<Chapter Eleven : We Need A Plan!>

14.1K 1.3K 257
                                    

.
.
.
.
.

READERS POV

Sepertinya ada yang salah dengan sekolah ini.

Ah, bukan.

Tapi pemiliknya.

Dia tidak terlihat seperti pemilik sekolah yang kaya raya dan disiplin. Malahan, dia seperti anak kampus yang suka hidup bebas dan tak bertanggung jawab.

"Y/N!" dia menepuk pundakku berkali-kali. "Kakakmu benar! Kau cantik ya!"

Yoongi tiba-tiba berdiri di depanku, "Berhenti menggodanya!"

Pemilik sekolah mengangkat kedua tangannya, tanda menyerah. "Baiklah. Aku akan menjauh.

Namun ia segera menyeringai, "Untuk sekarang."

Baru saja Yoongi ingin mengatakan sesuatu lagi, seseorang memotong perkataannya.

"Jadi, aku akan menjadi kepala sekolah yang selanjutnya?" tanya Seokjin.

Pemilik sekolah mengangguk. "Hanya sementara, kok. Lagipula, aku akan memecat pria tua itu dalam waktu dekat. Aku butuh pengganti dalam... mungkin sekitar setahun? Setelah itu, kau terserah ingin melakukan apa. Oh, untung saja ada saudaramu, Nams."

Namjoon melingkarkan lengannya di pundak temannya, tersenyum. "Oh ayolah kawan. Tidak perlu berterima kasih padaku,"

Dia tersenyum lebar, "Justru kakakku lah yang berterima kasih padamu, benarkan, Jin hyung?"

Seokjin mengangguk. "Ya. Aku akan melakukan yang terbaik! Akan kutunggu setahun itu."

Muncul pertanyaan di kepalaku.

Selama ini, aku tak pernah mengetahui nama pemilik sekolah...

Aku mengangkat tanganku, tidak ingin bersikap kasar. Semuanya menatapku.

"Ada apa, Y/N?"

"Uhm... Aku ingin bertanya kepada si pemilik sekolah."

"Itu aku."

"Begini... Tidak ingin bermaksud kasar, um, bolehkah aku mengetahui nama Anda?"

Pemilik sekolah tertawa, "Oh, begitukah?"

Aku mengangguk.

"Namaku? Kau yakin?"

Aku mengangguk sekali lagi.

"Namaku Kim Junmyeon. Kadang teman-teman dekatku memanggilku Suho."

.
.
.

AUTHOR POV

"Jadi? Bagaimana rencanamu tentang Y/N, Yeri?? Kau benar-benar ingin berteman dengan cacing itu??" tanya salah satu teman Yeri.

Yeri mengangkat bahunya. "Entahlah. Menurutmu???"

Salah satu temannya lagi menyilangkan tangannya di depan dadanya, "Menurutku, aku yakin kau punya alasan yang masuk akal sampai-sampai kita harus berteman dengan dia."

Yeri menjentikkan jarinya, "Memang ada."

"Oh, benarkah??"

Yeri tersenyum jahat, "Aku akan memanfaatkan kesempatan ini, tentu saja!"

Teman-temannya yang lain tertawa.

"Eh, tapi bagaimana dengan Ayahmu??" tanya salah satu temannya.

"Hm?" Yeri menatap temannya dengan bingung, lalu mengangkat alisnya sebelah. "Maksudmu, soal pergantian kepala sekolah??"

Temannya mengangguk, membuat Yeri menyeringai.

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang