Ikhlas

823 69 81
                                    

Dua bulan kemudian.

Refa yang sedang duduk santai di sofa, mendapatkan notifikasi WhatsApp dari seseorang.

Pesan dari Fara.

Refa, kamu ada di rumah, sekarang?

Ada, Kak. Emangnya kenapa?

Aku boleh main ke rumah kamu, gak?

Boleh, Kak.

Eh, tapi kenapa gak izinnya ke Kak Reza?

Aku mau ngobrol sama kamu, bukan sama Reza.

Hah? Kok tumben, Kak?

Biarin dong kali-kali, hehe. Jadi, boleh, ya?

Oke … boleh, Kak. Ditunggu …. ;)

“Kak Fara mau apa, ya?” gumam Refa.

***

Assalamualaikum.”

Waalaikumsalam.”

Refa membuka pintu ruang tamu dan mendapati Fara juga kotak misterius di tangannya.

“Eh, Kak Fara …. Ayo masuk, Kak.”

Fara tersenyum, lalu mengangguk, dan masuk ke dalam rumah Refa. Di rumah, Refa hanya sendirian. Reza sedang kuliah, orang tuanya sedang silaturahmi ke rumah kerabat Haris.

“Silakan duduk, Kak. Aku mau bawa minum dulu, ya?” ujar Refa.

“Emm … gak usah, Ref,” tolak Fara.

“Oh … bener, nih?”

“Iya, gak usah. Kakak cuman mau ngobrol sama kamu,” ucap Fara.

“Kayaknya penting, nih, hehe. Eh, Kak, apa kabar? Lama gak ketemu, ya?” Refa berbasa-basi.

“Iya, udah lama banget. Kakak baik-baik aja. Kamu sendiri gimana?”

“Baik juga, kok, Kak ….” Refa tersenyum memastikan.

Fara membalas senyum Refa, lalu mengambil kotak misterius di sebelah kanannya.

“Ref, ini ada titipan dari Farel.” Fara memberikan kotak misterius yang dibawanya tadi kepada Refa.

“Eh? Apa nih, Kak?” tanya Refa merasa bingung.

“Gak tau. Dia cuma suruh kakak buat kasihin kotak ini ke kamu. Dia mohon-mohon banget, tadi, ke kakak. Kakak suruh buat anterin sendiri, katanya malu,” terang Fara.

Farel dan RefaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang