35 - "My Answer"

6.6K 1.4K 142
                                    

Siapin hati ya

Selamat membaca

***

Kini, Jihye sedang membantu ahjumma untuk memasak sarapan pagi, yaitu sebuah waffle hangat, roti panggang lengkap dengan berbagai toping, serta sereal. Untuk menu sarapan pagi di hari libur tidaklah begitu rumit karena memang Tuan Park menyukai segala sesuatu yang lebih simpel untuk dimakan saat pagi hari.

Ketika Jihye sedang menata meja makan, tanpa sengaja gadis itu melihat ke arah Chanyeol yang turun dari lantai dua bersama dengan Jackson. Selanjutnya, ayah dan anak tersebut menghampiri meja makan dan duduk di sana dalam diam.

Setelah selesai dengan tugasnya, Jihye mundur beberapa langkah tanpa mempedulikan Chanyeol. Begitu pula dengan Chanyeol, ia tidak lagi menyapa gadis tersebut dengan senyuman sumringahnya dan kejadian ini telah berlangsung terus-menerus selama seminggu lamanya.

Jackson yang polos dan tak mengerti apa pun, hanya bisa menatap Daddy dan Noona-nya itu secara bergantian.

"Daddy, Noona kenapa?" tanya Jackson seraya menarik-narik ujung baju ayahnya.

Chanyeol mencoba untuk tersenyum, lalu mengelus pucuk kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. Jackson yang masih belia itu tentu tak boleh tahu masalah orang dewasa.

"Hm ... kenapa ya? Nanti akan Daddy tanyakan padanya, oke?"

Chanyeol dan Jackson kembali melanjutkan sarapan berdua saja. Jujur, Chanyeol bangga menyaksikan anaknya yang begitu manja berubah menjadi anak yang mandiri. Buktinya, Jackson tidak lagi merengek minta disuapi dan tidak lagi meminum susu menggunakan dot. Setidaknya, Chanyeol tahu dan yakin betul siapa yang telah mendidik anak semata wayangnya tersebut menjadi lebih baik, siapa lagi kalau bukan Son Jihye?

Lima belas menit kemudian mereka selesai makan, Chanyeol menumpuk piring kotor kemudian membawanya seorang diri ke arah dapur. Sementara itu, Jihye juga sedang berada di dapur untuk membereskan bekas memasaknya pagi ini.

Chanyeol melihat Jihye, Jihye juga melihat Chanyeol. Sayangnya, mereka malah bungkam. Chanyeol tahu betul bahwa situasi seperti ini malah membuat canggung dan memperburuk keadaan. Pria yang sudah tidak tahan lagi itu pun berdehem, mencoba untuk mencairkan suasana.

"Jihye, kurasa ada yang perlu aku bicarakan denganmu." ungkap Chanyeol.

Jihye menoleh sebentar, kemudian menatap lawan bicaranya tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku juga ingin membicarakan sesuatu denganmu."

***

Jihye meremas ujung pakaiannya. Sudah menjadi kebiasaan gadis tersebut untuk meremas bajunya jika ia merasa gugup. Sungguh, lama-lama kegugupannya berubah menjadj kejengahan ketika Chanyeol tak kunjung berbicara. Mereka berdua masih saja saling terdiam di dalam "ruangan terlarang" milik Chanyeol.

Jihye menatap ke sekeliling isi ruangan. Ya, memang tak ada yang berubah. Masih apik dan tetap saja rapi. Namun, terbesit rasa sakit ketika Jihye melihat masih ada foto Yejin. Tepatnya, foto yang dulu gadis itu pernah lihat sebelumnya, berupa gambar seorang wanita cantik dengan baju kuning berpose bersama bunga mawar yang indah. Hanya dengan melihat gambar itu saja, sudah menjadi bukti kuat bahwa Chanyeol tidak bisa melupakan Seo Yejin.

"Jihye, mau sampai kapan kita saling bungkam seperti ini?" Chanyeol membuka pembicaraan.

Jihye menghembuskan napas pelan, ia mencoba untuk menggertakkan giginya agar suara parau miliknya tidak keliar tiba-tiba.

Ex-Idol & Me [PCY]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang