Berusaha

885 73 152
                                    

Hari ini Refa diajak ke mall oleh Reza. Katanya, Reza ingin berbelanja bersama adik satu-satunya ini.

“Tumben, ngajakin aku ke mall? Ada apa, nih?” Refa curiga dengan ajakan tiba-tiba dari Reza hari ini.

“Yah, Dek …. Kakak, kan, cuman mau ajakin kamu main. Sekalian belanja, gitu. Nanti kita ke timezone … mau?”

“Waaa! Mau, lah. Asik …. Biarin, deh, terserah Kak Reza kalo seandainya ini semua ada maksudnya.”

“Dih … kamu, mah. Masih gitu aja, Dek … curigaan mulu. Pantesan, belum pernah pacaran sampe sekarang,” ledek Reza pada adiknya.

Reza menertawakan adiknya yang langsung cemberut itu. “Mentang-mentang udah punya pacar, huuu …. Ya, udah, ah, kalo niatnya cuma mau nge-bully aku, mending gak usah jadi ke mall-nya,” ketus Refa.

Refa meninggalkan Reza di ruang keluarga.

“Yah, Dek … ngambekan mulu. Sini coba, kakak mau ngomong.” Nada Reza seketika berubah menjadi serius.

“Gak.”

“Dek ….”

“Isshh … ngomong apa, sih?” Refa kembali duduk di sebelah Reza.

“Makasih, ya, Dek,” ucap Reza tiba-tiba memeluk Refa.

“Nih … apa, sih, peluk-peluk, Kak? Geli, tau.” Refa berusaha melepaskan pelukan kakaknya. Namun, Reza malah mengeratkan pelukannya.

“Makasih, Dek,” ulang Reza.

“Buat?”

Reza melepaskan pelukannya, lalu menatap Refa.

Untung kakak. Kalo bukan … dah mati gue, dipeluk terus ditatap. Aaa, kuat iman, Ref. Ini Kak Reza. Wajar, kan, aku baperan? Abisnya, aku jomblo huhu …” ringis Refa dalam hati.

“Kamu korbanin perasaan kamu ke Farel, demi hubungan kakak sama Fara. Tapi … Kakak mau tanya. Apa kamu udah bener lepas sama perasaan kamu ke Farel? Kalau belum dan gak bisa lepas, kakak sama Kak Fara bisa ngalah buat kamu ….”

Refa membuang napasnya kasar mendengar hal yang serupa antara Reza dan Fara.

“Kak. Baru kemarin, aku bahas tentang ini sama Kak Fara. Iya …. Aku selalu berusaha untuk ikhlas.”

Refa memaksakan diri untuk menampakkan senyum pada kakaknya itu. Reza menatap bangga Refa.

“Tapi, kakak ngerasa egois,” tukas Reza.

“Gak usah ngerasa gitu, Kak. Sekarang, akunya juga udah gak begitu suka sama Farel. Ih … nggak Kak Reza, gak Kak Fara … kenapa, sih, maksa amat buat ngorek-ngorek perasaan aku ke Farel?” gerutu Refa.

“Yah … takutnya kamu masih suka, mending kami yang ngalah, gitu,” terang Reza.

Refa mengangguk-angguk singkat. “Iya, makasih. Tapi, jawabanku tetep sama. Enggak. Aku nggak akan maksain perasaanku terhadap Farel. Udah cukup. Lagian, masih banyak cogan alias cowok ganteng di luar sana,” jawab Refa enteng.

“Ya, udah, kalo gitu …. Sekali lagi, makasih adik cantikku ….”

Reza mengusap rambut Refa sambil tersenyum. Refa dengan tulus hati membalas senyum kakaknya.

“Eh, Dek, mau berangkat sekarang, nih, kita?” tanya Reza.

Let's GO!!!”

***

Reza memarkirkan motornya di parkiran mall. Sedangkan Refa tengah menyimpan helm yang berhasil dilepas sebelumnya di atas motor Reza.

Farel dan RefaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang