The rivals are back

4.6K 527 52
                                    

"DIA TAK BOLEH TINGGAL BERSAMAMU" mereka terkejut mendengar suara amarah dari belakang mereka.

"P'TAN ???" sahut Moon dan Arthit serempak. Melihat kedatangan Tan membuat Arthit gelisah, pasalnya Arthit tidak merasa nyaman berada didekat P'Tan.

"Hallo, Arthit sudah lama kita gak ketemu. Kamu makin imut saja." Arthit binggung mau jawab apa karena dari dulu P'Tan terkenal sebagai orang yang egois apa yang dia mau harus dia dapatkan.

"Maaf P, P'Arthit tidak nyaman bersamamu, mohon P bersedia untuk pergi dari sini" Moon mengambil tindakan untuk menolong Arthit yang terdiam di tempat. Selain ucapan, Moonpun berdiri didepan Arthit untuk melindunginya dari P'Tan.

"Bocah ingusan sudah berani melawanku sekarang ?" Tan tersenyum mengejek ke Moon.

"Aku sudah besar P, aku sudah bisa melindungi apa yang berharga bagiku."

'Bagaimana ini ? Apa yang harus aku lakukan ? Aku tak mau Moon berurusan dengan P'Tan. Pikir Arthit kalut.

"Ai'Arthit Uncle Rojnapat memanggilmu." Seru Knot berjalan menghampiri Arthit. Sebenarnya Pho Arthit tidak datang ke pesta ini, tapi Arthit tahu Knot berbuat begitu untuk menolong Arthit.

"Aku permisi Moon dan P'Tan, Pho memanggilku." Kata Arthit kepada mereka sambil berjalan menghampiri Knot.

"Aku juga permisi P'Tan." Moon pamit karena merasa tidak ada urusan dengan Tan.

Tan hanya memandang mereka sinis. 'Kita lihat saja nanti, siapa yang akan tertawa di paling akhir.'

"Thanks Knot" bisik Arthit ketika sudah berada disamping Knot.

"P'Tan sudah kembali ?" Tanya Knot. Arthit hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan.

"Ow iya Ai'Knot, aku penasaran kenapa tadi kau perebutan dengan Kongpop ?" Sedari tadi Arthit penasaran dengan sikap Knot sewaktu mau masuk mobil karena tak biasanya Knot membantah Kongpop. Ya kecuali Arthit sih sang pembangkang Kongpop sejati.

"Memangnya Kenapa ?" Tanya Knot. 'Ini si Knot, orang nanya malah nanya balik.'

" Kamu itu bodyguardnya, seharusnya tidak boleh melawan perintah dari Kongpop. Kalau kamu dipecat bagaimana ?"

"Ohoo, kamu gak ngaca Ai'Arthit. Yang selalu melawan itu kamu bukan aku. Lagipula yang aku lakukan tadi itu membantumu membalas dia. Kau kan selalu mengeluh tentang dia. Apa kau tidak melihat mukanya yang cemberut itu. Lucu banget hahahaha." Jelas Knot sambil ketawa.

" Aku lupa hehehe... thanks a lot Ai'Knot. Teruskan, aku mendukungmu." 'Jadi begini rasanya punya sekutu hahaha' pikir Arthit senang ada yang mendukungnya.

KNOT - 1 VS KONGPOP - 0
***

"Permisi, boleh saya minta kotak makanan" pinta Arthit ke salah satu waiter. Alangkah terkejutnya Arthit, waiter itu adalah salah satu juniornya.

"Wad, kau sedang apa disini ?"

"Aku sedang kerja part time P, sebagai karyawan catering. P sendiri sedang apa disini ?" Tanya Wad balik ke Arthit.

"Oo aku juga sedang bekerja, mengawal seseorang. Wad, aku bisa minta 5 box kotak makanan."

"Bisa tapi buat apa P?" Tanya Wad binggung.

"Biasanya makanan dipesta ini selalu tidak habis, kebanyakan mereka datang hanya untuk bertegur sapa saja, bukan untuk makan."

"Oo gitu P, baiklah tunggu sebentar saya ambilkan dulu." Wad segera pergi ke dapur untuk mengambil box yang diminta Arthit.

Arthit sengaja mengambil posisi dipojok meja makanan, selain gak ada yang memperhatikan. Arthitpun dapat leluasa membungkus makanan.

"P, darimana ? Aku mencari - cari P dari tadi." Tanya Kongpop binggung yang tak melihat Arthit di pesta.

"Cari udara segar" jawab Arthit singkat.

Wad datang membawa 5 box kosong. "Nih P boxnya, oww Kong kau juga ada disini ? Apa kau kerja partime juga ?" Tanya Wad polos.

"Dia tamu bukan pekerja kayak kita Wad" Arthit menjawab duluan menggantikan Kongpop.

"Kalau gitu saya permisi P, Kong, masih banyak kerjaan didapur."

"Selamat bekerja Wad" jawab Kongpop dan Arthit bersamaan. "P, buat apa kotak kosong sebanyak ini ?" Tanya Kongpop heran.

"Buat bungkus makanan."

"5 kotak sekaligus ???"

"Iya, kenapa ? Memang tidak boleh ? Oo kau pasti berpikir aku rakus ya mengambil semua makanan ini. Aku kasih tahu ya, Prem suka udang, Toota suka kue manis, Bright suka coklat." (Author : Tuh kan, Arthit perhatian. Makanya kalian jangan suka bully Arthit ( sambil menunjuk ke Toota dan Bright )).

"Trus dua lagi buat siapa P ? Apa buat Aku ?"

"Ngapain buat kau Kong, Kau kan bisa makan disini. Ini buat Aku dan Wad."

"Wad??"

"Iya, dia itu kerja part time pasti butuh uang. Jarang - jarang bisa makan makanan enak. Jadi aku bungkusin buat dia biar gak kelaparan habis kerja."

"Buat aku mana P? Aku juga mau P'Arthit pilihkan makanan untukku." Pinta Kongpop manja.

"Kotaknya gak ada lagi, kita bagi dua saja 1 kotak punyaku. Ini kau ambilkan makanan buat Wad. Aku masih sibuk." Kata Arthit sambil menyerahkan satu kotak ke Kongpop. Kongpoppun melengang senang menuju meja makanan utama.

Selagi Arthit lagi sibuk memasukan makanan kedalam kotak. Seorang wanita mendekatinya dengan tampang sinis.

"Jadi, kau yang bernama Arthit ? Bodyguard kesayangan Kongpop. Aku Wan, yang akan menjadi calon istri Kongpop. Membungkus makanan, Cih. Dasar orang miskin, tak punya harga diri."

Arrhit menghela nafas sebelum berbalik badan menghadap wanita tersebut. Arthit sudah bisa menghadapi fansnya Kongpop saat masih sekolah dulu. Arthit tidak peduli wanita tersebut calon istri Kongpop atau bukan.

"Maaf nona, coba anda tengok kesana" kata Arthit sambil menunjuk kearah Kongpop yang lagi menaruh makanan kedalam kotak. " Apa dia calon suami anda juga orang miskin yang tak punya harga diri juga ?"

Wanita itu tak bisa berkata apa - apa lagi dan melaju pergi karena tidak mungkin juga dia menghina Kongpop anak penyelenggara pesta megah ini.

'Wekkkss, rasain tuh wkwkwk' ejek Arthit sambil menjulurkan lidah.

SIDE STORY

"Kong, sedang apa ?" Tanya Tuan Suthiluck yang binggung melihat anaknya membungkus makanan.

"Bungkus makanan Pho" jawab Kongpop sambil tersenyum.

"Kong si anak yang tak peduli pesta sedang membungkus makanan. Siapa yang menyuruhmu ? Arthit ?"

Kongpop hanya tersenyum seperti orang idiot sambil menganggukan kepala.

"Anak dari seorang Suthiluck tunduk perintah dari seseorang, Pho merasa sedih" Tuan Suthiluck berpura - pura menangis.

"Phoooo...." sahut Kongpop ngambek dan manja.

"Hahahaha... wajahmu lucu kalau ngambek." Tuan Suthiluck tertawa terpingkal pingkal melihat kelakuan anaknya yang hanya bisa dilihat jika menyangkut semua yang berhubungan dengan Arthit. "Kong, cepat luluhkan hatinya, waktumu tak banyak. Tan dan Wan sudah kembali."

"Baik Pho" jawab Kongpop tegas. "Kong, tidak akan membiarkan siapapun melukai P'Arthit."

"Itu baru anak Suthiluck." Kata Tuan Suthiluck berjalan menepuk pundak Kongpop. "Good luck son."

1. Private Bodyguard (Bahasa - Complete )Where stories live. Discover now