#5

105 20 1
                                    

Sore ini langit begitu mendung, entah mengapa cuaca hari ini sangat pas untuk menggambarkan suasana hati Kira.

Ya... Hari ini Kira terlihat murung, bahkan Ellena pun bingung , ada apa dengan sahabatnya itu.

Sejak tadi pagi Kira hanya diam tidak berkata apa-apa , dia hanya berkata seperlunya saja (perasaan emang dari dulu dia gitu?).

"Ra?..lo kenapa?" ucap Ellena yang penasaran.

"Gak papa" ucap Kira datar

"Serius? Dari tadi lo gak ada ngomongnya sama sekali"

"Hm.." ucap Kira sambil mengangkat kedua bahunya.

"Hm...ok lah, gue duluan, sorry gak bisa nemenin lo main basket, gue ada jadwal pemotretan"

"Hm..." ucap Kira masih dengan wajah datar.

"Gue duluan..bye.." ucap Ellena smabil pergi meninggalkan Kira.

Sebenernya Ellena ingin bermain basket dengan Kira, namun dia ingat bahwa dia ada jadwal pemotretan sampai malam, jadi dia mengurungkan niatnya untuk bermain basket bersama Kira.

Sekarang Kira hanya sendiri di lapangan basket, berkali-kali dia mencoba memasukkan basket ke ring namun tidak berhasil.

Tidak biasanya Kira seperti ini, kali ini dia bermain basket sangat buruk, mungkin jika Ellena masih disana kira akan di ejek habis-habisan oleh Ellena, pasalnya sudah hampir 20 menit Kira bemain , tak satu pun bola yang masuk ke dalam ring.

"Hah...."
Kira menghela nafas panjang.

Entah mengapa hari ini dia tidak bersemangat sama sekali, bahkan dengan bermain basketpun Kira merasa semangatnya hilang.

Entah lah..apa yang saat ini dia pikirkan, tak biasanya Kira seperti ini.

Bahkan tadi pagi dia tidak menemukan note biru langit itu di lokernya, biasnya saat seperti ini dia akan melihat note itu dan membuat dirinya semangat kembali.

Namun sejak tadi pagi Kira tidak menemukan note itu, Kira gelisah, banyak yang dia pikirkan tentang note itu.

Bisa dibilang saat ini Kira butuh dukungan , dan ucapan semangat, namun yang dia inginkan hanya orang yang mengirim note biru yang mengucapkannya,  dia ingin secreat admirer nya lah yang mengucapkan itu, walaupun hanya dengan
tulisan pada note biru langit itu.

Mungkin Kira gila menginginkan hal itu, bahkan dia tidak mengetahui siapa sebenarnya dia dan apa tujuannya, namun hatinya tidak dapat menolak tentang fakta yang dia rasakan sekarang.

Tes...tes...tes..

Kira mendongakkan kepalanya setelah beberapa tetesan air jatuh mengenai kepalanya, dan benar saja tidak lama setelah itu tetesan air itu berubah menjadi hujan yang sangat deras.

Kira yang awalnya berdiri di tengah lapangan basket kini terburu-buru menuju gedung sekolah untuk berteduh dan tak lupa juga tas yang awalnya tegeletak di lantai dia ambil.

"Hufttt....."
Kira mengela nafasnya lagi.

Kira berjalan menyusuri koridor sekolah, dia berhenti di bangku dan menyandarkan dirinya disana.

Kira berniat menghubungi supir pribadinya namun keinginannya di batalkan karena ponselnya tiba-tiba saja mati.

"Huffftt...lengap banget, udah gak dapet ucapan, Lena gak bisa main basket gara-gara ada jadwal pemotretan, hujan , dan sekarang ponsel gue mati...huffttt...miris"
Gumam Kira.

Dia bingung harus melakukan apa, dan akhirnya Kira memilih untuk memejamkan mata dan beristirahat hingga hujan reda.

♔♚




Secret AdmirerWhere stories live. Discover now