"I Love You, Kook-ah."

3.4K 284 16
                                    

Ciuman itu jatuh tepat pada dahi. Tekanan lembut penuh perasaan Jungkook berikan sembari mengusap helaian surai Taehyung yang lembut. Ia pejamkan mata sembari berdoa, semoga esok akan lebih baik dari hari ini yang luar biasa. Jungkook selalu berdoa kepada Tuhan semoga hari ini adalah pelajaran yang terbaik bagi kemarin yang juga luar biasa. Harapan demi harapan selalu Jungkook rakit tiap harinya. Yang selalu Jungkook susun perlahan-lahan di tiap denyut nadinya. Jungkook tak pernah hilang harap demi kesembuhan Taehyung yang entah kapan akan datang. Jungkook hanya tidak bisa berhenti berdoa yang terbaik untuk bintangnya.

Taehyung disini, dalam pelukan Jungkook yang hangat. Terbaring lemah masih betah menutup mata. Tidak pernah tahu bagaimana kepalang rindunya Jungkook mengharapkan kedua netra kecokelatan itu terbuka hanya untuk menyambutnya. Taehyung akan tetap selalu menjadi penantian Jungkook yang tak pernah usai dimakan usia.

Mungkin suara denting jam menjadi peneman Jungkook sekarang. Tapi tidak setelah enam ratus tiga puluh dua detik berlalu, keajaiban datang tanpa diduga. Jungkook sempat dibuat takjub; doa manakah yang Tuhan kabulkan setelah sekian lama? Jungkook tak menyangka akan tiba saatnya ia bisa bersitatap dengan Taehyung lagi usai dua puluh minggu mereka terpisah oleh koma. Jungkook ada disana, menggenggam tangan Taehyung yang jemarinya bergerak seinci dengan memperhatikan bersama debaran luar biasa di dada begitu kelopak mata itu bergerak-gerak.

"Taehyung,"

Lembut, Jungkook lakukan itu dengan penuh kelembutan dalam panggilannya yang mendayu. Perasaannya was-was dan takut bahwa ini hanyalah mimpi. Jungkook bergerak kecil untuk menekan tombol alarm di sampir ranjang Taehyung, berusaha memanggil dokter yang entah sedang melakukan apa. Ia kembali dalam duduknya, mencondongkan tubuhnya pada Taehyung yang bernafas sedikit memburu, sementara tangannya terangkat untuk mengusap ubun-ubun Taehyung berbalut perban. Bibir pucat kekasihnya bergerak kecil dibalik masker oksigen yang dikenakan. Jungkook diam seribu bahasa, ia menanti Taehyung menyebut kata pertama setelah lamanya damai dalam alam bawah sadar.

"Sayang," Jungkook kontan berdiri untuk mendekat. Mencium pelipis Taehyung dengan penuh kerinduan. Berusaha tabah meski sebenarnya ia ingin berteriak, Jungkook tetap harus tenang.

Begitu mendapati kelopak mata itu terbuka lemah, kemudian mencari fokus dengan mengerjap beberapa kali, dan saat itulah Jungkook berkata dengan penuh kelembutan. "Selamat datang kembali, sayang," kata Jungkook dengan senyuman lelahnya yang merekah menenangkan. Ia usap pipi dingin Taehyung dengan gerakan halus, seolah Taehyung akan terpecah belah jika ia kasar sedikit saja. "Bogoshipoyo..."

Taehyung disana, tepat di hadapannya. Jungkook dapat merasakan jemari dalam genggamannya menggenggam balik padanya. Taehyung masih seperti orang sekarat, mengerjap seperti orang hendak pingsan, namun bibirnya tak berhenti menyebut nama Jungkook seperti orang hendak mati.

"Jungkook,"

"Ya, sayang. Aku disini," kata Jungkook menenangkan Taehyung yang bernafas berat.

"Jung—," Taehyung terbata mengucapkannya. Dahinya berkeringat dingin dalam gigilnya tubuh. "—kook,"

Alis Jungkook menyatu, merasa aneh dengan tingkah Taehyung. Taehyungnya dingin, jemari Taehyung dingin. Ia merasa kosong, dihadapannya bukan Taehyungnya!

"Tae," Jungkook menahan sakit di dadanya, seolah ada benda tumpul yang menghantam disana. "Tae, sayang. Ini aku, aku disini."

Gerak mata Taehyung tak beraturan sebelum bertemu tepat pada netra hitam Jungkook yang menatapnya penuh kesenduan. Ia bernafas semakin berat, sementara sinyal EKG berbunyi berisik—menunjukkan sinyal kritis untuknya.

Jungkook masih disampingnya. Menabahkan diri dalam doa serta harapan yang semakin tinggi ia rajut untuk dibagikannya pada sang kekasih. Menciumi dahi Taehyung sambil menahan tumpahan di matanya yang terasa sesak. Jungkook disini berusaha mati-matian untuk tidak lemah, ia tidak boleh begitu untuk Taehyungnya. "Iya, Tae. Kamu sudah melakukan yang terbaik, sayang."

"I-Ibu," bisik Taehyung ditengah air mata yang mengalir di ujung mata runcingnya. Taehyung menangis ketika mengucapkan kata itu. "B-bertemu..."

Adalah hal terberat ketika dirimu harus melepas seseorang yang engkau sayang sepenuh hati. Jungkook merasakannya kali ini. Salah satu cinta yang tulus adalah merelakannya pergi. Mungkin, Taehyung sudah ada pada batasnya. Taehyung mungkin sudah kehabisan sinarnya, dan kini saatnya ia kembali pada pelukan Sang Pencipta. Disini, Jungkook harus merelakannya pergi.

"It's okay," kata Jungkook dengan senyum yang sulit diukir, ia tak dapat menahan tangisnya lagi. Jika Taehyung sudah menyebut ibunya, berarti mendiang mertua sudah siap menerima kedatangan Taehyung. Hanya saja, Jungkook tidak sekuat itu.

"You can go," bisiknya tepat di telinga Taehyung. Kemudian mengecup pipi sang kekasih dengan penuh cinta. "Really, you can go..."

Dokter baru saja datang ketika Taehyung berkata dengan lemah. Sebelum menutup matanya erat-erat dan tidur tenang dalam kedamaian. Dokter baru saja mendekat ketika Jungkook mengecup dalam bibir Taehyung yang pucat. Dan dokter baru saja tersenyum penuh permohonan maaf ketika layar EKG diaturnya untuk berhenti melengking lagi.

"Aku melamarnya tepat lima bulan yang lalu," kata Jungkook sembari menatapi Taehyung yang tersenyum dalam tidur panjangnya. "Kami baru saja bertemu, Dok."

Dokter mendekat pada Jungkook. Merangkul bahunya menguatkan. Jungkook masih disana, memeluk Taehyung yang sudah tidak bernyawa. Hampir menyulitkan suster-suster di ruangan inap ketika hendak menyelimuti seluruh tubuh Taehyung dengan selimut. "Taehyung adalah pasien yang kuat, Tuan Jeon. Dan sekarang seluruh sakitnya sudah hilang. Kau harus bangga padanya, Taehyung tetap mencintaimu hingga detik terakhir ia bernafas."

Jungkook tahu.

Benar, Jungkook tahu itu.

Karena kata yang terucap beberapa saat yang lalu adalah kata yang selama ini Jungkook nantikan seumur hidupnya. Sebab Taehyung tak pernah mengatakannya hingga sekarang. Dan rupanya kesempatan itu datang ketika harapan-harapan Jungkook runtuh meruah begitu jahatnya dalam sekejap.

"Love you, Kook-ah. Mianhae."

Dan Taehyungnya lenyap dalam asa.


....

End.



HBD ya, Taehyung.

Saranghae. :)


#hapesayarabukemarinhabis nyemplung kolam

#PKLapes:( 

ANGSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang