ASTA'S | 19

143K 9.7K 77
                                    

"DEK NARY!"

Pekikan nyaring Liel sukses membuat siswa yang berjalan di koridor itu menoleh sambil melayangkan tatapan aneh kearahnya.

Sedangkan nama yang diserukan Liel tadi menoleh bingung. Matanya menyipit ketika melihat keberadaan tiga kakak kelasnya itu.

Nary berjalan mendekat. Ia menatap Asta sekilas lalu beralih menatap Liel.

"Ada apa, Kak?" Tanya Nary langsung.

"Duh, dipanggil 'Kak' jadi deg-degan." Kata Liel sambil memegang dada kirinya. Asta langsung menatap Liel datar. Sedangkan Willi langsung mendengus kesal.

Nary terkekeh pelan. "Bisa aja."

Liel menggaruk tengkuknya lalu berjalan semakin mendekati Nary. Asta yang melihat itu langsung memicingkan matanya tetapi tak berkomentar.

Telapak tangannya ditempatkan disamping mulutnya lalu berbisik pelan. "Pacar lo tadi kepergok sama cewek lain." Bisiknya dengan wajah serius. Nary yang mendengar itu langsung mengernyit dengan mata yang tertuju menatap Asta.

Sebuah hubungan pasti selalu ada tantangan dan masalah yang datang. Tak terkecuali hubungan Nary dan Asta. Masalah yang ada disekitar mereka yang sebenarnya adalah seorang Liel Adipratama.

Pemuda itu sungguh sangat senang menganggu dan mencobai seberapa kuat kepercayaan dan kesetiaan hubungan orang lain. Tak terkecuali pada hubungan asmaranya sendiri.

Dirinya yang suka mendatangkan dan menyebabkan masalah menyebabkan hubungannya dengan sang pacar cepat berakhir. Seperti hubungannya dengan Ela satu tahun yang lalu.

Liel bagaikan sang 'iblis asmara' suka menghancurkan hubungan asmara seseorang. Pernah ia digebukin karena merusak hubungan preman sekolah saat ia masih kelas X disekolah ini. Dengan wajah yang babak belur ia berkata, 'Gue cuman mau ngetes kalian itu beneran setia atau enggak. Ya siapa tau kalian emang gak jodoh. Buang-buang waktu tau gak kalo kalian pacaran eh tapi gak jodoh. Miris!'

"Beneran, Kak?" Tanya Nary dengan wajah yang tak kalah seriusnya dengan nada yang sama seperti Liel. Berbisik.

Liel mengangguk mantap. Membuat Nary lagi-lagi menatap kearah Asta dengan tatapan menelisik. Sedangkan yang ditatap hanya menatap kedua orang yang berdiri tak jauh darinya itu datar. Ia tahu apa yang diperbuat Liel sekarang.

Asta melangkah mendekat lalu menarik kerah belakang seragam Liel menjauh dari Nary. Ia menatap dingin Liel seraya berkata. "Jangan racuni pikiran dia. Dasar setan penghasut."

Mendengar itu Liel bersedekap dada. Ia menaikkan satu alisnya. "Kalo gue setan lo apa? Yaelah. Kan gue ngomongnya fakta, Ta. Mana pernah seorang Liel Adipratama nipu. Ya gak, Ry? Lo percaya kan sama gue?" Tanya Liel sambil menatap Nary penuh harap.

Nary menatap Asta lalu Liel dengan ragu. Ia berdeham pelan sambil tersenyum kikuk. "Kayaknya enggak deh, Kak. Kan gak ada bukti dan lagian aku gak liat Kak Asta sama cewek lain."

Mendengar itu kening Liel berkerut. "Gini nih cewek yang mudah diperdaya dan ketipu sama bualan cowok." Liel menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin. "Dek, denger Kakakmu ini. Jangan terlalu naif. Dunia gak sebaik dan seindah itu." Katanya sedikit dramatis.

Asta mendengus lalu menatap Nary. "Ayo jalan. Tinggalin aja sampah masyarakat kek dia." Katanya acuh tak acuh lalu menarik lengan Nary agar mulai berjalan. Membuat gadis itu menurut.

Liel yang diacuhkan seperti itu menatap nanar kedua punggung yang mulai jauh itu lalu berbalik menatap Willi yang masih setia ditempatnya sedari tadi.

"Yah, Li. Gue gagal kali ini. Padahal tu ya, gue gak pernah gagal. Masa Naㅡ eh, eh ... mau kemana lo!?" Liel memekik pelan ketika melihat Willi yang berbalik dan pergi dari sana.

ASTA'S ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang