Chapter 1

528 148 162
                                    

Aku adalah seorang yang tidak mempercayai arti cinta. Cuek, itulah caraku untuk mengungkapkan perasaan yang ada pada diriku.

Kesan kebanyakan orang bila bertemu denganku. Yang pertama, sinis, jutek, sombong, si es.
Yah, biarkanlah mereka menilai ku sesuka hati mereka.

Cowok? Di sekolah ku banyak yang namanya cogan. Dari kalangan kakak kelas, seangkatan, bahkan adik kelas pun aku tak begitu tau. Entah kenapa bagiku mereka itu tak ada menariknya sama sekali.

Contohnya kakak kelas yang bernama Dika Afrian, tipe cowok yang cuek. Memiliki hidung mancung, mata coklat, bibir tipis, berkacamata, dan senyum manis yang membuat seluruh siswi satu sekolah tergila - gila padanya . kecuali diriku

Entah mengapa Aku tak tertarik kepadanya.

Revalina Aurelia, dia adalah sahabatku satu-satunya. Revalina sering disapa Reva, dia adalah jenis manusia pencari cogan, entah sejak kapan hal itu dimulai. Sampai saat ini ia pun masih sama. Entah apa faedahnya.

Centil, perhatian, baik, ramah itu sifatnya, dan yang gak ketinggalan dia adalah biangnya gosip tentang cogan.
Segala hal tentang cogan-cogan apalah itu, dia tau seluk-beluknya.

Dari teman seangkatan, Kakak tingkat, ataupun Adik kelas. Dia selalu tau kabar-kabar yang masih hangat-hangatnya.

Karna hal konyol itu, Reva dan seluruh murid cewek di sekolah ku tergila dengan Kak Dika.

Ku akui Kak Dika itu tampan, tapi jika disandingkan dengan harimau. Hahaha, maaf. Dia memang beneran ganteng kok. Suer deh.

Bunyi alarm ku yang menunjukkan pukul 05.00 dengan segera Aku bangun dan membereskan kamarku dilanjutkan dengan mandi.

****

"Ma bisa Nadia bantu?" Tanya ku ke Mama.

"emm boleh, kamu ambil alat makan dilemari ya terus di tata di meja makan!!"jawab Mama yang sedang sibuk dengan masakannya.

"Oh iya Nad, mama hampir lupa. Emm tolong ambilin koran di depan buat papa!" sambungnya lagi.

"Oke Ma" jawabku sambil berlari menuju ke depan rumah.

Setelah mengambil koran aku masuk dan memberikannya pada Papa, yang sedang duduk menikmati segelas kopi panas miliknya.

"Pah tetangga baru di depan rumah kita itu siapa??" tanyaku yang penasaran.

"Oh itu, dia sahabat karib Papa juga rekan bisnis. Mereka baru pindah dari Jogja. Emang kenapa??tumben kamu tanya biasanya kan kamu cuek" jawab Papa sambil sedikit tersenyum.

"Iihh, Papa. Aku kan cuma tanya. Emang salah?" Jawabku sedikit kesal.

"Kamu tau nggak tetangga baru kita punya... apa coba?" Ledek ayah sambil senyum-senyum geli.

"nggak ah, gak penting"jawabku sambil berlari.

"Pagi-pagi ribut terus. Udah-udah jangan berdebat, ini masih pagi!! Oh iya Nad, ini kan hari pertama mu sekolah. Kok belum sarapan? .
Bentar lagi telat loh" mama berkata.

"ya ampun udah jam 06.35, argggh aku bisa telat nih " ucapkan yang kaget.

"Udah cepet sarapannya, nanti berangkat sekolah bareng ayah aja biar sekalian" jawab papa.

"ngakk usah mah, aku mau naik motor matic aja soalnya kalo bareng Ayah naik mobil nanti macet"jawabku dengan cepat .

"Ya udah Nadia berangkat dulu. Assalamualaikumm"

"Waalaikumsalam"

Kemudian Ayah dan Mama hanya menggelengkan kepalanya.

****

Nathadia (Hiatus)Where stories live. Discover now