#10

87 17 0
                                    

Senja mulai hilang dengan diiringi rintikan hujan di ufuk barat, hari mulai gelap, awan bermunculan mencoba manghalangi bulan untuk bersinar , menyapu bintang hingga tak tersisa walupun hanya sebutir saja.

Kira masih tidak beranjak dari tempatnya, dia masih setia duduk menikmati butiran hujan yang jatuh tanpa melihat arah, menghembuskan nafas pelan mencoba membuang semua beban yang dia pendam.

Semenjak pulang dari bandara hingga malam mulai mendominasi menggantikan siang, Kira tetap saja tidak bergeming dari tempatnya. Sudah beberapa kali dia menghiraukan panggilan masuk dri ponselnya. Mengacuhkan semua orang yang melihatnya dengat tatapan aneh.

Hari ini Kira mendapatkan berita buruk, tepatnya dia melihat langsung kejadian yang tidak seharusnya dia lihat.

Tanpa sadar air matanya jaduh membasahi pipi mulusnya, kedua tangannya membekap mulutnya berusaha agar tidak menimbulkan suara, pundaknya bergetar hebat.

Dia menangis sendirian di danau yang setiap hari dia datangi dan parahnya dia masih memakai seragam sekolah lengkap dengan tas sapatu bahkan pelajaran yang tadi di ajarkan masih tertata rapi di dalam tasnya.

Setelah melihat kejadian itu , Kira kecewa sangat sangat kecewa, dia kecewa karena orang yang di hormatinya, yang di sayanginya bahkan yang kaguminya mengkianati dirinya, bukan.. Bukan hanya dirinya tapi juga seluruh keluarganya.

Ya... Dia adalah Ibunya.
Ibu yang selama ini merawatnya, menjaganya dan menciantainya telah melakukan kesalahan yang sangat besar, melakukan kesalahan yang menurut Kira tidak dapan dimaafkan.

Ibunya telah melakukan hubungan dengan laki-laki lain secara diam-diam di belakang ayah dan juga dirinya. Kira tidak habis pikir , mengapa Ibu yang sangat dia cintai , yang sangat dia sayangi melakukan perbuatan yang sangat besar menurut Kira.

Kira tidak bisa menahan air matanya, dia tidak bisa menahan emosinya, air matanya mengalir deras begitu saja. Dia terus terisak dalam dekapan telapak tangannya. Dan parahnya lagi yang mengetahui hal ini pertama kali adalah sahabatnya sendiri Ellena.

Dia sangat malu pada Ellena, dia tidak habis pikir mengapa ibunya bisa bertinda seperti itu , dia tidak bisa menahan tangisannya. Namun fia juga tidak bisa meluapkan kemarahannya.

"Kalok nangis jangan ditahan...!"

Tak disangka seorang cowok yang cuek dan sombong sudah duduk di sampin Kira.

Kira cepat-cepat menghapus air matanya yang sedari tadi sudah mengalir deras di pipinya.

"Udah gak usah dihapus air matanya.. Gue udah liat kok"

Kira tidak menjawab, dia diam membisu menghadap ke arah danau. Namun tak lama air matanya jatuh lagi tanpa ada hambatan dipipinya.

"Kalok butuh pundak... , sini gue pinjamin pundak gue"

Namun Kira tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Dan tiba-tiba sebuah tangan menuntun kepalanya agar bersandar pada bahu cowok itu.

Kira tidak melawan, dia tidak juga memberontak , dia pasrah akan perlakuan cowok itu , dia ingin meredakan emosinya, mungkin dengan bersandar pada bahu cowok itu Kira dapat meredakan emosinya.

Namun, Kira masih menahan tangisnya agar cowok itu tidak risih , dan Kira tidak ingin merepotkan cowok itu.

"Jangan ditahan, luapin aja semuanya biar cepet selesai!"

Cowok itu berkata dengan suara tulus dan tepat seelah cowok itu berucap Kira menangis sejadi-jadinya di bahu cowok itu.


♔♚

Secret AdmirerWhere stories live. Discover now