<Chapter Thirteen : Kisses and Hugs...and A Boy?>

13.9K 1.3K 134
                                    

.
.
.
.
.

Aku di kelilingi oleh tujuh kucing yang berubah menjadi pria-pria tampan dan menjadi idaman hampir seluruh wanita di dunia ini.

Mereka bertugas (itulah yang mereka pikirkan) untuk menjaga dan menghibur ku, tapi mereka juga tidak tahu entah sampai kapan.

Mereka tidak tahu apakah mereka akan berubah kembali menjadi kucing, ataukah mereka akan tetap menjadi manusia.

Banyak hal yang sudah kulalui di sekolah ku ini. Aku tak pernah ingin sekolah disana, tapi demi orang tua ku, aku harus bisa. Aku belajar dengan giat demi masuk sekolah itu, dan beruntung sekali diriku saat mendapat kelas elit.

Tapi, orang-orang disana tidak sebaik yang kukira.

Mereka suka menindas yang lemah, dan aku salah satu targetnya.

Sering menghina ku, mem-bully ku, bahkan tidak ragu untuk memakai fisik dan menggangguku.

Aku sempat berpikir kalau aku harus kembali ke orang tua ku, tapi aku telah menghabiskan setengah dari penghasilan mereka demi ke sekolah ini. Bukan hanya setengah sih, tapi semuanya.

Apakah dunia memang kejam seperti ini? Aku sekarang tahu, kalau dunia itu sangat keras dan menuntut banyak. Aku bertahan sampai sekarang, menurutku aku cukup hebat.

"Y/N?" suara Joonie terdengar di sampingku. "Apa yang sedang kau pikirkan?? Kau terlihat serius sekali..."

"Ah, tidak... tidak terlalu penting kok, Joonie." aku mengelus kepalanya, dan aku cukup terkejut dia bersandar di lenganku.

Kami sekarang berada di kamar, Yoongi sedang tidur di kasur, Hoseok dan Seokjin berada di luar entah sedang apa, jadi aku disini bersama Namjoon di lantai.

Aku baru selesai merapikan beberapa barang di sini, jadi itulah mengapa aku berada di dalam kamar ini. Aku tak ingin menganggu mereka lebih lama disini, awalnya. Sampai aku duduk disini dan tak sadar bahwa Namjoon telah duduk di sebelahku.

Aku pikir dia sudah kehilangan sifat kucingnya itu. Tapi, aku harusnya tahu kalau sifat alaminya akan selalu ada. Jinnie saja kadang jika kupancing, sifat naturalnya akan keluar. Mungkin karena dia sangat santai padaku. Atau hanya karena dia bosan.

Dia mendengkur halus, lalu tersenyum padaku, "Y/N, aku suka sekali saat kau mengelus kepalaku! Aku bisa merasakan kelembutan dan kehangatan yang kau berikan!"

Aku tertawa mendengar ucapannya dan melihat lesung pipinya yang muncul dengan jelas di depanku, aku tidak ragu untuk menyentuhnya.

Ia bingung dengan kelakuan ku, tapi aku hanya tersenyum.

"Sering-seringlah tersenyum, Joonie. Kau sangat manis, tahu!"

Dia kembali tersenyum, dan hatiku menjerit karena ia sangat manis!

Bisa-bisa aku akan mati karena diabetes.

Jungkook masuk, dengan matanya yang berkilau dan besar, menatapku dengan jengkel. Tapi aku hanya melihat kucing manis yang mencoba marah.

"Noona... Kita main bersama untuk hari ini, bukan?" dia cemberut. "Kau sudah berjanji..."

Aww dia imut sekali~

Aku berdiri, tak lupa memberi dua lagi tepukan di kepala Namjoon sebelum berdiri, "Aww oke Kookie. Ayo main."

Aku berbalik dan menatap Joonie di lantai, "Aku akan bermain sebentar dengan Kookie, oke? Aku akan segera kembali setelah selesai bermain dengan Kookie."

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang