<Chapter Four : As We Love.>

17.6K 1.7K 121
                                    

.
.
.
.
.

Y/N tidak menyangka, semakin banyak ilmu yang ia ajarkan pada mereka, mereka akan tumbuh lebih cepat. Ini adalah sihir!

Atau ia sedang bermain sebuah game.

Y/N tak berencana untuk membuat mereka terlihat di mata orang lain, tapi jika mendesak, hal itu harus terpaksa dilakukan.

Dia hanya berumur tujuh belas tahun, tapi dia harus merawat tujuh anak kecil. Untung saja mereka mudah untuk diatur.

Kookie sekarang berumur enam tahun, sedangkan yang lain delapan, sembilan, dan sepuluh tahun. Tentu saja, yang tertua Jinnie berusia sebelas tahun.

Pakaian mereka baru, yang lama telah di donasikan. Tubuh mereka bertumbuh besar dengan cepat, apalagi Jinnie. Y/N harus memakai uang di tabungannya, dan kemungkinan harus bekerja lebih keras lagi.

Yang membuat Y/N terkejut, Jinnie belajar untuk menghilangkan telinga dan ekornya, atau memunculkannya kembali. Entah bagaimana, tapi dia terlihat sangat bangga dengan dirinya sendiri. Y/N tak ingin bertanya banyak tentang itu.

Paling tidak, Jinnie tak perlu memakai topi lagi. Walau masih tahap belajar, Jinnie sudah cukup mahir dalam hal itu. Hanya di rumah saja, Jinnie akan membiarkan telinga dan ekornya keluar.

Y/N harus pergi, tapi ia tak rela untuk meninggalkan mereka sendiri. Dia harus ke sekolah, tapi ia tidak bisa meninggalkan mereka di rumah sendirian.

Terpaksa, Y/N meninggalkan mereka. Demi sekolah. Demi masa depannya dan tujuh anak itu. Ia harus mencari ilmu agar bisa mencari pekerjaan dan membiayai hidupnya dan mereka.

"Jinnie, ingatlah dua hal. Kunci pintu ini dan jangan keluar dari sini. Dan jagalah adik-adikmu dengan baik, mengerti?"

Jinnie mengangguk.

"Oh ya, jika ada seseorang, jangan buka pintunya, tapi jika itu aku, bukakan pintunya ya? Aku akan meninggalkan kuncinya disini, oke? Kalau kalian lapar, ada makanan sudah aku siapkan. Jangan coba untuk meninggalkan kompor menyala, jika kau berani untuk memasak sesuatu."

"Oke!"

Y/N menatap Suga. "Suga-ya, jaga adik-adikmu bersama Jinnie, dan jangan bertengkar, oke?"

Suga mengangguk. "Baiklah."

Y/N meninggalkan apartemennya, dan segera pergi ke sekolah.

Ia sudah membuat makan siang untuk mereka, dan mengamankan benda-benda berbahaya seperti pisau dan gunting. Tapi semuanya bisa menjadi berbahaya apalagi tanpa ada pengawasan.

Saat di sekolah, Y/N merasa sangat tidak nyaman, dan ingin segera pulang ke apartemennya. Ia bahkan tak percaya dia meninggalkan mereka sendiri di apartemen.

Y/N sangat khawatir, dan setelah bunyi bel pulang, Y/N segera mengemas barang-barangnya dan berlari pulang.

Setelah sampai, dan mengetuk pintu apartemennya beberapa kali sambil berteriak, pintu pun terbuka.

Y/N menatap lega pada Jinnie. Ia memeluknya. "Ahh, aku sangat khawatir!"

Jinnie tertawa. "Kami tidak apa-apa kok. Kami melakukan apa yang kau katakan dengan baik."

Y/N mengangguk. "Dimana yang lain?"

"Hanya aku dan Joonie yang masih bangun. Sepertinya yang lain sedang beristirahat karena mereka terlalu banyak bergerak dan bermain." lapor Jinnie.

Joonie datang dan menghampiri Y/N. "Semuanya terkendali. Mereka sedang tidur, Y/N."

"Kerja bagus, kalian berdua! Sebaiknya aku akan menggantikan posisi Suga menjadi dirimu, Joonie. Suga kurang bisa menjalankan tugasnya dengan baik, haha."

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang