Hadiah dan Keceriaan

913 87 48
                                    

Hari ini, Refa memakai sepatu sekolah baru, hadiah ulang tahun dari kedua orang tuanya. Ia tersenyum senang, bersyukur memiliki orang tua yang begitu menyayanginya.

Kring … kring!

Sebuah sepeda parkir di halaman rumah Refa. Refa menengadahkan kepalanya melihat siapa yang datang.

“Hai, Ref,” sapanya seraya mengukir senyum.

“Kak Deon?” Refa bangkit dari duduknya.

“Iya … masa lupa?” Deon terkekeh pelan.

“Hehe … nggak dong, Kak. Oh, iya … ada apa, Kak?” tanya Refa.

“Mau jemput kamu. Berangkat bareng, yuk!” ajak Deon.

“Eh?” Refa terkejut dengan ajakan Deon.

“Kenapa? Gak mau?”

“Bukan gitu, ehehe …. Ayo, Kak!” Refa menyetujuinya dengan semangat.

“Ya, udah … ayo.”

“Ayo! Ma, Pa, Refa berangkat!” Mona dan Haris keluar menghampiri Refa dan Deon.

Keduanya menyalami Refa dan Deon. “Hati-hati, ya,” pesan Mona kemudian.

Mereka pun berangkat bersama di tengah pancaran sinar hangat matahari pagi. Masih tersisa satu jam sebelum bel masuk sekolah berbunyi.

Sepeda Deon tidak langsung menuju sekolah, melainkan ke sebuah taman terlebih dahulu.

“Loh, kok, ke taman dulu, Kak?” tanya Refa.

“Sebentar, aku ada sesuatu.” Deon membuka tas sekolah hitamnya.

Refa menunduk menunggu Deon. Lalu, disodorkanlah kotak ungu kepada Refa.

“Apa ini, Kak?” tanya Refa.

"Happy birthday! Maaf, ya, telat. Kemarin aku gak dateng ikut ngerayain,” ujar Deon.

“Gapapa, kok. Aaaaa … makasih, Kak!” Refa menerima kotak itu dengan gembira hati.

“Buka,” titah Deon.

Refa mengangguk lalu membuka kotak ungu tersebut. Setelah diketahui apa isinya, terpancar raut senang di wajah Refa.

“Wah … buku novel! Makasih banyak, Kak. Seneng banget, rasanya …. Aku suka banget baca novel! Kok, Kak Deon tau, sih?” ujar Refa.

“Sama-sama …. Ya, tau, lah! Keren, kan?” Deon mengangkat alisnya.

Refa mengangguk senang dan memeluk buku pemberian Deon dan memasukkannya ke dalam tas.

“Ya, udah … kita lanjut ke sekolah, ya,” tukas Deon.

“Oh, iya, haha …. Ayo, Kak!” ujar Refa.

Mereka berdua tersenyum dan melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Canda tawa mengisi perjalanan mereka. Tak terasa bahwa sebentar lagi mereka akan naik kelas.

“Makasih, ya, Kak … hadiah sama tebengannya,” tukas Refa sembari merekahkan senyumnya.

“Iya, sama-sama. Santai aja, kali, Ref …. Eh, kamu beneran suka sama hadiahnya, kan?”

Farel dan RefaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon