Marah

1.1K 101 66
                                    

“Mereka pacaran,” jawab Refa.

“Apa, Ref?” tanya Fara tak percaya.

Refa mengangkat bahunya.

“Farel pacaran? Loh, kok bisa, sih, dia ngeduluin kakaknya?” seru Fara.

Fara pun tertawa, tak habis pikir.

Refa kesal dengan topik yang menjurus pada Farel dan Astri.

Dan kesalnya, Fara terus saja berbincang ke arah sana, “Ref … cerita, dong! Kenapa mereka bisa pacaran? Nembaknya gimana, tuh, si Farel?”

Refa sangat kesal saat mendengarnya. Sampai akhirnya, kesabarannya habis. “Isshhh!!! Udah, lah, Kak, aku gak tau!”

“Refa!” Reza mengingatkan Refa yang sedikit menyentak Fara.

Di saat yang sama, pelayan pun datang, lalu menyodorkan pesanan Reza dan Fara. Sedikit mengulur waktu untuk masing-masing dari mereka menjernihkan pikiran.

“Kak, aku pulang duluan,” ucap Refa mengambil tas dan ponselnya.

Tak lupa, ia bersalaman kepada Reza dan Fara.

“Ayo, Sam,” ajak Refa.

“Kak, aku duluan.” Samuel melakukan hal yang sama seperti Refa tadi dan langsung mengikuti Refa yang sudah keluar dari Chocolate Dream.

“Refa kenapa, Za?” tanya Fara menyeruput milkshake coklatnya.

“Nggak tau. Biarin aja, nanti aku yang urusin dia di rumah,” jawab Reza.

Sedikit lega, Fara akhirnya tersenyum. Namun, sesama perempuan, Fara merasakan ada yang berbeda dari Refa. Ia pikir, pasti ini tentang sebuah rasa.

“Eh, tadi kamu bilang, ‘Dia ngeduluin kakaknya?’. Beneran emang, kalau kamu belum pernah pacaran?” tanya Reza kemudian, sambil menatap jahil.

“Beneran belum,” jawabnya singkat.

“Haaa … baguslah,” tanggap Reza dengan spontan.

“Bagus kenapa?” tanya Fara so polos.

“Enggak ….”

“Eh, Za. Kapan-kapan, aku boleh ke rumah kamu, ya?”

Reza mengangguk.

***

“Ref, kita mau ke mana?” tanya Samuel masih terus berusaha mengejar Refa.

“Gak tau. Yang penting aku bisa ngeluapin apa yang jadi rasa sakitnya hati aku. Bagusnya ke mana, ya?” Refa berhenti sejenak agar Samuel bisa menyejajarkan langkah.

“Gimana kalo kita ke taman deket komplek aku?” tawar Samuel.

“Bagus juga, ayo!”

Setelah sampai, mereka duduk berdampingan di ayunan yang terdapat di taman.

“Sam, kenapa aku masih sakit, ya?” tanya Refa menendang-nendangkan kakinya pelan.

“Sakit apa?”

“Sakit hati.”

“Gara-gara Farel?” Refa mengangguk.

Enggan menanggapi, Samuel lantas menarik napasnya panjang dan mengembuskannya perlahan.

Refa menunduk. Kini, mood-nya berubah 180° semenjak pertanyaan Fara tadi yang menjengkelkan bagi Refa, Ref, cerita dong! Kenapa mereka bisa pacaran? Nembaknya gimana, tuh, si Farel?”

Farel dan RefaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang