Autumn Leave : 22

11.1K 1.5K 83
                                    

" Part of me wishes i never met you, while the other part of me knows i needed to meet you"

.
.
.

Mata bulat itu menatap tajam ke depan,  siku kanannya membentuk sudut 90 derajat yang sempurna saat mengangkat panah itu.

Jungkook menarik napas sebentar sebelum melepaskan anak panahnya,  tepat mengenai bulatan hitam di tengah.

"Nice shoot!"

Sang pelatih memberikan tepuk tangan pada Jungkook,  yang merupakan kebanggaan tim panahan Universitas Olahraga Seoul.

"Latihan hari ini cukup,  aku yakin kau bisa menjuarai olimpiade kali ini Jungkook." sang pelatih berucap bangga sambil menepuk bahu Jungkook, Jungkook membungkuk saat pelatihnya pamit pergi. 

Pemuda itu tengah membereskan peralatannya,  saat dia mendengar suara langkah kaki masuk,  saat menoleh,  dia mendapati Jimin berjalan ke arahnya dengan senyum terukir.

"Kau sudah berlatih dengan keras,  jagoan." Jimin mengacak rambut Jungkook.

Jungkook memamerkan senyuman yang membuat gigi kelincinya terlihat,  "Hyung mau coba?" Jungkook menyodorkan peralatan memanahnya pada Jimin,  pemuda di depannya itu menatap sanksi pada benda yang disodorkan adiknya.

"Aku tidak yakin dengan ini."

"Coba saja."

Jimin menerimanya,  mengambil posisi seperti yang sering dia lihat jika tim panahan sedang berlatih,  Jungkook mendengus geli,  kakaknya terlihat kaku tapi tetap bergaya seolah dia profesional.  Jimin melesatkan anak panahnya,  yang malah melesat melewati papan sasaran membuat Jungkook semakin tertawa keras.

"Ya.. Ya..  Tertawalah sepuasmu." Kesal Jimin sambil menyerahkan kembali alat panahnya pada Jungkook.  "Sepertinya aku memang hanya berbakat di dalam air."

"Baguslah,  kalau hyung juga berbakat dalam panahan,  hyung  bisa jadi sainganku nanti." canda Jungkook disela tawanya,  kemudian melanjutkan membereskan peralatan. Kali ini,  Jimin juga ikut membantu.

"Jadi,  ada apa hyung kemari? Sepertinya,  bukan hanya sekedar untuk melihatku berlatih." tebak Jungkook saat keduanya sudah berjalan meninggalkan ruang latihan. 
Jimin mengusap belakang kepala Jungkook.  "Kau memang pandai menebak." Jimin menghentikan langkahnya,  kemudian mengambil sesuatu dari saku celana trainingnya,  sebuah kertas.  "Ini."

Jungkook mengernyit tidak mengerti.

"Aku masih punya 2 kupon permohonan, bukan? Aku mau pakai satu." Jimin menyobek satu kertas yang Jungkook berikan sebagai kado ulang tahunnya waktu itu. 

Jungkook tersenyum, menerima kupon permintaan Jimin.  "Baiklah,  hyung mau apa?"

"Waktumu."

"Eh?"

"Aku mau waktumu,  Jungkook.  Aku mau,  besok kita menghabiskan waktu berdua."

Jungkook terkekeh lagi,  "hyung, carilah kekasih supaya kau tidak kesepian.  Kalimatmu tadi, seperti mengajak ku berkencan."

Autumn Leave ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang