Chapter 15

27 3 0
                                    

Tatapannya begitu datar kearah ku, walaupun sebenarnya Aku sudah cukup lama melihat kearahnya. Ya, meskipun hanya melihat siluet wajah sampingnya saja. Tapi... Aku yakin pria itu sedikit menyunggingkan senyumnya ketika bersama Alea tadi.

Tatapanku terus menuju ke arahnya. Seorang laki-laki yang terkesan dingin, bisa menjadi teman bermain gadis kecil yang cerewet dan sedikit genit itu.

Dia adalah Dika Afrian, laki-laki yang terkesan bermuka datar, dan dingin itu.

Aku terus berjalan kearah mereka berdua. Sedangkan tanganku sedang menenteng kantung belanjaan yang berisi makanan ringan dan juga pesanan Alea.

"Akak anteng, tiupin lagi bayon cabunna!"

Sontak. Aku pun langsung membulatkan mata. Bagaimana tidak, gadis kecil itu terkesan genit.

Astaga, kenapa Alea segenit itu sih!.

"Lagi?" Tanya laki-laki itu. Tepatnya Kak Dika. Sepertinya dia tidak menyadari, jika gadis kecil adalah orang yang sedang ku cari.

Mendengar suara Kak Dika, Alea menggangguk-anggukan kepalanya dengan semangat.

Dan akhirnya Kak Dika pun meniup kembali gelembung sabun. Ia sedikit menyunggingkan senyumnya. Ingat! Hanya sedikit. Bisa dibilang senyum yang tulus dan sangat langka.

Tanpa sadar, Aku yang memperlihatkan mereka berdua pun ikut menyunggingkan senyum juga.

Ternyata anak kecil juga bisa bikin tu orang senyum.

"Dedek Ale! Pulang yuk! Udah malam ini lho," ujarku dengan sedikit berjongkok di hadapan Alea.

"Ndak au, Ale au main agi cama akak anteng." Sahutnya sambil menarik-narik celana panjang milik Kak Dika.

"Namanya Ale?" Tanyanya padaku.

Dia ngajak ngomong aku nih? Nggak salah?

"Eh, apa Kak?"

"Dia Ale?"

"Iya... Namanya Alea,"

"Maaf banget ya Kak, kalo Ale tiba-tiba malah ganggu Kakak sama pacarnya," sambung ku lagi.

Yang kulihat ada seorang gadis cantik yang tengah duduk di depan tukang siomay. Kulihat gadis itu juga berbincang-bincang dengan Kak Dika ketika Kak Dika sedang bermain dengan Alea.

"Nggak ganggu kok. Alea lucu kok, dan nggak ngerepotin," sahutnya dengan berjongkok di depan Alea.

Jadi, posisi kami bertiga adalah...
Alea yang terus memeluk leher Kak Dika yang sedang berjongkok di hadapannya. Sedangkan diriku? Aku pun sedang berjongkok untuk mensejajarkan diri dengan Alea. Dengan terus-menerus membujuk Alea untuk pulang.

"Yuk pulang yuk! Es krim nya cair nanti?" Tanganku terus mengelus rambut hitamnya.

"Dedek Ale pulang ya, Udah malem." Bujuk rayu Kak Dika ke Alea dengan berusaha melepaskan tangan Alea yang berada di lehernya.

Baru kali ini, liat si manusia es ngomong ke anak kecil.

"Gak au akak anteng!" Ucap Alea dengan terus memegang kuat ke leher Kak Dika.

Setelah cukup lama Aku berusaha membujuk Alea untuk pulang. Namun, usaha ku masih gagal. Hampir frustasi, kemudian aku memberi kode pada Kak Dika untuk mendekat. Dia pun tahu maksudku.

Tapi, cengkraman tangan Alea begitu kuat. Sehingga, Kak Dika tidak bisa mendekat.

Akhirnya aku pun segera mendekati Kak Dika, aku pun masih berjongkok untuk membisikkan sesuatu padanya.

"Mau ya Kak? Please?!" Tanyaku pada Kak Dika dengan penuh harap.

Dan dia hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

"Makasih Kak," sahutku lirih, seraya mendekati Alea kembali.

"Kita mainnya besok aja ya! Sekarang makan es krim nya dulu. Kakak aus nih. Dari tadi nggak minum." Ujar Kak Dika pada Alea.

"Es kim?" Tanya Alea pada Kak Dika.

Dan dibalas dengan anggukan olehnya.

"Akak Nana! Dedek Ale cama akak anteng au es kim!"

"Nih! Dari tadi kek, hampir cair itu es krim nya," sahutku seraya menyerahkan dua buah es krim kearah Kak Dika.

"Dedek Ale, lepasin tangannya dulu yah! Biar Kakak nya bisa makan es krim nya!"

Dan Alea menganggukkan kepalanya.

****

"Bilang makasih dulu sama kakaknya!" Perintahku pada Alea.

"Maacih akak anteng," ucap Alea sedikit malu-malu genit.

Dan tanpa aba-aba, Alea langsung berhambur ke pelukan Kak Dika yang sedang berjongkok di hadapannya. Dan Kak Dika pun membalas pelukan dari Alea. Kemudian ia mengusap kepala Alea.

Anak kecil mah menang banyak!

"Yuk!" Ajak Ku pada Alea.

Dan dia segera berlari ke arah ku. Dengan terus melambaikan tangannya ke arah Kak Dika.

"Dadah akak anteng, becok kita ain agi ya! Tadi an udah janji," ucap Alea pada Kak Dika, dan dibalas anggukan kecil.

****

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusallam, kok lama banget sih Nad?" Jawab Tante Widya.

"Itu tuh, si Alea! Genit banget sumpah!" Ujarku dengan menenteng kantung belanjaan tadi.

"Maksudnya?"

"Tanya aja sama anak Tante itu!"

Akhirnya aku pun menaruh kantung tadi di meja dapur.

Samar-samar terdengar celoteh Alea pada sang Mama.

"Adi ma, Ale ketemu ama akak anteng. Akaknya anteng teyus aik aned ma,"

Dasar bocah itu, kecilnya aja genit. Gimana kalo gede? Nggak bisa bayangin.

Hahaha... Ternyata si Alea genit juga yah.
Buat yang kemaren nebak-nebak siapa sosok yang main sama Alea author udah kasih tau nih. Dia itu Kak Dika Afrian.
Apakah kalian tahu? Kalo author nulis part yang lucu, ketika perasaan author sedang tak karuan 😢

Voment yups!
Typo? Ingetin yak!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 02, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nathadia (Hiatus)Where stories live. Discover now