Arc 1 Ch 2 - Bertahan Hidup

593 45 9
                                    


"Tuan Putri Emir?"

Tuan Putri Emir, putri kerajaan Bana'an yang juga adalah pelanggan setiaku, berdiri di depan. Tidak! Tidak berdiri! Kalau aku harus bilang, lebih tepatnya, tubuh Tuan Putri Emir sedikit merangkak, bersiap untuk menghindari serangan selanjutnya. Ah, kurasa itu tidak penting untuk sekarang.

"Maaf, kamu siapa?"

Ah, iya, aku mengenakan helm full face. Jadi normal kalau dia tidak mengenaliku.

"Ini saya, Lugalgin."

Aku melepas helm untuk sesaat, menunjukkan wajah. Tuan Putri Emir adalah satu dari sedikit orang yang mengetahui nama asliku, jadi aku tidak memiliki masalah walau melepas helm dan menunjukkan wajah.

Tuan Putri Emir membuka mulut lebar-lebar ketika melihat wajahku.

"Lugalgin? Apa yang kamu lakukan di sini?"

Eh, kok dia tidak mengatakannya? Padahal aku berharap dia akan mengatakannya. Karena rencana tidak berjalan mulus, aku kembali mengenakan helm.

"Maaf jika terkesan lancang, tapi seharusnya saya yang bertanya, Tuan Putri Emir. Saya sedang dalam perjalanan pulang ketika tiba-tiba jalan tol ini berubah menjadi medan perang!"

Sambil menjawab pertanyaannya, aku kembali menyalakan sepeda motor dan melaju, menjauh dari bawah lampu. Tuan Putri Emir juga melakukan hal yang sama. Tidak lama setelah kami pergi, tempatku berdiam sebelumnya hancur, dihantam oleh ledakan.

Tuan putri Emir kembali melepas tembakan dari lima kepala tank yang melayang. Dan seperti sebelumnya, beberapa ledakan di udara muncul.

"Ah, iya, maaf, kelihatannya kamu terseret. Tapi ini keadaan genting. Mata-mata dari kerajaan Mariander datang dan berusaha membunuhku."

"Berusaha membunuh Tuan Putri? Apakah mereka bermaksud memulai perang?"

Meski aku menggunakan sepeda motor untuk bergerak, Tuan Putri Emir mampu menyaingi kecepatanku. Sudah kuduga, selendang panjangnya pasti telah dicampur suatu material agar dia bisa mengendalikannya. Bukan hanya selendangnya, ada kemungkinan jaket, celana, dan juga sepatunya sudah dicampur dengan material tertentu agar dia bisa mengendalikannya.

Sejauh pengertianku, Tuan Putri Emir adalah orang spesial dengan pengendalian utama silikon. Silikon, tergantung pencampurannya, mampu menjadi lentur seperti karet atau keras seperti batu. Bahkan, dari beberapa informasi yang kudapatkan, Tuan Putri Emir bisa mengubah sebuah kain menjadi pedang dengan kemampuan pengendaliannya, ini bukan kiasan. Jadi bisa disimpulkan kalau pakaian, selendang, dan laras tanknya, memiliki campuran silikon.

Tunggu dulu! Pikiranku sudah keluar jalur. Daripada itu, seharusnya seorang Tuan Putri berada di istana menghabiskan hari-hari dengan penuh kemewahan dan kehidupan yang indah. Setidaknya itulah yang aku bayangkan.

Lalu, kenapa Tuan Putri Emir berada di depanku dengan menggunakan pakaian militer? Apa benar dia adalah Tuan Putri Emir yang aku kenal? Bisa saja seseorang menyamar menjadi dirinya. Kalau seperti ini, maka sosok yang sedang menyerangnya adalah tentara kerajaan. Ya, bisa saja. Dan lagi, dia juga tidak mengatakannya saat melihat wajahku.

"Sebenarnya Bana'an dan Mariander sudah berada dalam perang dingin sejak beberapa dekade yang lalu. Informasi ini seharusnya rahasia, tapi karena kamu sudah terlibat, kurasa kamu berhak tahu."

Woi, woi, woi! Kalau rahasia kenapa bilang? Aku belum sepenuhnya terlibat kalau seandainya kamu tidak mengatakannya.

"Kalau boleh jujur, aku juga ingin segera mengakhiri mata-mata itu. Tapi sayangnya, dia jauh lebih kuat dari yang kuduga."

I am No KingTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon