"Dari Balkon"

5.7K 222 1
                                    

"Bahagia hari ini dari senyum seorang lelaki.
Menatap dengan lirikan asli dari hati.
Tapi entahlah ini firasat atau benar terjadi.
Mungkin jatuh hati membuatku lupa diri.
Karena besarnya rasa yang lama kupendam sendiri.
Dengan bahagia yang kubawa hari demi hari.
Jadikan cinta ini sebagai udara yang menemani.
Jujur rasa ini seolah buatku gila.
Padahal dia anggapku bukan siapa-siapa.
Hanya aku yang terbawa suasana.
Sampai lupa siapa aku di matanya.
Mungkin tidak lebih dari pecahan kaca.
Tapi kumohon tataplah cinta yang kubawa.
Jadilah bagian dari serpihan hatiku yang merana.
Beri kesempatan sebagai pemilik cinta."

--Natalie Sanjaya-- 22.34 WIB.

****

Cara cintamu memandang mengajarkan hatiku tentang kesabaran.

☕☕☕

Ridan melenggang cepat ke arah koridor laboratorium yang sepi. Ada yang sedang dia cari, bukan benda tapi manusia. Tak lain adalah Icha, gadis yang baru saja dia temui di kantin sekolah. Rasanya Ridan sudah menghabiskan wakrunya untuk menahan kesel karena Icha.

Setelah sampai di perempatan, lelaki itu membelok dan benar adanya dia menemui Icha sedang duduk sendiri di selasar laboratorium. Dengan tatapan tajam, Ridan menghampiri. Membuat Icha segera sadar akan kedatangan lelaki itu.

Icha verdiri, sangking terkejutnya ingin dia pergi dan melarikan diri, namun tangannya segera ditahan oleh Ridan. Icha mengernyit kesal, dan akhirnya diam di tempat.

"Maksud lo apa nampar Nata?" tanya Ridan dengan sengit.

Icha membulatkan matanya, seperti sedang menanyakan kebenaran perkataan Ridan yang sudah jelas benar. Di otaknya terbesit seribu cara untuk mengelak perkataan Ridan. Karena begitulah Icha, tidak akan tenang sebelumdia bis menang.

"Gue? Nampar Nata? Kurang kerjaan banget gue." jawab Nya Icha.

"Ga usah ngelak gitu! Gue udah tau jelas!"

"Hey Ridan! Lo ga usah percaya sama tiap omongan tuh cewek! Dia itu tukang fitnah tau ga?" pekik Icha dengan cepat.

Ridan tertawa renyah, "Gue udah temenan sama Natalie mulai dari gue lahir. Ga mungkin ga paham sama sifat dia."

"Lo sama aja sama Revin, ngaku kenal tapi ga paham sama sifat asli dia." kata Icha sambil menghempaskan cengkraman tangan Ridan.

"Emang lo kenal sama dia udah berapa tahun? Kalau sampe gue tahu kebeneran semua ini, gue ga bakal bikin lo nyaman di sekolah."

"Hello Ridan!" Icha menyilangkan tangan di depan dada. "Gue atau lo yang ga bakal nyaman? Mikir dong kalo punya otak. Kaya ya lo tau, gue itu anak dari--"

"Peduli amat lo mau anak pengusaha, anak ayam, atau anak setan!" teriak Ridan seraya menunjuk wajah Icha.
Icha membulatkan matanya, kemudian berjalan meninggalkan Ridan dengan hentakan kaki yang sangat kuat. Gadis itu pergi dan menghilang di tikungan koridor, sedang Ridan hanya bisa mengepal tangannya sendiri.

Ridan tahu benar sifat Natalie. Gadis itu pintar menyembunyikan perasaan kesal di balik senyum, tapi Ridan lebih pintar lagi untuk menelaah. Walaupun kadang Ridan tidak mengerti, namun dia tahu bagaimana cara Natalie untuk menjauhkan masalah.

Mr. Ice (END)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن