10 - "For Life"

11.2K 2.2K 104
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA CERITA

Jihye langsung berlari ke arah Jackson yang terlihat tengah menunggu di depan gerbang. Sepertinya, gadis itu telat sepuluh menit karena kemacetan di jalan.

"Maaf aku terlambat. Tadi macet sekali," ucap Jihye dengan napas terengah-engah.

"Aku tidak akan memaafkanmu." ucap Jackson dengan ketus. Ia berjalan melewati Jihye.

"Besok-besok aku tidak akan telat lagi. Aku janji," Jihye berlari kecil untuk menyusul Jackson yang sudah terlebih dahulu berjalan di depannya.

"Tidak."

Jihye mendengus. Anak ini sungguh menyebalkan.

"Terserah kau." ucap Jihye dengan pasrah. Ia tak mau terlibat pertengkaran konyol dengan anak kecil.

"Kau tidak mau aku memaafkanmu, Noona?"

"Apa?!" Jihye menatap wajah polos Jackson. Sungguh, ia merasa begitu kesal. Tadi ia sudah minta maaf, namun bocah itu menolak permintaan maaf Jihye mentah-mentah. Dan sekarang, ia dengan polosnya bertanya seperti itu.

"Kau sungguh ... tak mau kumaafkan?" tanya lagi.

Jihye menghembuskan napas dengan kasar. Jika saja anak ini bukanlah anak dari majikannya, ia pasti akan menjitak kepala bocah itu langsung.

"Baiklah, baiklah. Aku mau." ucap Jihye mengalah.

"Ada sayaratnya."

Jihye mendengus kembali. "Apa itu syaratnya?"

"Belikan aku es krim." ucap bocah itu dengan polos.

Jihye tertawa hambar. "Hey, aku tak bawa uang banyak. Jangan minta yang aneh-aneh." ujar gadis itu dengan emosi. Ia sudah membayangkan bagaimana selera es krim anak orang kaya. Mereka pasti menginginkan es krim yang merupakan dessert di restoran mewah. Jika seperti ini terus, Son Jihye pasti sudah jatuh miskin.

"Noona tak mau membelikanku es krim yang harganya hanya beberapa sen saja?"

"Hah? Beberapa sen apanya?! Aku tahu kau pasti akan meminta es krim mahal yang dijual di restoran mewah, ya kan?" Jihye meninggikan volume suaranya.

"Hm ... padahal aku cuma mau minta dibelikan es krim di toko samping sekolah. Kalau Noona tidak mau, ya sudah." Jackson berjalan kembali menuju ke dalam mobil. Wajahnya terlihat sedih ketika ia menutup pintu mobil dengan perlahan.

Jihye memang kesal bukan main dengan anak nakal itu. Tapi, ia selalu merasa bersalah tiap kali mengomeli Jackson. Rupanya, anak itu hanya meminta es krim murah, bukan es krim mahal di restoran mewah. Jihye merutuki kebodohannya. Ia pun semakin merasa bersalah pada bocah berusia empat tahun.

Tanpa aba-aba, gadis itu langsung membeli es krim dengan uang yang dibawanya, kemudian ia berjalan ke arah mobil untuk menyerahkan es krim tersebut pada Jackson.

"Jangan marah, sudah kubelikan es krim. Ini." Jihye menyerahkan es krim dengan bungkus bergambar beruang pada bagian depannya.

Jackson menatap bungkus es krim tersebut dengan mata berbinar. "Noona tahu dari mana aku suka rasa vanilla?!" jeritnya kegirangan.

Jihye menatapnya dengan cuek. "Mana kutahu, aku mengambilnya asal." ucapnya, kemudian ia menutup pintu mobil.

Jackson nampak tidak peduli, ia melahap habis es krim tersebut sepanjang perjalanan menuju ke rumah.

***

Jackson menyantap makan siangnya dengan lahap. Setelah makan, ia langsung minum susu pada botol yang terdapat dot pada ujungnya.

Ex-Idol & Me [PCY]✔Where stories live. Discover now