Bab 4. Sialan

369K 23.9K 1.6K
                                    

Kevin menggeram. Hendak menerjang kedua orang di depannya. Sedang bercengkerama dengan obrolan yang sepertinya begitu menyenangkan. Citra tersenyum malu-malu, dia dan Jason sedang berjalan beriringan dengan masing-masing buku di tangan.

Seharusnya Citra tidak boleh menunjukkan senyumnya pada siapapun. Kevin langsung emosi di ubun-ubun jika cewek itu menunjukkan sedikit saja wajah senangnya pada yang lain. Dia ingin, Citra hanya bisa diam dengan wajah datar pada orang di sekitarnya.

Kecuali pada dirinya. Citra bebas menunjukkan semua sisi yang dia punya.

"Tenang, Vin!" Romeo menghentikan Kevin. Cowok itu berdecak kesal, menghempaskan tangan Romeo dari tubuhnya, tapi cowok itu tetap menahannya. "Kalau lo beneran cinta sama Citra, jangan gegabah. Lo harus berusaha bikin dia cinta sama elo."

"Gue nggak cinta sama cewek sialan itu, anjing!" Tekan Kevin. "Jangan sembarangan menyimpulkan!"

Kevin paling anti mengakui. Meskipun dia suka, jangan harap mau berbicara pelan-pelan atau meminta agar Citra mau menurutinya. Emosi Kevin meledak-ledak, terutama sejak kenal Citra.

Kevin hanya cowok SMA biasa. Bergaul pada siapa saja dan sesekali melemper lelucon. Tak jarang mengeluarkan suara membahana jika sedang senang. Menunjukkan tingkahnya yang kekanak-kanakan dan sifat bebal.

Dia tidak suka di atur. Paling benci pada siapapun yang kepo pada kehidupannya. Cowok itu sedikit tertutup, paling males membagi masalah terutama curhat bombay.

Tetapi..., semua itu berubah akhir-akhir ini. Lelucon yang biasa dia lontarkan tak pernah terdengar lagi. Mulutnya seakan direkat serapat mungkin. Dia hanya tersenyum tipis, lebih banyak mengeluarkan taring serta makian.

Emosinya tidak pernah lagi terkontrol. Darah remajanya mudah bergejolak dan hati-hati buat yang berada di sekitarnya.

Hanya karena masalah sedikit, semua kena imbasnya.

Bukan hanya orang-orang di sekitarnya, benda mati pun ikut kena makian darinya.

"Dari sikap lo ketahuan banget, Vin. Lo cinta mati sama Citra." Romeo bersikukuh.

"Jangan bacot lo, anjing! Cewek sialan itu nggak pantas dapetin cinta dari gue!"

Kevin paling bawel kalau sudah begini. Teman-temannya menuduhnya caper untuk mendapatkan perhatian dari Citra. Cowok itu langsung mengelak dan balik marah-marah lagi. Menyalahkan mereka semua, menuduh masalah berasal dari teman-temannya.

"Iya, sialan, tapi lo cinta mati. Akui aja, Vin. Jangan ngelakuin hal konyol gini." Romeo berdecak. "Dengan lo menerjang Jason, maka Citra makin benci sama elo!"

"Diam, Romy!! Gue nggak pernah cinta sama dia!" Kevin meninggalkan Romeo. Sama sekali tidak melirik lagi pada Citra dan Jason

Aura Kevin mencengkam, Citra nggak pernah salah menebak cowok itu. Sehingga dimana pun dia berada, Kevin seperti bayangan hitam kasat mata yang terus mengikutinya.

Cewek itu tetap harus waspada, karena meskipun Kevin tetap diam memandang dari kejauhan. Tapi sewaktu-waktu bisa berubah menjadi sangat menyeramkan.

Kevin melaju kencang seperti kesetanan setelah keluar dari pekarangan sekolah. Dia menuju basecamp. Kedua temannya sudah terlebih dahulu di sana, langsung ngacir setelah pulang sekolah.

Kevin mendengar Stef dan Barta tergelak. Mereka sedang memainkan billiard. Cowok itu masuk buru-buru, menepuk bahu Stef lalu menerjang tanpa ampun. Barta berusaha memisahkan keduanya, tapi Kevin malah menerjangnya juga. Meninju dan menendang perut Barta sehingga dia tidak berani melerai lagi.

EX [TERBIT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora