Arc 5 Ch 9 - Deklarasi Perlawanan

124 12 16
                                    

Seperti biasa, kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.

============================================================


[Benar. Dalang penyerangan istana kerajaan kemarin malam adalah kami. Kami melakukannya karena Ratu Amana sempat menculik suami saya, Lugalgin Alhold, dan menyekapnya di istana.]

Rina membuat deklarasi dengan penuh semangat di konferensi pers. Bersama Emir, Zortac, dan Feodal Lord lain, mereka berusaha menggaet simpati masyarakat sekaligus menunjukkan kalau kubu ini memiliki kekuatan.

"Rina tampak jauh lebih bersemangat ya, Gin."

Sesuai ucapan Inanna, Rina tampak lebih bersemangat dan percaya diri. Bahkan, aku bisa melihat ujung bibirnya selalu naik, tersenyum.

Aku dan Inanna tidak menghadiri konferensi pers. Kami berdua di atas ranjang, menetap di kamar hotel. Mereka bilang aku butuh istirahat karena baru menggunakan serum pengendalian. Inanna menemani sekaligus menjagaku. Aku dan Inanna tidak telanjang, tentu saja. Kami mengenakan pakaian kasual, siap kalau tiba-tiba diserang.

Di lain pihak, aku terkejut serum pengendalian tidak membunuhku. Maksudku, kalau serum pengendalian melemahkan sistem imun, seharusnya, seluruh tubuhku sudah dipenuhi kanker. Namun, tidak terjadi perubahan apa pun. Apakah ini berarti pelemahan oleh serum pengendalian bisa diabaikan? Apakah ada faktor yang membedakan serum pengendalian dengan luka normal?

Aku sangat penasaran dengan efek serum pengendalian pada tubuhku. Namun, aku juga tidak mau melakukan percobaan manusia pada tubuhku sendiri. Sama sekali tidak mau. Apa aku mencari inkompeten lain untuk kelinci percobaan? Ah, tidak. Jangan. Bisa-bisa aku menyulut dendam inkompeten. Melihat Rina dan aku, inkompeten kalau sudah dendam sangatlah berbahaya.

Aku beruntung karena Inanna lah yang menetap bersamaku. Jadi, aku bisa menceritakan semua hal yang kudengar dari Ibu Amana, Bapak Bilad, dan Ira. Aku berharap Inanna mampu mendengarkan ceritaku dan tidak langsung menolaknya. Dan, harapanku terkabul. Selama penjelasan, Inanna sering mengangguk dan berkata, "ah, iya, masuk akal,".

"Inanna, apa alasan kamu tidak meragukan pendapat Ira?"

"Mudah saja, Gin. Kamu."

"Aku?"

"Sejak awal, kamu juga selalu berperan menjadi orang jahat, kan? Kamu sengaja menjebak ibu dan menyandera adikku demi keselamatan kami. Lalu, kamu mengklaim sebagai pembunuh tunggal keluarga Cleinhad. Lalu, saat pembersihan keluarga kerajaan, kamu juga menunjukkan diri sebagai pemimpin. Intinya, sejak awal, entah sadar atau tidak, kamu selalu berusaha mengarahkan kebencian semua orang padamu."

"Maksudku, memang aku yang melakukan itu semua, kan? Menurutku itu adalah hal yang normal."

"Tidak, Gin. Kamu tidak normal. Kamu memang menyalahkan sistem, tapi tidak serta merta menjadikan sistem sebagai kambing hitam sepenuhnya. Kamu sadar dan juga mengaku salah atas perbuatanmu. Kalau orang lain, mereka hanya akan menyalahkan sistem dan sebisa mungkin tidak ingin disalahkan. Di sini, kita bisa melihat bagaimana kamu mengambil peran sebagai orang jahat."

"Tapi ...."

Aku ingin menyanggah ucapan Inanna, tapi tidak bisa. Ucapan Inanna tepat sasaran. Tampaknya, tanpa disadari, aku sudah berusaha mengalihkan kebencian orang padaku.

"Ceritamu juga menjelaskan kenapa helikopter kami bisa mencapai istana semalam. Maksudku, ada jarak ribuan kilometer dari sini ke istana. Namun, sejauh itu pula, kami tidak menghadapi satu pun perlawanan atau serangan militer. Ibla sendiri mengatakan walaupun sistem pertahanan Rina diretas, seharusnya militer tidak selengah itu."

I am No KingWhere stories live. Discover now