Little Angelica

516K 15.2K 276
                                    

Hi sweetheart!

Bagaimana kabarmu?

Ku harap baik-baik saja.

Maaf kalau akhir-akhir ini aku jarang menghubungimu.

Aku sibuk sekali.

Tapi percayalah, disini, aku selalu merindukanmu.

Your lover, Billy.

Evelyn kembali tersenyum. Ini sudah kelima kalinya ia membaca pesan dari Billy dan sungguh dirinya tak pernah merasa bosan. Mengingat Billy, membuat Evelyn merasakan rindu teramat dalam.

Perlahan saat-saat manis bersama Billy kembali melintas di ingatan Evelyn. Saat-saat sebelum kekasih tampannya itu berangkat demi menempuh pendidikan di Aussie. Billy dan Evelyn memiliki umur yang sama, yaitu dua puluh satu tahun. Mereka sudah berpacaran tiga tahun lamanya. Tepatnya saat mereka masih sama-sama duduk di bangku kelas 2 SMA.

Dan tahun lalu ketika keduanya diyatakan lulus dari SMA, Billy yang memang berasal dari keluarga berada memilih melanjutkan pendidikannya di Aussie. Berbeda dengan Evelyn yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi pas-pasan. Gadis itu akhirnya memilih untuk tidak melanjutkan kuliah dan bekerja sebagai tenaga administrasi di sebuah kantor percetakan kecil. Untunglah Billy adalah pria yang baik. Dia tak pernah mempermasalahkan perbedaan latar belakang keluarganya dengan Evelyn.

Dan tentu saja perpisahan itu terasa menyiksa Evelyn. Membuat gadis itu harus mati-matian menahan rindu untuk kekasihnya. Ah, bahkan meski berada di tempat yang tak terlihat oleh Evelyn sekali pun, Billy selalu mampu membuatnya berbunga-bunga.

"Eve!" seseorang menepuk pundak Evelyn membuat gadis itu nyaris berjingkat karena kaget.

"Katie, kau nyaris membunuhku." Evelyn mengumpat dengan wajah kesal.

Katie tertawa renyah. "Habisnya kau melamun terus. Sedang membaca apa, sih?" Katie melongok untuk melihat apa yang tengah dibaca Evelyn pada ponselnya. "Oh, pesan dari pujaan hati, eum?" goda Katie.

Evelyn merona, dan itu membuat Katie terkikik geli. "Sudah berapa lama kalian tidak bertemu?" tanyanya kemudian.

Evelyn terdiam, tampak berpikir. "Kira-kira enam bulan."

Katie terbelalak. "Selama itu?" tanyanya kaget. "Hm yah, pantas saja kau tersenyum-senyum sendiri membaca pesan darinya."

Evelyn memukul pelan lengan Katie. "Berhenti menggodaku, Kat!"

"Hahaha... maaf-maaf, aku hanya bercanda... oh iya, kau tidak pulang, Eve? Jam kerjamu sudah berakhir dan sekarang giliran aku yang bertugas."

Evelyn melirik arlojinya. Minggu ini dia kebagian shift pagi, dimana shift pagi berawal dari jam enam sampai dengan jam dua belas. Sekarang sudah jam dua belas tepat dan itu berarti jam kerjanya telah usai. Katie yang kebagian shift siang akan melanjutkan tugasnya.

"Ah ya, aku baru ingat. Aku harus bertemu temanku hari ini." Evelyn menepuk jidatnya sesaat, dan bergegas mengemasi barang-barangnya kemudian.

"Teman? Siapa?"

"Kau tidak perlu tahu." Evelyn memeletkan lidahnya pada Katie. Dengan cepat dia berlari meninggalkan Katie yang sudah berteriak-teriak memanggil namanya.

***

Evelyn menatap gedung sekolah yang ada di hadapannya dengan ragu. Sekali lagi dia membaca pesan berisi alamat yang dikirimkan Monica malam tadi untuk meyakinkan dirinya bahwa ia tidak salah tempat. Setelah menyocokkan isi pesan dengan pamflet yang ada di depan sekolah Evelyn mengangguk mantap.

Unexpected WeddingWhere stories live. Discover now