Autumn Leave : 20

10.4K 1.4K 70
                                    

Musim gugur itu terus berlanjut, dan hampir mencapai akhirnya.  Bolehkah Jimin berharap kalau pada akhir musim gugur ini dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan selama ini? 

Sebuah keluarga.

Setidaknya,  pelukan seorang ibu.  Dan setelahnya,  Jimin tidak akan menuntut lebih untuk meminta mereka menerimanya di keluarga itu.  Jimin cukup tahu diri,  untuk tidak merusak kebahagiaan pada sebuah keluarga yang sempurna itu.

Setiap selesai latihan,  Jimin,  Jungkook,  dan Yoongi selalu menyempatkan diri untuk bertemu di taman dalam, duduk di rerumputan sambil menyaksikan matahari terbenam,  Jungkook dan Yoongi menceritakan tentang keluarga mereka,  ayah dan ibu. Setidaknya,  itu membuat Jimin merasa bahagia,mendengar cerita kedua saudaranya membuat Jimin bahagia. 

Sore itu,  selepas latihan.  Jungkook sudah menunggu di luar gedung kolam renang. Dilihatnya sang kakak tengah berjalan bersama Taehyung dengan rambut keduanya yang basah,dan handuk terkalung di leher. 

"Hei,  jagoan." Jimin mengusak rambut Jungkook. 

"Uhhh...  Senangnya punya saudara." Goda Taehyung saat melihat betapa manisnya perlakuan Jimin pada Jungkook.

"Hyung mau aku mengacak - acak rambut hyung juga?  Boleh,  sini." tangan Jungkook sudah terulur untuk mengacak rambut Taehyung yang basah,  tapi pemuda bermata bulat itu menghindar sembari mendengus.

"hyung,  Yoongi hyung sudah menunggu di ruang kesehatan.  Ada yang mau dia bicarakan." wajah Jungkook berubah serius.

"Ada apa?"

Jungkook hanya mengedikan bahu,  dia juga tidak tahu.

"Maaf Tae,  aku tidak jadi menemanimu ke ulang tahun Sungjae." Jimin merasa tidak enak,  karena sebelumnya dia sudah berjanji pada sahabatnya itu untuk menemaninya ke pesata ulang tahun salah satu teman angkatan mereka.

Taehyung mengulas senyum,  sambil menepuk bahu Jimin.  "Tidak apa,  urusan keluarga itu lebih penting." Taehyung maklum.

"Yasudah,  kalau begitu.  Kami duluan ya." Jimin merangkul Jungkook dan melambaikan tangan,  berjalan ke arah berlawanan dengan Taehyung.

***

Atmosfer ketegangan terasa di dalam ruang kesehatan itu,  mendung di luar seperti ikut memperparah keadaan. 

"Aku tidak bisa hyung!  Berapa kali harus aku katakan,  itu bukan rumahku!  Itu rumah kalian!" suara Jimin meninggi.

Alasan kenapa Yoongi memanggil Jimin ke ruangannya adalah,  untuk mengajak Jimin pulang ke rumah.  Yoongi rasa, sudah saatnya Jimin kembali pada mereka,  lebih tepatnya,sudah saatnya Yoongi membawa pulang kembali adik yang pernah ditinggalkan dulu.

"Itu juga rumahmu, Jimin!  Kau juga keluarga kami,  kau juga anak ibu!" Suara Yoongi tidak kalah meninggi.

Jimin mengepalkan tangannya,  memilih melempar pandangan ke arah lain.  Sementara Jungkook,  hanya diam. Dia tidak berani bicara,  dia takut salah bicara.  Dan dia tahu,  ini bukan porsinya untuk dia bicara.

"Aku kemarin bertemu ibu."

Jawaban Jimin membuat Yoongi dan Jungkook menatapnya lekat,  menunggu Jimin melanjutkan kata - katanya.

"Dia tidak mengenaliku,  dia tidak mengenali anaknya sendiri hyung,  lalu untuk apa aku pulang?"

Yoongi bisa melihat luka di mata itu lagi.  Yoongi merengkuh Jimin dalam pelukannya,  Jimin terisak,  bagaimana dia mencoba melupakan fakta bahwa meskipun dia berdiri di hadapan ibunya,  namun perempuan yang sudah melahirkannya itu tidak mengenali anaknya sendiri.  Rasanya sakit.

Autumn Leave ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang