SEQUEL: Taehyung's one and only wishes

7.5K 633 216
                                    

"Sarapanmu pagi ini nikmat sekali, sayang."

Jungkook kembali menyedu kuah sup sayur buatan istri tercintanya dengan wajah berseri. Nikmatnya sarapan pagi ini membuat moodnya turut cerah, secerah senyuman Jimin yang menghangatkan hatinya.

Dan mampu membuat Jungkook lupa dengan yang terjadi semalam di taman kampus.

"Benarkah?" jawab Jimin dengan wajah ceria. Terlalu ceria malah. "Terimakasih, sayang."

Jungkook tersenyum saat Jimin bangkit dari duduknya, memutari meja, menghampiri Jungkook dengan riang, lalu merangkum wajah segar suaminya dan mencium semangat bibir merah itu.

"Wah wah...," Jungkook terkekeh geli saat Jimin kembali pada duduknya. Ia ingin tertawa saat Jimin mengedipkan sebelah mata padanya. "Mood istriku sedang baik, hm?"

"Yaaa," Jimin menyuap sayur wortel ke dalam mulutnya, lalu tersenyum tipis, separuh, tanpa Jungkook sadari. "Kurasa aku sedang dalam mood yang luar biasa baik hari ini."

Jungkook membalasnya dengan gumaman suka-cita. "Mm... Hm...," satu teguk air dalam gelas ia habiskan, kemudian menatap Jimin dengan kilat mata yang berbeda. "Bagaimana jika...,"

Dalam hati Jungkook bersorak senang ketika Jimin melangkah pelan padanya, dan berakhir duduk tepat pada pangkuannya.

"Jika?" Jimin mengalungkan kedua tangannya pada leher Jungkook, kemudian meremat kecil rambutnya begitu seduktif.

Jungkook tanpa sadar menjilati bibirnya sendiri, ia berbisik berbahaya di telinga Jimin.

"Kita buat penerus Jeon. Tidak usah tunggu nanti malam. Sekarang pun juga bisa."

Jimin terkekeh, tubuhnya menggeliat ketika jemari Jungkook menyingkap piyama merah mudanya, lalu  bermain di kulit pinggangnya.

"Tapi kau harus ke kampus," Jimin tersenyum manis saat mendapati wajah Jungkook yang merengut sedih. "Pasti akan ada info baru yang tidak boleh kau lewatkan, Profesor Jeon."

Jungkook mengangguk, mengiyakan.

"Baiklah," Jungkook menghela kecewa. "Aku harus berangkat, sweet." kemudian Jungkook menyeringai, berbisik sensual dengan tangan yang beralih pada pantat Jimin, meremas-remasnya penuh nafsu, "Siapkan pantatmu malam nanti."

Jimin mendesah pelan, menyingkirkan tangan Jungkook, lalu dengan semangat mengusir Jungkook agar segera menuju kampus.

"Kau hari ini senang sekali mengusirku," Jungkook tersenyum kecut yang dibuat-buat pada Jimin. "Apa kau tidak mencintaiku lagi?"

Jimin menggulirkan bola matanya, lalu terkekeh.

"Aku mencintaimu, tahu!" Jimin berjinjit, menerima kecupan Jungkook sebelum berangkat kerja. "Sudah sana. Hati-hati di jalan ya, sayang!"

Dan saat Jungkook memasuki mobilnya dan melambaikan tangan sebelum melajukan mobil, Jimin menutup pintu rumah mereka dengan seringai yang bertahan.

Jeon Jungkook tidak tahu yang Jimin maksud dari kata info baru.
.
.
.
.
.

"Lagi-lagi isotonik ini sudah nongol pagi-pagi di meja seluruh dosen."

Ruangan dosen yang biasanya tenang itu hari ini entah mengapa ramai. Para dosen saling bercengkrama, membicarakan serta menerka-nerka siapa gerangan yang begitu baik hati memberikan lima puluh tujuh botol isotonik lengkap dengan kartu ucapan di pagi-pagi buta sebelum kegiatan perkuliahan dimulai.

ANGSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang