<Chapter Twelve : For The Plan.>

12.1K 1.3K 71
                                    

.
.
.
.
.

Sekarang, disinilah aku.

Berada di kantin, bersama Yeri dan kawan-kawannya, dan juga saudaraku.

Ahh, aku merasa sangat aneh jika berteman dengannya. Tapu sekali lagi, ini demi rencana kami.

"Y/N? Kau pesan apa?" tanya Yeri.

Aku berpikir, "Hmm, aku pikir aku akan memesan... um, nasi goreng."

"Oke, bagaimana dengan adik-adikmu?"

"Kami pesan yang sama seperti Y/N."

"Oh... Oke."

Yeri mengangguk, dan kami pun menunggu makanan kami selesai di buat.

Setelah selesai, kami mengambil pesanan kami dan segera memakannya.

Astaga, dia benar-benar menjengkelkan.

Dia mencoba membuat Jimin dan Taehyung menghapus noda makanan di bibirnya.

Aku melihat gerak geriknya, terlihat mencurigakan dan aneh.

"Oh, Yeri, ada sesuatu di ujung mulutmu."

Yeri berpura-pura terkejut, "Oh, benarkah?? Dimana?? Bisakah kau menghapusnya?"

Baru saja Taehyung akan bergerak melakukan sesuatu, salah satu teman Yeri menghapus noda itu dari bibir Yeri.

"Ahh, Yeri kalau makan jorok sekali!! Ihhh!" ucapnya.

Aku bisa melihat amarah Yeri, tapi ia hanya bisa tersenyum. Senyum palsu.

"Uahh, terima kasih, temanku yang baik dan pintar~ Aku akan memberimu sesuatu deh, karena kamu sangaaaat pintar."

"Waahh, benarkah? Kau jarang berbaik hati, jadi akan kuterima hadiah mu nanti."

Aku memutar bola mataku, kenapa dia menganggap itu sebagai pujian tanpa mendengar nada amarah dari kata-kata Yeri???

Apa dia bodoh atau hanya lugu?

"Oh, lihat!! Ada kupu-kupu disana!!" ucapnya, membuat Taehyung berbalik dan mencari kupu-kupu itu.

"Dimana?!?"

Ahh, ya. Jelas keduanya.

Setelah kupikir-pikir, saat aku dibuli, ia tidak pernah ada.

Yang selalu ada hanyalah temannya yang satu lagi.

Uh, siapa namanya?

"Gi, berikan aku sesendok makananmu ya!!" ucap Yeri.

Oh ya! Namanya Seulgi. Hanya Yeri dan Seulgi, oh, dan seorang lagi, tapi bukan anak ini.

Hmmm, aku rasa ia hanya mengikuti perkataan Yeri. Tapi, ia tak sejahat mereka.

Aku lupa siapa namanya.

"Aku sudah selesai makaaann~" ucapnya.

Aku sedikit tersenyum melihat anak itu. Dia mirip Jungkook. Polos dan matanya yang bulat.

Ah! Iya! Tentang Jungkook-

"Noona!!"

-itu dia.

Panjang umur.

Jungkook berlari, dan aku bisa merasakan telinga dan ekornya yang bergerak lucu saat menghampiri kami.

Ia hampir saja melompatiku, jika tidak ditahan oleh Jimin.

Aura manisnya bertebaran dimana-mana, bahkan membuatㅡaku yakin fans Jungkookㅡberbalik dan mulai gemas dengan tingkahnya.

"Noona~ Lagi makan apa?"

Aku juga gemas, dan aku yakin ekornya bergerak ke kiri dan ke kanan saat ini.

"Oh, kau mau coba?"

Dia mengangguk lucu, dan membuka mulutnya.

Aku langsung menyuapi Jungkook, dan dia langsung mengunyah nasi itu.

"Mmm, enak!"

"Oh, kau mau lagi?"

Dia mengangguk, dan membuka mulutnya lagi.

Aku pun menyuapinya dengan senang hati.

"Y/N!! Aku juga mauuu~~"

"Aku juga!!"

Dan di depanku sekarang, tiga (ekor kucing) laki-laki, membuka mulutnya untuk disuapi.

Yah, aku memang tidak makan, tapi melihat mereka makan dengan bahagia dan kenyang, membuatku merasa cukup.

Dan tanpa membuang waktu banyak, nasi goreng ku sudah habis dilahap mereka.

"Sudah kenyang?" tanyaku.

Mereka bertiga mengangguk. Dan aku hanya tersenyum.

"Baguslah. Kalian harus makan yang banyak dan tetap sehat!"

Batuk (palsu) Yeri membuat kami menatapnya. Aku yakin dia merasa tak nyaman.

KRINGGG!

Oh, bel masuk sudah berbunyi.

"Y/N, kami pergi duluan ya!!" Yeri pun berjalan menuju kelasnya, sedangkan aku, Jimin, Taehyung dan Jungkook hanya saling menatap.

"Sebaiknya kita juga masuk ke kelas." ucapku.

Yang lain mengangguk.

Jungkook cemberut. "Padahal aku baru saja ingin main bersama Noona..."

Aku menepuk kepalanya, "Tenanglah, Kookie. Pulang nanti, kita akan bermain bersama. Kau mau?"

"Tentu saja!!" Jungkook pun tersenyum, dan berlari menuju kelasnya. "Sampai jumpa sepulang sekolah!!"

Aku mengangguk, dan seketika, duo ini juga ikut cemberut.

"Y/N hanya sayang pada Jungkookie!"

Taehyung mengangguk-angguk, "Ya! Tidak adil!!"

Aku cemberut, "Kalian itu sama seperti Kookie, sangat penting di hidupku. Jangan pernah berpikir kalau aku menyukai hanya satu dari kalian. Nanti aku akan bermain dengan kalian juga, oke?"

Aku berjalan menuju kelas, dan diikuti oleh kedua laki-laki ini. Tak lupa dengan perkelahian mereka yang hampir tak berujung.

Ahhh... Mereka tak mau berhenti, ya?

Aku rasa pertengkaran kecil mereka yang membuat hubungan mereka lebih dekat dari siapapun.

Aku juga ingin memiliki orang seperti itu...

Hm. Ah lupakan.

Aku harus ke kelas secepatnya.

To Be Continued.

Hai!

Maaf, chapter ini pendek.


Sampai jumpa nanti.

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang