<Chapter Twenty Nine : Mark Lee.>

9K 917 263
                                    

WARNING!!


.
.
.
.
.


Readers POV

Ah, hidup sangat menyenangkan bukan?

Tolong baca itu dengan penuh sarkasme. Banyak yang telah terjadi belakangan ini, dan aku tidak tahu harus berbuat apa.

Yah, seperti yang kalian tahu, orangtua ku dan saudara ku ada di luar kota, dan mereka masih sering menanyakan kabarku, tak lupa memberi aku uang walau sudah aku bilang kalau aku tidak perlu hal itu.

Aku sudah bisa mencari yang sendiri.

Lalu, aku kembali ke sekolah bersama Jungkook, Taehyung, dan Jimin. Semuanya terasa sangat... aneh.

Dulu aku sendirian berjalan di lorong ini, dicaci maki, dan diberi tatapan benci.

Sekarang aku merasakan lengan seseorang di bahuku, orang-orang ini tersenyum dan menatapku dengan senang.

Di luar sekolah, ada Seokjin yang selalu memberiku uang jajan walau aku punya uang sendiri, Hoseok yang selalu memberiku semangat setiap hari, Namjoon dengan nasihat-nasihatnya yang membantuku menjalani sekolah dan hidup, serta pelukan dan ciuman di dahi dari Yoongi setiap pagi.

Semuanya terasa seperti mimpi. Juga dengan teman kerja ku yang sangat baik hati, Mark.

Entahlah.

Bisa dibilang aku menyukainya? Menurutku dia orang yang keren, dan juga sangat lucu. Dan itu membuatku tertarik padanya.

Inilah yang kusebut dengan hal yang aneh. Banyak waktu yang terlewati, dan aku mulai merasakan sesuatu terhadap sahabatku itu.

Tapi entahlah, aku juga tidak tahu dengan perasaan ini.

Mungkin saja dalam kategori mengagumi, atau bisa juga dalam kategori suka. Aku membutuhkan waktu untuk mengetahui apa maksud dari bahasa hatiku ini.

"Y/N, kau mengkhayal lagi," suara Mark membuatku berbalik ke padanya. "Ada apa? Kau sakit lagi?"

Aku tersenyum mendengarnya, lalu menggeleng. "Tidak, aku hanya memikirkan beberapa hal..."

"Oh..."

Saat ini aku sedang bekerja, dan aku tak percaya kalau sudah waktunya tutup.

Waktu ternyata berjalan dengan cepat ya?

Bos kami sudah pamit pulang duluan, dan memberi aku dan Mark di ruang kerja ini. Hanya tersisa kami berdua yang masih bekerja di kafe ini.

Dia menyuruh ku untuk cepat pulang dan bahkan menyuruh Mark untuk mengantarku pulang.

"Y/N, ayo kuantar kau pulang."

Aku mengangguk.

Dia mengantarku pulang, tapi berbeda dari yang sebelumnya, kali ini dia melaju dengan pelan. Dan setelah tiba di rumah ku, aku pun mengucapkan terima kasih padanya.

"Mark, terima kasih karena sudah mengantarku pulang. Aku sangat bersyukur. Dan juga hari-hari sebelumnya..."

Dia menatapku, lalu mengangguk. "Ya, tak masalah."

Aku melihat wajahnya yang terlihat terganggu. Ia menatap ke arah lain, dan mengernyitkan alisnya, seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Kau ingin mengatakan sesuatu, Mark?"

Dia terlihat terkejut, lalu menatapku.

"Ah, oh. Uh, tidak terlalu penting. Mungkin besok saja."

My Cats! {bts} [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang