<Chapter Twenty Two : Did I Do Great?>

12.3K 1.1K 526
                                    

.
.
.
.
.


Acaranya sore ini di sekolah. Aku sedang berlatih bersama Yoongi, karena aku tak ingin ada kesalahan pada saat aku tampil.

Untung saja hari ini libur, untuk menyiapkan acara pentas seni sore ini.

Ahh! Aku gugup sekali!

Sekarang aku tahu rasanya Hobi saat berada di tekanan seperti ini. Aku menghela napas. Yoongi menyadari hal ini.

"Y/N, tenanglah. Aku yakin kau pasti bisa melakukannya."

Aku tersenyum, "Iya. Aku memang hanya tidak terbiasa dengan semua perhatian yang akan aku dapatkan."

"Anggap saja semua orang yang melihat, dan ruangan penuh orang itu, tidak ada."

"Cukup mudah untuk mengatakannya, Suga. Tapi aku akan mencoba yang terbaik."

Dia menepuk-nepuk tanganku yang berada di pahaku, lalu mengelus kepalaku.

Saat ini kami berada di kampus Yoongi, karena ada ruangan yang memiliki grand piano disana. Dia juga bilang kalau dia menyewa ruangan ini agar ia bisa mengajar murid-murid lain atau siapapun.

Dia bilang kalau ingin mendapatkan izin untuk memakai ruangan ini, butuh banyak perjuangan.

"Kau akan baik-baik saja. Kau itu Y/N. Saudariku yang paling kuat diantara kami semua." ia tersenyum, sampai-sampai gusinya terlihat.

"Terima kasih Suga."

Padahal aku satu-satunya saudari yang mereka miliki.

Aku berdiri, "Suga, aku akan pulang dulu. Terima kasih atas bantuan mu yang banyak."

"Bantu? Aku hanya melakukan sedikit. Kau kan memang bertalenta dari dulu."

Aku tertawa. Aku melambaikan tanganku, dan keluar dari ruangan itu.

Aku pulang dengan bis, dan sampai di apartemen ku.

Taehyung dan Jimin sedang keluar, karena mereka juga sedang latihan bersama untuk tampil nanti.

Jungkook tiba-tiba keluar dari kamarnya, terlihat terburu-buru.

"Kookie?" dia menatapku dan tersenyum. "Kenapa? Ada apa?"

"Aku-" dia selesai memakai celananya dan juga jaketnya. "Temanku yang akan tampil untuk kelasku, menyuruh ku datang ke rumahnya. Dia bilang gawat, dan menyuruh ku agar cepat datang."

Aku mengangguk, "Dia tidak bilang situasi 'gawat' itu apa?"

Dia menggeleng. Dia lalu berlari melewati ku dan memakai sepatunya. Aku mendekatinya.

"Kookie, hati-hati ya! Jangan sampai ceroboh di jalan dan- hei, dimana rumahnya?" aku bingung. Jungkook kan tidak punya kendaraan? "Kau kesana naik apa?"

"Aku akan naik bis, Noona," dia selesai memakai sepatunya, dan mencium pipiku. "Dadah~!"

Aku hanya menggeleng dan melambaikan tanganku. Aku pun kembali masuk ke kamar dan mengganti baju.

Ah, sudah hampir sore. Aku harus bersiap-siap.

Hoseok membuyarkan lamunan ku. Dia sedang berlarian di sekeliling apartemen, sambil berteriak-teriak.

Dia berolahraga, sepertinya...

Aku terkekeh sambil menggelengkan kepalaku, dan berjalan menuju ruang makan, melewati Hoseok yang masih kecapekan setelah berlarian.

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang