Moon and Kongpop

4.3K 456 16
                                    

Disebuah kafe yang cukup sepi ini sangat cocok dijadikan tempat untuk membicarakan sesuatu tanpa ada gangguan ataupun kebisingan.

Kongpop menunggu datangnya Moon, yang kemarin saat makan siang mengirim pesan untuk bertemu membicarakan sesuatu. Sebenarnya Kongpop tidak ada yang perlu dibicarakan sama Moon kecuali tentang masalah P'Arthit. Kongpop tidak ingin dekat - dekat dengan Moon, karena bagaimanapun Kongpop merasakan ada sesuatu dibalik sikap ramahnya Moon.

Setelah memesan ice coffee, minuman favorite Kongpop. Tak lama Moonpun tiba dan segera menempati kursi dihadapan Kongpop.

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan ?" Tanya Kongpop tanpa basa basi.

"Tentu saja tentang P'Arthit, memangnya ada urusan apalagi denganmu selain urusan P'Arthit." Jawab Moon yang juga langsung pada poinnya.

"Ada apa dengan P'Arthit ?"

"Berhentikan P'Arthit sebagai bodyguardmu. Karena aku tahu kau punya maksud lain terhadapnya."

"Memberhentikannya ?" Tanya Kongpop mencemooh perkataan Moon. "Never, tidak akan pernah. Apapun maksudku terhadap P'Arthit itu bukan urusanmu."

"Aku mencintainya Kongpop" jawab Moon menatap tajam kearah Kongpop.

"Itu urusanmu, yang pasti aku tidak akan melepaskan P'Arthit selama bukan P'Arthit sendiri yang bilang kepadaku. Karena cintaku kepadanya jauh lebih besar daripada yang lain."

"Aku yang pertama jatuh cinta kepadanya."

"Cinta tak menandang siapa yang dahulu jatuh cinta Moon, bukan suatu keharusan jika kau mencintainya lebih dahulu daripada aku lalu aku harus mengalah, no way."

"Kongpop, kau tau dia membencimu bukan."

'Deg, hati Kongpop seakan berhenti.'

"Dia membencimu karena kau merebut P'Namtram darinya. Kau berkencan dengannya. P'Arthit mencintainya bukan mencintaimu"

"Aku tak pernah berkencan dengannya Moon, dan asal kau tahu juga P'Arthit juga tidak mencintaimu."
Wajah Kongpop tetap tenang, walau hatinya sakit mendengar P'Arthit mencintai P'Namtram bukan dirinya.

"Sudah cukup ulahmu Kongpop, menjadikan P'Arthit sebagai pacar pura - puramu selama sekolah. Akan kupastikan, Aku akan merebut P'Arthit darimu. Nikmati saja waktumu saat ini, P'Arthit akan kubawa pergi jauh sampai kau tak akan bertemu dengannya lagi." Selesai berbicara, Moon beranjak pergi meninggalkan Kongpop duduk sendirian. Kongpop melangkah gontai menuju ke apartemennya.

"P, P'Arthit kau dimana ?" Sesampainya Kongpop di apartemen, hal pertama yang dicarinya adalah P'Arthitnya.

"Dapur" teriak Arthit dari dapur. Kongpop segera berlari menuju dapur dan menyaksikan Arthit sedang sibuk - sibuk memasak. Entah apa yang dimasak oleh Arthit, Kongpop yang sekarang tak ingin mengetahuinya.

Kongpop berjalan menuju Arthit dan memeluknya dengan erat dari belakang. Kedua tangan Kongpop terangkai didepan perut Arthit dan membenamkan kepalanya dipundak Arthit.

"Oiii Kong, aku ini lagi masak. Ngapain sih kau ?" Gertak Arthit marah. Namun kemarahan Arthit tak berlangsung lama, saat dia mendengar isak tangis pelan dari Kongpop. Arthit tak tahu apa yang terjadi dengan Kongpop, karena sepengtahuan Arthit, Kongpop itu paling jarang menangis. Seumur umur paling cuma 2x, ia melihat Kongpop menangis walaupun tak secara langsung seperti ini.

Arthit segera mematikan kompor, karena masalah yang paling urgent sekarang adalah orang yang memeluknya dari belakang bukan bahan masakan yang dihadapannya.

"Kong, ada apa ?" Tanya Arthit pelan penuh kelembutan. (Author : giliran Kongpop sudah nangis baru bicara pelan, Arthit. Arthit. )

"P, Please. Tolong diam seperti ini 5 menit saja, tolong bagi aku kekuatanmu" Pinta Kongpop yang masih tak bergerak dari tempatnya. Mau tak mau Arthitpun pasrah walau masih bingung apa yang sebenarnya terjadi kepada Kongpop.

'P, aku sangat mencintaimu P'Arthit. Kumohon jangan pernah pergi dariku lagi. Mengenai P'Namtram itu semua kesalahpahaman. Yang kucintai hanya kamu P, tanpamu hidupku tak berarti. P, tolong cintai aku'. Kata - kata ini hanya bisa Kongpop ucapkan dalam hati. Ia tak ingin Arthit kecewa jika mengetahui sebenarnya dan disatu sisi ia pun takut jika Arthit menjauhinya lebih dari sebelumnya.

SIDE STORY

Seorang pemuda yang masih dengan santainya berguling nyaman diatas tempat tidur sampai sebuah telephone berbunyi nyaring.

"Hallo"

"........"

"Ada apa ?"

"......."

"Baik, akan kuselidiki mereka."

"......."

"Tenang, aku punya caraku sendiri. Kupastikan kau tak kecewa. Tunggu kabar baik dariku."

Pemuda itupun tersenyum memandang foto yang ada disamping tempat tidurnya. "Akhirnya dapat tugas juga." Dan melengang ke kamar mandi.

1. Private Bodyguard (Bahasa - Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang