Autumn Leave : 17

11.1K 1.5K 88
                                    

"hyung, bagaimana kalau kita memberitahu ibu. Soal Jimin hyung." Jungkook membuka percakapan di dalam mobil saat keduanya dalam perjalanan pulang, setelah dari tadi Jungkook hanya menatap keluar jendela.

"Ibu akan menentangnya." Haruskah Yoongi memberitahu bahwa dia sudah sering memiliki pemikiran seperti itu, namun dia juga tahu apa reaksi ibunya setelahnya ?

"Tapi kasihan Jimin hyung." Jungkook kembali melemparkan pandangan ke luar. Titik - titik hujan sudah mengetuk jendela mobil itu. Yoongi tersenyum tipis, hatinya senang, melihat bagaimana Jungkook benar - benar menyayangi Jimin sebagaimana anak itu juga menyayangi Yoongi sebagai kakaknya. Bahkan tadi Jungkook tidak mau pulang dan ingin menginap menemani Jimin di sauna.

Tangan Yoongi terulur, mengusap rambut sang adik, "hyung  janji, hyung akan membawa pulang Jimin." Yoongi berjanji, bukan hanya untuk Jungkook. Tapi juga untuk dirinya sendiri.

Sisa perjalan mereka hanya diisi dengan kesunyian.  Diiringi suara gerimis yang berubah menjadi hujan.

***

Jungkook turun dari mobil tanpa mengatakan apapun,  saat masuk ke dalam,  In Na baru saja keluar dari dapur dengan secangkir teh panas.  Senyumnya mengembang menyambut kedua anaknya.

"Kalian baru pulang?  Sudah makan?  Ibu panaskan makanan dulu ya,  untuk kalian." In Na meletakan cangkir tehnya, bersiap kembali ke dapur.

"Kami sudah makan bu,  aku mau langsung mandi saja." Jungkook menjawab,  melewati In Na begitu saja menaiki anak tangga menuju kamarnya.

In Na menatap Yoongi yang mengusap surai mint nya yang basah karena terkena gerimis.  "Ada apa dengan adikmu?  Kalian bertengkar?"

Yoongi menggeleng,  "Tidak,  aku ke kamar dulu bu." Yoongi menyentuh lengan ibunya sekilas,  kemudian menyusul Jungkook naik ke atas,  masuk ke kamarnya.

Sementara In Na masih bingung ditempatnya,  sebelum mengambil cangkir tehnya,  kemudian masuk ke dalam kamar.

***

Jungkook mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk,  kemudian duduk di tempat tidur,  mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya kasar.  Apa yang dia ketahui hari ini,  apa yang dia lalui hari ini,  benar - benar sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.  Mengetahui Jimin adalah kakaknya yang lain membuatnya merasa bersalah karena pernah cemburu dengan kedekatan Jimin dan Yoongi,  seandainya dia tahu dari dulu,  dia akan membiarkan Jimin berada lama - lama dengan Yoongi,  Jungkook tidak bisa membayangkan bagaimana rindunya Jimin belasan tahun tidak bertemu dengan Yoongi,  terlebih ibunya.  Meskipun Yoongi juga sudah memberitahu alasan Jimin ditinggalkan saat itu,  mengingat itu,  Jungkook jadi merasa kesal dengan sang ibu.  Di mata Jungkook,  selama ini ibunya seorang wanita yang lembut,  keibuan,  tidak pernah memarahinya,  dan menyayanginya seperti dia menyayangi Yoongi,  anak kandungnya,  tidak pernah pilih kasih. Tapi meninggalkan anak kandungnya yang lain? 

Haruskah dia bicara pada In Na? Jungkook hanya ingin Jimin mendapat keadilan,  Jungkook hanya ingin membawa pulang Jimin ke rumah ini,  Jimin juga berhak berada di sini,  ini rumahnya juga,  mereka keluarganya. 

Jungkook meninggalkan handuk yang setengah basah di atas tempat tidurnya,  lantas pergi keluar kamar.  Menuruni anak tangga pelan,  tidak ingin kakaknya mencuri dengar langkah kakinya.  Yoongi sudah melarangnya,  tapi larangan ada untuk dilanggar bukan?

Autumn Leave ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang