1. Kesialan

31.6K 2K 241
                                    

"Gue balik dulu ya, Rin. Bye!"

Aku hanya mengangguk pelan seraya tersenyum kecil untuk merespon Riska, sahabatku sejak berpakaian putih merah dulu. Aku sengaja menyuruhnya pulang terlebih dahulu karena aku masih harus melengkapi catatan ekonomi yang belum sempat aku catat karena ketiduran tadi.

Ya! Aku adalah anak IPS, lebih tepatnya XI IPS 2. Kelas yang selalu dicap oleh para guru dari yang muda sampai dedengkot sebagai kelas paling luar biasa daripada kelas sebelas lainnya. Luar biasa nakal.

Dan biasanya yang nakal dan biang onar adalah para kaum adam. Dimana dari 20 orang siswa dikelasku, 19 orang diantaranya berstatus sebagai bad boy semua.

Memang yang tidak berstatus sebagai bad boy cuma satu, tapi ini orang kerjaannya tidur mulu. Namanya Jaka. Bukan Jaka Tarub apalagi jaka kendil, karena dia itu tinggi kayak jerapah. Dan sekarang ini anak tengah tidur di meja tepat dibelakang aku.

Sebenarnya ini anak sudah tidur sejak satu jam pelajaran terakhir, tapi nggak ada yang berani buat bangunin dia. Bahkan bu Listy pun juga nggak berani. Karena apa?

Si Jaka ini telah mengharumkan nama sekolahan dengan menyabet juara lomba geografi dan sejarah tingkat SMA se-jakarta 2 kali berturut-turut. Dan ia mengancam akan tidak ikut lomba tahun depan jika ada orang yang berani mengganggu tidurnya, dan kepala sekolah pun tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya.

Tapi ada untungnya juga si Jaka masih tidur, sebab aku jadi tidak sendirian disini. Memang sekarang hanya ada aku dan Jaka dikelas, sedangkan yang lainnya sudah pada go home semua.

Oh, ya! Aku belum memperkenalkan diriku. Seperti kata pepatah, 'Tak kenal maka tak sayang'. Namaku Ariana. Ku akui memang simple, tapi aku akan lebih senang jika kalian menambahnya dengan kata 'Grande'.

Aku hanyalah gadis biasa yang membenci matematika dan mencintai seni budaya. Sebab hanya pelajaran seni budaya-lah yang gurunya sering tidak mengajar alias jam kosong.

Otakku tidak bisa dibilang encer, tapi juga tidak bisa dibilang bloon. Standar saja seperti murid pada umumnya. Pacar? Tidak punya! Kalau gebetan iya!

Dia kakak kelas. Kenapa?
Cuma satu alasan. Yaitu,
'Kakak kelas lebih ganteng daripada adik kelas'. Jujur biasanya kakak kelas itu lebih ganteng dan berkharisma daripada adik kelas ataupun yang sepantaran.

Dan gebetan aku itu namanya Zeril Pramudya. 'Mas Zeril', itulah aku biasa memanggilnya. Maklum saja, aku masih punya darah keturunan Jawa dari ibuku. Aku jatuh cinta kepadanya saat aku masih menjalani masa-masa pramuka dulu, dimana Mas Zeril adalah Sang Ketua Dewan-nya. Dia tegas dan dewasa, dan aku menyukainya.

Tuling tuling!

Alarm jam tanganku berbunyi, dan sekarang sudah menunjukkan pukul 02.35 PM. Berarti sudah lebih dari 30 menit semenjak bel pulang aku masih berkutat dengan catatanku.

Hasil.

Kata terakhir dalam catatan ekonomiku yang sengaja kupanjangkan bagian 'L'-nya sebagai tanda berakhirnya olahraga jari tanganku. Kututup buku tulisku dan segera kubereskan barang-barang seperti pulpen dan yang lainnya lalu kumasukkan kedalam tas biru lautku.

Dan Si Jaka masih terlelap dalam mimpinya. Aku mah lebih pilih angkat tangan kalau mengurusi ini anak, toh nanti dia pasti bakalan bangun sendiri.

Suasana di koridor pun sangat sepi, hanya ada suara sepatuku yang menggema. Koridor dari ruang kelasku sampai parkiran memang cukup panjang, dan itu harus membuatku olahraga kaki.

Koridor kelas sebelas sudah aku lewati, dan sekarang aku harus melewati koridor kelas dua belas. Tapi bedanya, koridor ini bukan hanya ada aku disini. Melainkan juga ada si Mas Misterius.

Possessive Boyfriend ✔Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon