Autumn Leave : 18

10.6K 1.5K 75
                                    

"Jimin,  bangun!"

"Park Jimin!"

"Yak!  Pemalas!!"

Jimin membuka matanya sedikit,  Taehyung tengah menatapnya jengkel karena sedari tadi gagal membangun Jimin yang tidur seperti batu. 

Jimin menguap,  kemudian meregangkan badannya,  lalu tersenyum bodoh.  "Wuahhh...  Tidurku nyenyak sekali." Jimin baru ingat,  kalau dia sudah kembali ke asrama.  Tidur di sauna membuat badannya pegal - pegal.

"Kau masih bisa tersenyum begitu?  10 menit lagi kita latihan pagi,  kalau kami di hukum karena kau terlambat,ku bunuh kau Park!" ancam Taehyung,  kemudian melemparkan handuk tepat mengenai wajah Jimin.  "Cepat mandi!"

Jimin mengambil handuknya,  menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuhnya. 

Park Jimin,  kembali pada rutinitas hariannya.

***

Haruskah Jimin bilang kalau dia merindukan suasana seperti ini?  Keriuhan di kantin,  kegiatan melempar selada, tawa teman - temannya.  Jimin bersyukur,  masalahnya selesai dengan baik,  setidaknya dia tidak dicap sebagai pembuat onar lagi.

"Jungkook!" Jimin melambaikan tangan memanggil Jungkook yang masuk ke kantin,  diikuti Hoseok di belakangnya.  Jungkook mengambil tempat di samping Jimin,  sementara Hoseok duduk di samping Taehyung yang sibuk mengunyah seladanya.

"Kenapa dia di sini?" Taehyung melirik Hoseok sekilas,  membuat Hoseok jadi tidak enak hati.

"Tadi aku bertemu dengan Hoseok hyung di depan. Aku ajak saja ke sini untuk makan siang bersama." Jelas Jungkook.

"Sudahlah Tae,  lagipula Hoseok sudah membantu kita kemarin."

"Awas saja kalau kau kembali membuat ulah!" Taehyung berlagak seperti akan mencolok mata Hoseok dengan sumpit yang dipegangnya.

Jungkook mengeluarkan kotak makan dari tas kertasnya,  membukanya,  membuat ke tiga temannya berdecak kagum dengan isinya.

"Wuahhh..  Bekalmu mewah sekali Jungkook." Komentar Taehyung,  sembari sumpitnya terulur hendak mengambil sosis, tapi dengan sigap Jungkook menarik kotak bekalnya,  membuat wajah Taehyung tertekuk masam.

Jungkook mengambil nampan makan Jimin,  menukarnya dengan kotak bekalnya,  "Makanlah ini,  hyung."

"Tapi ini punyamu." Jimin menyodorkan kotak bekal itu pada Jungkook lagi.

Jungkook menggeleng,  kemudian sedikit merapatkan diri pada Jimin,  berbisik di telinganya.  "Ini masakan ibu,  makanlah."

Jimin mengerjap,  kemudian tersenyum sambil mengacak rambut Jungkook.  Jimin terharu,  biarpun dia tidak bisa merasakan kasih sayang secara utuh,  tapi kakaknya maupun adiknya selalu membuatnya bisa merasakan masakan sang ibu meski secara diam - diam begini.

"Hoseok-ah,  kau sudah mendapat kabar tentang Namjoon?" Jimin bertanya,  dia tahu Hoseok sedih karena teman dekatnya itu dikeluarkan.  Sangat terlihat dari ekspresi wajah Hoseok yang sedih dan tidak bersemangat.

Hoseok menggeleng,  "Teleponku tidak diangkat,  pesanku juga tidak dibaca."

Taehyung merangkul Hoseok. "Sudahlah,  tidak usah perdulikan orang seperti dia itu."

"Biar bagaimanapun,  dia tetap sahabatku.  Aku hanya ingin dia berubah." Hoseok mengaduk - aduk makanannya,  meskipun sekarang dia sudah mendapatkan teman - teman baru,  rasanya berbeda kalau tidak ada Namjoon di sana.

"Aku yakin, Namjoon pasti bisa berubah.  Kau sabar saja." Jimin memberi semangat.

"Oh iya hyung,  kau sudah mulai latihan untuk ikut olimpiade lagi kan?" Jungkook mengalihkan pembicaraan.

Autumn Leave ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang