22 - "Psycho"

8.4K 1.7K 85
                                    

"Mengapa cinta justru membuat mata hatiku buta? Bahkan sampai aku lupa fakta bahwa aku sudah tak lagi berada di hatinya."
-Seo Yejin

***

Chanyeol tidak mungkin membiarkan Yejin berlama-lama menginjakkan kaki di rumahnya. Bagaimana pun juga, wanita itu harus segera pergi dari sini. Namun, Yejin tanpa merasa bersalah berkeliaran di dalam rumah seolah ia masih bagian dari rumah tersebut.

Ahjumma yang baru tiba di sana tak bisa menahan keterkejutannya begitu melihat Yejin bernyanyi kecil sembari menuangkan jus mangga ke dalam gelas. Bahkan, wanita itu sempat menyapa ahjumma hingga membuat ahjumma bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya apa yang telah terjadi?

Chanyeol turun dari tangga bersama dengan Jackson. Pria Park itu tak perlu bangun pagi-pagi lagi untuk menghindari anaknya, ia juga tidak perlu lagi sarapan di luar rumah agar tidak bertemu dengan Jackson. Setidaknya, ia dapat melakukan hal-hal normal selayaknya dulu bersama dengan buah hatinya. Namun, dengan sangat terpaksa Chanyeol harus rela sarapan pagi satu meja bersama Yejin. Chanyeol sudah menyuruh wanita itu segera pergi, namun Yejin bilang ia masih mau menetap di sana untuk beberapa saat.

Jihye yang menyaksikan keluarga tersebut makan bersama, hanya mampu melihat secara diam-diam. Hatinya masih terluka sampai-sampai ia tidak sanggup untuk sekedar mengucapkan selamat pagi pada siapa pun yang berada di dalam rumah.

Chanyeol sebenarnya sadar bahwa Jihye memperhatikan mereka secara sembunyi-sembunyi. Jujur, pria itu merasa senang karena mengetahui bahwa Jihye masih berada di sana. Tapi, satu hal yang Chanyeol yakini pasti bahwa Jihye pasti enggan mengantar Jackson ke sekolah, karena gadis itu butuh waktu untuk menenangkan hatinya.

Jackson mau pun Chanyeol menyelesaikan sarapannya dengan cepat, padahal Yejin sendiri baru menyuapkan makanan beberapa kali ke dalam mulutnya.

"Ayo, Jay kita berangkat sekolah!" ucap Chanyeol seraya menggendong Jackson.

"Daddy, Noona dimana? Biasanya dia yang akan mengantarku ke sekolah, bukan Daddy." Perkataan Jackson sukses membuat Chanyeol terhenyak beberapa saat. Tidak hanya Chanyeol, Yejin turut kaget juga.

"Noona? Siapa dia?" tanya Yejin dengan penasaran.

Chanyeol tidak menggubris tindakan Yejin. Pria itu kembali mengeratkan tubuh Jackson seraya tersenyum lebar.

"Oh astaga, berat badanmu bertambah setelah makan!" ujar Chanyeol untuk mengalihkan pembicaraan. Buru-buru, pria itu membawa Jackson lengkap bersama tasnya ke dalam mobil, selanjutnya mobil tersebut melaju meninggalkan pekarangan rumah.

Yejin menatap kepergian Chanyeol dengan sinis. Wanita itu tidak perlu pura-pura bodoh untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan "Noona". Ia yakin bahwa gadis yang datang bersama Jackson kemarinlah yang dimaksud.

Ahjumma datang ke arah meja makan seraya membersihkan bekas makan keluarga Park tersebut. Ia menumpuk piring kotor satu per satu dengan hati-hati.

"Ahjumma ..." panggil Yejin dengan nada yang aneh. Ahjumma membungkuk, lalu melihat ke arah Yejin dengan tangan gemetaran.

"Ya, Nyonya?"

"Ahjumma, apa kau masih mengingatku?"

Ahjumma mengenggak salivanya begitu mendengar pertanyaan dari Yejin. "Y ... ya, masih, Nyonya."

Yejin tersenyum kecut, "Hah, kau saja masih mengingatku, tapi bagaimana bisa Yeol melupakanku dengan mudah?" tanyanya pada diri sendiri. Ahjumma yang bingung hendak menjawab apa, hanya bisa melanjutkan kegiatan bersih-bersihnya.

"Dimana gadis itu?" lanjut Yejin.

"Maaf?"

Yejin berdecak sebal, "Dimana 'Noona-nya' Jackson itu?!"

Tangan ahjumma semakin bergetar hebat, ia terlalu ketakutan untuk mengeluarkan suara, sebab Yejin bisa saja bertindak semaunya secara tiba-tiba.

Ahjumma enggan menjawab karena ia tak mau Jihye terlibat dengan Yejin, tapi disisi lain, ia juga tak sanggup jika harus menahan Yejin bila wanita itu murka.

"Sudahlah, kau tak perlu menjawabnya. Aku sudah tahu ia dimana." tepat setelah kalimat tersebut meluncur dari mulutnya, Yejin langsung melangkah ke arah dapur, tepatnya menuju kamar yang berada di dekat sana.

"Nyonya, tunggu, kumohon, jangan temui dia," pinta ahjumma seraya menarik pelan tangan Yejin, namun Yejin menghempaskan tangan ahjumma dengan kasar.

"Pergilah, jangan ikut campur urusanku, ahjumma."

Selanjutnya, Yejin yang sudah tak terkontrol itu langsung mengetuk pintu kamar Jihye dengan tidak sabaran, suaranya nyaring memenuhi seluruh isi ruangan.

Jihye membuka pintu kamarnya, dan detik berikutnya gadis itu terkejut bukan main melihat Yejin berdiri dihadapannya dengan dagu terangkat ke atas, seolah menunjukkan bahwa ialah yang berkuasa di sini.

"Selamat pagi." sapa Yejin dengan wajah yang dibuat seanggun mungkin. Wanita itu dengan tidak sopannya langsung masuk ke dalam kamar Jihye, dan duduk di tepi kasur.

"Apa yang kau lakukan? Tolong, keluarlah." pintah Jihye dengan lirih.

Yejin tertawa hambar, "Kau memintaku keluar? Memangnya kau tidak tahu siapa aku?" wanita Seo itu memberi jeda, seraya tersenyum dengan sinis. "Aku adalah istri Park Chanyeol."

Jihye meremas ujung bajunya dengan geram. Yejin sungguh bertindak sesuka hati, bahkan ia tak mampu memfilter ucapannya.

"Tidak kau bukan istrinya. Kau hanyalah mantan istrinya." balas Jihye dengan berani dan penuh penekanan. Memang jika di awal ia takut pada Yejin, namun lama-lama, Jihye menjadi muak. Bagaimana pun juga ia tidak mau diinjak-injak harga dirinya.

"Yah mungkin sekarang aku mantan istrinya, tapi nanti aku akan kembali menjadi istri sahnya. Hm, omong-omong ... aku seperti pernah melihatmu, tapi dimana ya?"

Jihye memutar bola matanya dengan malas. Yejin terlalu banyak berakting menurutnya.

"Ah, ya. Kau datang bersama Chanyeol di pernikahan Sehun, bukan? Ya ampun, aku kasihan padanya karena harus membelikanmu gaun mahal. Oh, tentu saja, karena gadis miskin sepertimu tak bisa membeli apa-apa." sindir Yejin dengan wajah penuh kemenangan.

"Dengar, Seo Yejin. Aku memang tidak kaya sepertimu hingga aku bisa membeli barang-barang mahal dan hidup penuh dengan kemewahan. Kau bisa sepuasnya mengatakan aku miskin, tapi ketahuilah, aku mendapatkan itu semua atas usaha dan keringatku sendiri, bukan dari warisan sepertimu." jawab Jihye dengan geram. "Kau bahkan yang membuatku dipecat dari departemen store karena tingkah bodohmu tersebut. Berhentilah menggangguku sebelum Chanyeol tahu bahwa kau bukanlah wanita yang anggun dan tahu sopan santun." lanjutnya dengan suara rendah.

Yejin bangkit, lalu ia mendekatkan wajahnya ke arah Jihye, hingga posisi kepala mereka sejajar.

"Wah, aku terkejut ternyata ada satu orang yang tahu tentang itu. Kuharap kau tidak bertindak macam-macam, atau kau akan menyesal nanti. Apa perlu aku memberitahumu bahwa aku ini seorang psikopat, hm? Nyawamu bisa melayang kapan saja." Yejin mengakhiri pembicaraannya dengan seringaian kecil, selanjutnya wanita itu kembali memundurkan kepalanya, lalu berjalan keluar kamar.

Jihye memeluk tubuhnya sendiri dengan erat begitu mendengar kata-kata terakhir dari Yejin. Jika benar Yejin adalah psikopat, itu artinya Chanyeol maupun Jackson sedang berada dalam bahaya. Satu-satunya cara agar menyelamatkan dua orang itu dari Yejin, adalah dengan selalu berada di sisi mereka, tak peduli dalam situasi apa pun.

Jihye bergegas keluar kamar untuk mencari ahjumma dan memastikan wanita tua itu baik-baik saja.

***
Tbc

Masih ada aja nih yg sider
Cewa lah cewa

Ex-Idol & Me [PCY]✔Where stories live. Discover now