<Chapter Seventeen : Kim Namjoon.>

11.6K 1.2K 107
                                    

.
.

.
.
.

Readers POV

Aku meregangkan tubuhku, dan melihat jam berapa ini.

Oh, masih jam enam. Tapi Seokjin juga sudah terbangun.

Wow, baru bangun tapi masih tampan. Kapan aku bisa seperti itu? Cantik saat baru bangun pagi?

"Y/N sudah bangun," aku meringis mendengar suaranya yang dalam dan serak. "Aku masih mengantuk."

Aku mengangguk, segera bangun dan mengambil segelas air putih dan memberikannya pada Seokjin. Dia berterima kasih dan meneguk air itu sampai tandas.

Aku mengusap mataku, dan berdehem.

"Jinnie, ayo kita buat sarapan."

Jinnie mengangguk. Aku memeluknya sekali lagi, sebelum berjalan keluar. Kami pun keluar dari kamar dan berhati-hari untuk tidak membangunkan yang lain. Hari ini hari minggu, jadi kebetulan semuanya juga libur.

Aku dan Jinnie memasak sarapan untuk yang lainnya. Tak lupa meminum segelas air.

Ah, menyegarkan.

Aku hampir berteriak melihat Namjoon yang sudah duduk di sofa dengan buku dan TV yang menyala.

"Joonie...?" aku menghampirinya dan duduk di sampingnya. "Kau tidak tidur dari kemarin?"

"Y/N? Ah. Iya. Aku memang tidak tidur sejak kemarin..." dia berbalik, menghela napas, "Aku ingin sekali tidur, tapi tugasku menumpuk semua."

Aku mengelus belakangnya, "Kalau begitu, sebaiknya kita makan sarapan dulu, oke?"

Dia mengangguk lemah. Kasihan dia belum tidur sejak kemarin. Dia tidak memiliki istirahat. Sebenarnya punya, tapi bukan Namjoon namanya jika tidak bekerja keras.

Aku mengantarnya ke meja makan, lalu sibuk sendiri dengan sarapan ku.

"Hyung, mau masak apa?" tanya Namjoon. "Aku sih ingin makan roti isi!"

Seokjin memutar bola matanya, "Kau hanya bisa menyuruh ku ini dan itu. Kapan kau mau berusaha?"

"Hei, sudahlah." aku menghentikan perkelahian mereka. Ini masih terlalu pagi. "Biar aku yang buatkan."

Seokjin dengan jelas mengerucutkan bibirnya sementara Namjoon hanya tersenyum hingga dimple miliknya terlihat.

Setelah membuat sarapan, aku memanggil yang lain untuk makan. Setelah itu, mereka semua melakukan aktivitasnya sendiri.

Aku menghela napas melihat Joonie kembali berkutat dengan tugasnya. Dia terlihat stress, membuatku kasihan padanya.

Aku pun mengambil inisiatif untuk membantunya dengan tugasnya. Aku masuk ke kamar itu, mendorong pintu yang setengah terbuka.

"Joonie?" sahut ku lembut, tidak ingin membuatnya stress. "Ingin aku bantu?"

Dia menggeleng. Tapi aku masih harus membantunya. Ia belum tidur, iya kan?

"Oh ayolah, Joonie. Biar aku bantu!" tanpa sadar volume suaraku sedikit naik. Tapi aku khawatir. "Kau terlalu memaksakan diri!"

Dia menggebrak meja, "Bisakah kau tinggalkan aku sendiri?! Kau menggangguku!!"

Aku sangat terkejut. Jarang sekali aku mendengar suara teriakan milik Namjoon.

Aku jadi malu. Aku pun keluar dari kamarnya, dan masih syok dengan hal itu.

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang