Confession 4.4

1K 50 0
                                    

Fadhil membuka matanya perlahan dan dia mnyadari bahwa dia sedang berada di uks karena aroma obat yang sangat khas dari ruangan ini. Fadhil hendak memegang kepalanya yang pusing namun di urungkannya karena melihat seseorang yang sedang terlelap sembari memegang tangannya, Fadhil tidak menyangka bahwa Risha akan tetap menunggunya hingga siuman, ya dia masih ingat dengan kejadian sebelumnya ketika dia pingsan karena terik matahari yang begitu menyengat sedangkan kondisi dirinya yang sedang sakit dan belum makan siang.
Tapi apakah Risha tidak kesakitan karena tertidur sambil duduk?, dengan menggunakan sebelah tangannya Fadhil mencoba membangunkan Risha, namun tidak ada respon dan Risha malah tertidur semakin pulas, akhirnya dengan meminta maaf terlebih dahulu Fadhil mencubit lengan Risha yang sedang menggenggam sebelah tangannya sehingga membuat Risha merasa kesakitan di tangannya dan langsung terbangun.

"Aww tangan gua kok sakit yah, apa tadi gua di gigit semut?"

Ucap Risha sembari memegang bagian tangannya yg sakit, Fadhil menatap Risha sambil berpura pura tidak tahu tentang tangan nys yang sakit. Risha yang menyadari Fadhil telah siuman langsung tersenyum lega dan menanyakan keadaannya.

"Lo udah sadar Fadhil? Masih pusing gak? Mau gua ambilin air?"
Ketika Risha hendak bangkit untuk mengambilkan air Fadhil langsung menghentikannya dengan menggenggam tangannya lembut.

"Gak usah, lo disini aja"
Risha menyadari suara Fadhil yang berbeda dari biasanya sehingga hal itu membuatnya semakin cemas.

"Loh suara lo kok beda? Lo sakit tenggorokan juga dil?"

"Sedikit, tapi nanti juga sembuh"

"Yaudah gua panggilin petugas uks nya ya, biar dia ngasih obat buat sakit tenggorokannya"

"Jangan Ris, air putih aja udah cukup"
Risha mengangguk kemudian mengambil air dari dispenser yang disediakan di uks.

Setelah minum, Fadhil memikirkan apakah dia harus mengatakan perasaannya yang sebenarnya atau tidak, tapi apabila dia menunda untuk mengatakannya nanti dia bisa didahului oleh Hariz dan kalau semuanya sudah terlambat maka tidak ada perasaan yang tersisa untuknya.
 
Risha merasa sangat canggung dengan keheningan di antara mereka, dia ingin sekali mengajak Fadhil bicara namun dia takut Fadhil sedang ingin beristirahat dan tidak ingin diganggu, Risha pun mulai merasa lapar karena sesiangan ini dia belum memakan apapun.

"Fadhil lo lapar gak? Mau gua roti gak? Soalnya gua mau ke kantin"
Tidak ada jawaban dari Fadhil, saat ini Fadhil terlihat aneh karena dia dari tadi hanya melamun saja, ketika berbicara dengan nya pun Fadhil terlihat gugup.

Sepertinya Fadhil memang sedang ingin beristirahat, mungkin Risha akan membelikannya beberapa roti untuk di makan oleh Fadhil setelah dia beristirahat.

"Yaudah gua mau ke kantin dulu ya dil, nanti lo gua beliin roti aja ya"
Ketika Risha hendak pergi Fadhil langsung memegang tangannya untuk mencegah Risha pergi, Risha pun semakin bingung dengan sikap Fadhil yang tiba tiba menjadi pendiam seperti ini.

"Ris, ada yang mau gua bicarain sama lo"

"Ada apa Fadhil"
Risha menatap Fadhil penasaran dengan mata besarnya hal itu membuat Fadhil semakin gugup. Setelah melalui pertimbangan yang singkat akhirnya Fadhil berada pada keputusan untuk mengungkapkan perasaannya.

"Gue suka sama lo"

Perkataan tersebut sukses membuat Risha terkejut dan terdiam cukup lama, dia tidak menyangka bahwa Fadhil akan menyatakan perasaan nya sekarang terlebih dia baru saja sadar dari pingsannya, apakah sekarang Fadhil juga sadar dengan apa yang diucapkannya? Atau dia masih terbawa efek dari obat yang diminumnya? Tapi itu terdengar tidak mungkin, pun ketika dia mengatakan perasaannya itu makin terasa tidak mungkin.

"Ma... maksudnya?"
Tanya Risha gugup

"Iya, gua suka sama lo, entah itu sejak kapan, awalnya gua mencoba menyangkal perasaan gua tapi semenjak ngeliat lo makin deket sama Hariz gua sadar kalau gua gak bisa ngeliat lo jadian sama yang lain. Sejak saat itu gua mulai yakin sama perasaan gua ke lo"
Melihat reaksi Risha yang hanya diam saja membuat Fadhil semakin khawatir, apakah Risha dan Hariz sudah berpacaran sehingga Risha memilih untuk tidak berkomentar tentang perasaannya? Apakah sudah terlambat untuk menyatakan perasaannya saat ini? Semua hal buruk sedang berkecamuk di pikiran Fadhil saat ini.
Sementara Risha masih tidak menyangka dengan apa yang didengarnya, apakah dia yang salah dengar ataukah Fadhil yang sedang ngelantur, dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini nyata dengan mencubit pergelangan tangan nya dan ternyata terasa sakit, jadi sepertinya ini bukan mimpi atau khayalan tidak jelas lainnya. Sejujurnya Risha senang Fadhil menyatakannya perasaannya itu berarti perasaannya juga berbalas, tapi apakah Fadhil bersungguh sungguh? Ataukah dia hanya bercanda saat mengatakannya, mengingat dia yang tidak pernah serius dalam segala hal.

"Lo udah pacaran sama Hariz?"
Risha langsung menggeleng keras menyangkal pertanyaan tersebut.

"Gak kok, gua gak pacaran sama dia"
Mendengar perkataan Risha barusan membuat Fadhil tanpa sadar tersenyum, jadi dia tidak terlambat dan sepertinya dia masih mempunyai kesempatan untuk memperbaiki semuanya

"Perasaan lo sama gua gimana?"
Tanya Fadhil to the point dengan apa yang ingin diketahuinya

"Yaaa gua juga lumayan suka sama lo"
Jawab Risha sambil menghindari kontak mata dengan Fadhil, saat ini Risha benar benar malu setelah mengatakannya, namun tetap saja dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya setelah akhirnya bisa mengatakan yang sebenarnya.

"Jadi, lo mau gak jadi pacar gua? Kali ini beneran bukan pura pura lagi"

Risha semakin tidak bisa menyembunyikan senyum lebarnya kali ini, karena perkataan Fadhil barusan sukses membuatnya sesak nafas selama beberapa detik, apakah ini semua nyata? Risha benar benar tidak menyangka tentang apa yang sedang terjadi saat ini, ingin rasanya dia mengerjai Fadhil dengan menolaknya, namun mengingat Fadhil sedang sakit sehingga membuat Risha tidak tega melihatnya bersedih.

"Gimana yaaa, iya gua mau"
Jawab Risha dengan mantap membuat detak jantungnya menjadi berdetak tidak karuan, saat ini dia benar benar malu sampai tidak bisa menatap Fadhil secara langsung. Sementara Fadhil tidak bisa menahan rasa bahagia nya karena akhirnya dia bisa menjadikan Risha pacar sesungguhnya dan bukan pacar pura pura nya lagi.

Risha tidak menyangka bahwa tempat Fadhil menyatakan perasaannya saat ini adalah tempat  yang sama ketika Fadhil  dahulu mengajaknya berpacaran pura pura. Memang benar tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa mendatang, tapi Risha sangat bersyukur tentang apa yang terjadi hari ini dan berharap semoga dia bisa selalu merasa bahagia apapun yang terjadi selanjutnya.

Pacar Pura - PuraWhere stories live. Discover now