Arc 4-2 Ch 11 - Maila dan Illuvia

166 12 8
                                    

Karena malam ini Author harus berangkat perjalanan dinas keluar kota, jadi sore ini ada waktu senggang dikit buat upload.

Dan, seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================


"Wah, Lugalgin benar. Kita benar-benar menemukan mereka di tempat ini."

Sebuah suara terdengar dari pintu masuk. Kami menoleh dan mendapati dua sosok. Tidak seperti anggota Agade yang lain, dua sosok ini tidak mengenakan topeng dan jubah, membiarkan wajah dan rambutnya terekspos. Emir dan Inanna tidak membiarkan rambutnya terburai begitu saja. Mereka sama-sama mengucir rambutnya menjadi ponytail.

Tempat ini adalah lobi resor yang terletak di bagian atas kota Abu, di dekat puncak. Tempat ini menyimpan kenangan untuk kami anggota eksekutif SMA Karia, terutama Lugalgin dan Illuvia. Resor ini adalah tempat dimana kami melakukan pesta di tahun kedua. Dan, di tempat ini lah Illuvia pertama kali menyatakan perasaannya pada Lugalgin.

Saat itu, aku berharap Illuvia dapat membuat hati Lugalgin terbuka, mencegah semua ini. Namun, sayangnya, Lugalgin menolak perasaan Illuvia dengan alasan dia tidak mau memiliki hubungan romantis dengan bangsawan. Aku penasaran, kalau seandainya saat itu Lugalgin tidak menolak Illuvia, apakah semua kejadian ini bisa dicegah?

Kami berdua bangkit dari sofa dan berjalan ke tengah lobi, bersiap menghadapi dua calon istri Lugalgin.

"Kau! Kau! Putri jalang! Kalau bukan gara-gara kau!"

Illuvia tiba-tiba berteriak, mengeluarkan hinaan pada sosok di hadapannya, Emir.

Illuvia....

Tampaknya aku sudah berbuat kesalahan. Awalnya, aku berpikir membawa Illuvia untuk membuatnya menghadapi Lugalgin. Kalau Lugalgin menghadapi Illuvia, aku berharap dia tidak bisa serius. Lugalgin yang tidak bisa serius akan memberi banyak celah untukku menyerang, mengakhiri semua masalah ini.

Dengan menunggu di tempat ini, aku berharap Lugalgin akan datang, menghormati kenangan yang dia miliki bersama Illuvia, mengakhiri semua ini dengan tangannya sendiri. Namun, aku tidak mengira kalau Lugalgin tidak datang dan justru mengirim dua calon istrinya. Lugalgin, ternyata aku memang tidak mengenalmu.

Di lain pihak, mungkin, ini adalah yang diinginkan Illuvia. Semenjak dipulangkan dari Agade, Illuvia tampak kesal, sangat kesal. Dari pelayan Illuvia, Nerva, Aku mendapati kalau dia dibentak dan dikesampingkan oleh Lugalgin. Tampaknya, Illuvia merasa dikesampingkan oleh Lugalgin gara-gara anggota Agade, membuatnya merasa tidak lebih penting dari Agade. Dan, entah dari mana, dia mulai menyebut nama Emir.

Setelah mengenal Illuvia cukup lama, aku menyadari kalau dia menyalahkan Emir. Dia menganggap Emir yang melepaskan status putri kerajaan dan melamar Lugalgin adalah penyebab semuanya. Menurut Illuvia, kalau Emir tidak melakukan itu, Lugalgin pasti masih peduli dengannya. Dia tidak akan dikesampingkan untuk orang asing di Agade.

Sebenarnya, aku ingin mengatakan kalau asumsi Illuvia adalah salah besar. Lugalgin terlibat di pasar gelap jauh sebelum menemui Emir. Dan, Lugalgin lah yang mendirikan Agade. Dengan kata lain, Lugalgin mengenal Agade sebelum badan eksekutif SMA Karia. Jadi, normal kalau Lugalgin mengesampingkan Illuvia demi Agade.

Kembali ke Illuvia. Kalau dibandingkan dengan Emir, Illuvia adalah pengecut. Ketika dia tidak berani meninggalkan status bangsawan, Emir justru melepas status keluarga kerajaan. Bahkan, dia tidak melepaskan status tuan putrinya dengan mudah. Dia harus memenangkan battle royale terlebih dahulu. Jadi, cinta Illuvia ditolak adalah salahnya sendiri, bukan orang lain.

I am No KingWhere stories live. Discover now