gue main hujan hujanan lagi"
Aku langsung tersipu mendengar perkataan nya. Namun segera kutepiskan perasaan itu dan bersikap biasa kembali. Sungguh perasaan ini benar benar salah, aku tidak bisa membayangkan kalau aku sampai suka sama Fadhil, itu sangat menggelikan. Tapi entah kenapa setiap kali aku bertemu dengannya aku selalu merasa sedikit senang, dan yaah bahagia mungkin, entahlah aku tidak tahu yang jelas aku merasakan perasaan yang berbeda setiap bersama dia, selain tentunya perasaan jengkel ketika dia muali berulah.

Suara tanda pesan masuk membuyarkan lamunanku. Ternyata pesan baru dari Fadhil! Seketika jantungku langsung berdebar kencang, aku membaca pesan tersebut dan aku hampir terbatuk karena tersedak ludahku sendiri ketika membacanya.

From: Fadhil

Ris, lo udah tidur belum? Lo ngerasa pusing gak habis hujan hujanan tadi? Klo pusing bilang aja nanti gue ke rumah lo skrg.

Ini aku tidak salah baca kan? Kenapa sekarang Fadhil jadi perhatian gini. Rasanya jadi senang sendiri di peduliin sama seorang Fadhil, tapi aku tidak boleh baper hanya karena sebuah pesan, mungkin dia memang sering ngasih perhatian sama setiap pacarnya, dan mungkin aku termasuk cewek kesekian yang pernah dia kasih pesan seperti itu. Aku memilih untuk tidak membalas pesannya dan bersiap tidur. Rasanya sedih mengetahui kenyataan bahwa Fadhil juga melakukan hal yang sama ke semua ceweknya, tapi apa boleh buat Fadhil kan memang sering pacaran, jadi pasti hal seperti ini dia anggap biasa dan gak seharusnya tadi aku senang menerima pesannya. Aku memejamkan mata berharap dengan itu aku segera tidur dan terbebas dari semua pikiran yang berkecamuk di kepala ku. Tiba tiba aku mendengar suara ketukan di pintu.

"Risha, kamu udah tidur belum, itu di luar ada temen kamu"

Aku membuka mata dan terkejut mendengar perkataan ibuku. Teman? Siapa temanku yg datang malam malam begini? Seketika aku teringat akan pesan dari Fadhil yang mengatakan bahwa dia akan kerumahku. Mungkinkah itu Fadhil?
Aku bangkit dari tempat tidur, sebelum keluar kamar aku merapihkan diriku dulu, takutnya rambutku berantakan, entah kenapa aku melakukannya.

Dan benar saja setelah sampai di ruang tamu, ada Fadhil sedang duduk dan mengobrol bersama mamaku.
Begitu aku datang mama langsung bangkit, dan menghampiriku kemudian berbisik sesuatu.

"Ris itu temen kamu ganteng banget, kayak aktor yang ada di tv"
What? Ganteng? Belum tau aja mama gimana sifat dia.

"Apaansih ma, biasa aja kok, udah lah"

Mama ku terkikik kemudian tersenyum kepada Fadhil.

"Tante mau ke dapur dulu ya Fadhil, udah ada Risha nya tuh. Takutnya kalian gak mau di ganggu"
Mama mengedipkan sebelah matanya kepada ku kemudian berlalu pergi. Aku yang diberikan tatapan begitu hanya bisa bergidik ngeri.

"Jadi, ada apa lo kesini?"
Tanpa basa basi aku langsung menanyakan tujuan dia kesini malam malam.

"Kenapa lo gak bales chat gue ris?"

"Emang kenapa?"

"Gue khawatir lo kenapa napa habis tadi sore main hujan hujanan makanya gue kesini"

Seketika perasaan yang tadi berkecamuk di pikiranku langsung sirna berganti dengan perasaan senang yang tidak bisa kudefinisikan, maksudku Fadhil peduli dengan ku karena dia memang mengkhawatirkanku, dan kenapa aku tadi sampai berpikiran buruk tentangnya dan sampai tidak membalas chatnya. Memang benar kata kata kita tidak boleh menghakimi orang lain tanpa tahu kenyataannya. Tanpa sadar aku tersenyum, dan buru buru aku sembunyikan senyuman itu.

"Eeeh itu tadi gue... ketiduran, iya gue ketiduran karena hmm gue kecapean"

Fadhil mengangguk mengerti, dia kemudian mengeluarkan bungkusan plastik dari dalam tasnya.

"Ini gue bawain wedang jahe, gue takutnya tadi lo pusing, jadi gue mampir beli ini. Lo suka wedang jahe kan?"
Aku diam tidak bisa berkata apapun, sungguh ini nyata kan? Rasanya terkejut sekaligus senang mendapat perlakuan tak terduga dari Fadhil. Aku benar benar tidak menyangka bahwa Fadhil sepeduli itu sampai membelikanku wedang jahe.

"Gue.... gue gak papa kok, dan gue emang suka wedang jahe"
Fadhil tersenyum dan memberikan bungkusan plastik itu dia lalu bangkit hendak pamit.

"Yaudah gue balik dulu ya, titip salam buat mama lo"

"Balik sekarang, kenapa cepet banget?"

"Iya gue kan cuman mau mastiin lo baik baik aja"
Aku tersipu mendengar perkataan nya namun segera kusembunyikan dengan melihat ke arah lain.

"Gak usah diumpetin gitu kali ris wajahnya, senyum aja kali yang lebar"

Fadhil mendekat kemudian memegang wajah ku dengan kedua tangannya, dia lalu menepuk nepuk pipiku pelan kemudian mencubitinya gemas sambil tertawa.

"Muka lo jadi jelek banget klo begini ris,hahaha"

"Iiissh Fadhil, udah sana katanya mau balik"

"Iya iya, jadinya ngusir nih"
Aku tersenyum, kemudian mendorong dorongnya pelan. Dia menaiki motornya kemudian berkata sesuatu yang membuatku terdiam.

"Gue sayang sama lo ris"
Fadhil langsung menancap gas motornya dan berlalu pergi. Aku yang mendengarnya hanya bisa diam dan tersenyum senang. Well semoga saja apa yang dia katakan benar benar perasaan dia yang sebenarnya.

***

"Ris weekend ini lo mau ke mana?"
Aku menatap Agnes sambil berpikir untuk menjawab pertanyaan yg tepat.

"Hmm belum tau sih, tapi kayaknya gue bakal pergi deh"
Agnes langsung tersenyum jahil kemudian menyenggo nyenggol pundakku.

"Ooh gue tau, lo pasti ada rencana jalan sama Fadhil kan? Cieee"

"Gak kok, palingan acara keluarga, lo tau kan mama gue seneng jalan jalan"

"Iya gue tau, tapi palingan juga lo milih jalan sama Fadhil"

"Iissh apaan sih lo nes"
Agnes tersenyum kemudian kembali menyalin catatan nya. Sekarang waktu istirahat tapi kami memilih untuk tidak jajan dan duduk di kelas, aku sibuk memainkan handphone ku sementara Agnes menyalin catatan yang kemarin.

"Ris, sebenernya kalian pacaran itu kayak gimana sih? Kok diem dieman?"
Aku diam tidak menjawab, memang benar sih kalau di pikir aku dan Fadhil lebih sering sendiri sendiri daripada bersama tapi kami kan pacaran hanya pura pura, jadi wajar kalau misalnya Fadhil bersikap seperti bukan pacar kalau di kelas.

"Kalau menurut gue ya Ris, lo dan Fadhil itu terlalu kaku, seharusnya lo lebih agresif lagi jadi cewek dan gak hanya pasif gitu aja, emangnya lo mau Fadhil direbut cewek lain?"

"Hah? Maksud nya?"

"Iya, maksud gue lo mau Fadhil di rebut cewek cewek lain di luar sana yang gencar banget deketin Fadhil?"

"Entahlah gue gak tau"

"Ck ck dasar, capek gue ngomong sama lo ris"
Agnes kemudian melanjutkan menulis catatan nya.

Suara bel berbunyi tanda istirahat selesai. Teman teman ku mulai berdatangan memasuki kelas, kemudian saat Fadhil memasuki kelas tanpa sengaja tatapan kami bertemu, dia seperti biasa hanya memasang wajah datar kemudian berjalan santai ke tempat duduknya. Seketika aku jadi teringat perkataan Agnes, memangnya selama ini kami terlalu kaku ya? Menurutku kami seperti itu selama dan tidak ada masalah. Lagipula Agnes juga tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya antara aku dan Fadhil. Jadi lebih baik aku tidak usah terlalu mendengarkan perkataan Agnes.

Setelah ini masih ada yang Know You Better 1.2 ya, aku bikin pisah, soalnya aku gak suka aja kalau di satuin. Jangan lupa vote dan coment.😄😄
Terima kasih😉

Pacar Pura - PuraWhere stories live. Discover now