ASTA'S | 13

175K 11.3K 38
                                    

Keirel mendelik ketika melihat Nary yang terlihat sok imut didepannya.

Dengan celana jeans, kaos berwarna putih yang ditambah cardigan berwarna peach, rambut yang dikuncir dua yang disampirkan di samping kiri dan kanan bahunya, kacamata berbentuk kotak besar, dan sling bag berwarna putih yang disampirkan di bahu kanannya, Nary tersenyum lebar. "Bagus, kan?"

Cowok itu semakin mendelik tatkala meneliti penampilan kakaknya ini. Kelakuan absurd Nary membuat Keirel berpikir kembali untuk mengajak kakaknya.

Ya gimana ya. Menurut Keirel, kakaknya ini imutnya berlebihan saat berpenampilan seperti ini. Takutnya teman-temannya yang brengsek itu malah menyepik kakaknya. Mana rela dia membiarkan kakaknya dijadikan target baperan teman-temannya.

Keirel berdeham. Mengubah air mukanya menjadi datar. "Gak cocok! Ngapain lo pake kacamata? Dah rabun mata lo?" Nary memperbaiki letak kacamatanya membuat Keirel kembali mendengus.

"Lagian tu rambut kenapa jadi culun gitu?" Omel Keirel lalu langsung menarik karet unyil pada kedua kunciran rambut yang digunakan Nary membuat rambutnya yang dikuncir langsung tergerai. Tak lupa, Keirel mengambil kacamata yang sedikit melorot yang masih bertengger manis pada hidung mancung cewek itu. "Jangan sok imut. Yang ada nanti temen-temen gue jadi ilfeel lagi."

Nary manyun, menabok keras lengan adiknya itu dengan kesal. "Apaan sih lo!! Gue tuh gini karena lo tau gak! Mana ngerti sih lo?!" Kata Nary sewot, tak terima dengan perkataan Keirel.

Melihat kakaknya semakin manyun, Keirel terkekeh sinis. Dia mengangkat satu tangannya lalu mengacak rambut Nary membuat cewek itu berdecak sebal. "Udahlah. Ga usah sok manyun depan gue. Dah waktunya nih. Yok jalan."

Keirel berjalan pergi. Meninggalkan Nary yang menatap punggungnya, berdecih sambil menyisir rambutnya menggunakan jari lalu terkekeh kemudian.

"Sok cool, najis."

***

Nary mengerjap-ngerjapkan matanya. Menatap beberapa orang cowok dihadapannya yang terus berceletuk kasar.

"Njing. Mana tau gue!!!" Ujar salah satu cowok dengan wajah putih mulus bermata sipit itu sedikit sewot.

"Yaiyalah monkey, elu 'kan lagi di ruang BK tai." Jawab teman disebelahnya yang berperawakan tinggi kurus dan berlesung pipi.

Nary bergerak risih dalam duduknya. Merasa tak nyaman disini. Apa lagi dengan ucapan kasar teman-teman adiknya yang membuatnya seketika merasa risih. Jadi begini toh pergaulan Keirel. Sepertinya Nary harus menceramahi adiknya itu saat pulang.

Dan alasan Keirel mengajaknya itu hanyalah bullshit semata. Keirel mengajak Nary agar Mama dan Papa mereka mengijinkannya untuk pergi. Jika tahu begini jadinya, Nary pasti sudah menolaknya mentah. Walaupun di sogok dengan berbagai macam ice cream dan cokelat.

Handphone yang sedari tadi berada digenggamannya bergetar, membuat Nary refleks merunduk. Menatap sebuah pop-up yang muncul di lockscreen miliknya.

Cewek itu mengulum bibirnya. Menahan senyumannya terbit disana. Ia menekan pop-up chat itu lalu memasukkan pin.

Matanya mengerjap pelan. Menatap layar yang sudah menampilkan sebuah room chat.

Nary membasahi bibir bawahnya lalu membalas pesan itu. Pesan yang berasal dari cowok yang selalu membuat bibirnya tak henti-hentinya mengulas senyuman ketika bersama dengan cowok itu atau yang berkaitan dengan cowok itu.

ASTA'S ✓Where stories live. Discover now